12.

98 6 0
                                    


"Kamsahamida, Sudah mentraktirku."

"Tidak masalah, Kalau kau mau kesini lagi. Aku bisa mengantarmu." Dohyun berbaik hati menawarkan diri untuk mengantar soomin lain kali kemari. Ditemani cupcake dan cokelat panas sangat pas saat cuaca sangat dingin. Apalagi soomin memakai jaket tebal dibalut syal melingkar dilehernya.

Soomin mengkhawatirkan wonwoo yang sedang syuting cuaca yang bisa membuatnya mengigil, Apa pria itu memakai pakaian tebal? Dan--Apa managernya peka terhadapnya?

"Soomin-ssi."

"Ne?" Sontak melebarkan mata, Mendongak menatap Dohyun yang memanggilnya.

"Menikmati cupcake nya, Kau kue yang lain? Ada pie buah."

"Tidak usah, Ini saja sudah cukup. Lagipula kau mentarktirku. Aku merasa tidak enak."

"Ayolah, Aku tidak merasa begitu." Kemudian pria itu mengangkat tangan. "Permisi, Tolong berikan satu cupcake lagi, Untuk wanita ini."

"Dohyun-ssi, Tidak perlu." Sela soomin melebarkan mata, "Kalau ingin pun, aku akan beli sendiri." Jelasnya.

Mendengus sebal lantaran terlalu baik padanya, Yang ditakuti adalah saat wanita yang dekat dengannya akan dimanfaatin. Pria dihadapannya cuma tersenyum lebar. "Aku mentraktirmu dirimu saja."

Tidak lama datanglah pesanan yang di inginkan dohyun untuk soomin. Waiters itu meletakkan piring dihadapannya.

"Kamsahamida." Ucapnya bersuara lembut.

"Permisi, Boleh aku meminta tanda tanganmu?" Sahut waiters tersebut, mengulurkan pulpen dan kertas kecil. Seketika soomin kebingungan.

"Kau ingin tanda tanganku?" Ia mengulangi pertanyaan yang sama.

"Iya tentu, ini pertama kali, Aku menjadi penggemar kekasih wonwoo oppa. Kau benar-benar cantik." Waiters itu terkesima dengan wajah mulus soomin sebab tidak ada jerawat maupun pori-pori di sudut wajahnya.

Jelas yang terkenal bukanlah dia melainkan wonwoo, Tidak sedikit orang yang mengenalinya bahkan di tempat seperti ini. Mau bagaimana lagi, Akhirnya soomin mengambil pulpen tersebut menekan di kertas putih. Terlihat raut wajah senang terpancar dari waiters itu.

"Kamsahamida, Kuharap hubungan kalian sangat langgeng dan semakin serasi."

"Ahhh....ne." Soomin mengangguk kikuk sambil menyunggikan senyuman.

Sementara Dohyun menatapi interaksi kedua nya, Ia membisu tanpa sebab tidak membuka suara sesaat pelayan tersebut meninggalkan meja yang mereka tempati. "Kau sangat bahagia."

Soomin menautkan kedua alisnya, "Bahagia?"

"Ya, Kau terlihat berbeda. Kau selalu tersenyum saat bekerja. Tidak ada wajah murung yang kuperhatikan belakangan ini." Jelasnya, Dohyun melihat perubahan soomin semenjak kencan dengan wonwoo. Keseharian dirumah sakit--Dohyun perhatikan tanpa dilepas sedikit pun.

"Tidak ada yang berbeda dariku, Semuanya sama saja." Menampik asumsi yang dibuat Dohyun. Menyuapi mulutnya dengan cupcake. Sempat berpikir sejenak---Apa yang beda darinya semua yang ia lakukan sehari-hari sama saja, Mustahil sebab berkencan dengan wonwoo, Ia berubah.

"Yasudah, Jangan dipikirkan. Nikmati cupcake mu." Dohyun mengalihkan pembicaraan mereka, Mungkin ini terlalu kelewatan jika dohyun sampai mengamati hari-hari soomin. Dia mengangkat mug cokelat panas dan menyesapnya perlahan.

"Ayo kuantar pulang."

"Aku tidak bisa, Karena harus pergi ke sekolah yebin." Katanya, Kembali menolak tawaran dohyun dengan beralasan ingin kesekolah Yebin, Tapi dia tidak berbohong pasalnya imo jung menghubungi nya mendapat kabar dari sekolah kalau Yebin dipanggil Guru Konseling.

To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang