21.

110 7 1
                                    

Betapa sial kedua manusia yang menginap dirumah soomin, Pagi-pagi mereka sudah mau dibawa ke pintu kematian lantaran soomin mengemudikan mobil dengan begitu kencang, Yeon Jo dan Lee di dalam mobil meminta Soomin agar berkendara dengan santai selagi masih ada waktu, Ucapan bagai angin lewat dia mengabaikan perkataan dan mash fokus pada jalan.

"Sunbae, Biarkan aku merasakan pernikahan dulu! --Yeon Jo.

"Kepalaku pusing sekali! Awas mobil di depanmu." --Lee.

Seperti Pembalap handal, Soomin saling menyalip mobil yang menghalangi jalannya. Menggunakan kacamata hitam guna menutupi mata sehabis menangis semalam, Ia tidak ingin di intimidasi oleh Wanita yang menjerit ketakutan di kursi penumpanh belakang, Sesampai tempat tujuan mereka sama-sama keluar, Sementara Yeon Jo dan Lee merasakan pusing dan mengambil jalan yang berbeda untuk ke kamar mandi.

Pergerakan soomin berhenti kala pekikan wanita itu terdengar. Ya~~ Cheon Sa berada di hadapan sambil menyeret tiang dengan cairan infusan yang menggantung di atas. Dia tetap tersenyum kendati di balik kacamata hitam ada tatapan kecewa. Jika tahu akan begini, Ia bisa menolak menjadi dokter dari Cheon Sa.

"Kenapa tidak beristirahat?"

"Aku bosan di dalam, Sekali-kali keluar menghirup udara segar." Jelasnya, Ia melihat sesuatu yang aneh. "Eoh? Kau sakit mata?"

Mengerjap-erjap menyadari kalau ia masih menggunakan kacamata sedikit memalukan, Soomin harus bisa memiliki alasan agar tidak dicurigai. "Nanti ku lepas."

"Biar aku saja."

"Tidak! Maksudku, Ke-Kemarin aku membelinya dan ingin gunakan sampai ke ruanganku." Jelasnya terbata-bata.

"Begitu rupanya." Cheon Sa mengganguk tapi sedikit skeptis.

Maka dari itu, Soomin harus segera pergi keruangan. Semua mata-mata memandangnya dan mengira soomin adalah wanita yang tidak waras menggunakan kacamata di ruangan tertutup. Hal yang tidak inginkan Soomin ketika bertemu Cheon Sa adalah Ia akan menceritakan hubungan manis bersama wonwoo, Walaupun pria itu mengatakan mereka tidak memiliki hubungan apa-apa.

"Kau tahu, Hari ini wonwoo mengucapkan selamat pagi dan mendo'akan kesembuhanku, Rasanya ini takdir agar kita bisa bersama."

Soomin mudah menebaknya.

Dari bawah telapak tangan mengepal keras, Kepalanya menunduk menutupi wajahnya yang sendu, Beberapa detik kemudian ia mendongak kembali.

"Kalau saja kita bertemu lebih dulu, Kupastikan tidak ada pertengkaran."

"Mungkin begitu," Cicit soomin.

Tidak lama suara yang sangat ia kenali memanggil soomin, Pemilik nama pun membalikkan tubuh mendapati mingyu yang menghampiri nya. Pria itu memang semakin sering kemari beralasan membawakan makanan atau yang lainnya. Mingyu tersenyum sumrigah ketika menemukan nya tengah mengobrol bersama Cheon Sa.

"Yak! Soomin--ah, Untuk ada di dalam menggunakan kacamata? Warna nya hitam." Baru datang pun mingyu tidak segan menggodanya.

"Aku membawakan dimsum, Isi perutmu. jangan sampai telat." Himbau Mingyu penuh perhatian, Soomin sangat tidak enak hati takut merepotkan Mingyu.

"Gomawo, Lain kali jangan lakukan itu. Nanti mengira aku yang meminta."

Pria tersebut menyeringai tapi tetap menunjukkan kesan manisnya, "Tidak apa-apa, Aku ingin bertemu denganmu."

Mingyu kemudian melirik sekilas kearah Cheon Sa, Lalu berubah melihat soomin memberikan kode dengan alisnya, "Ini pasien VIP, Jung Cheon Sa. Aku adalah dokternya selama ia dirawat."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang