MCCP.008

295 29 2
                                    

My Cold
Crown Prince



Di atas ranjang, Hazel menatap ponselnya intens berharap Axel akan menghubunginya. Jujur saja, Hazel sedikit kesal dengan sikap pemuda itu. Bahkan, ia yang berinisiatif meminta nomor Axel terlebih dahulu karena pemuda itu tak menunjukkan tanda-tanda untuk memintanya.

Sejujurnya Hazel malu, namun jika ia tidak memulainya, kapan lagi mereka bisa menjadi lebih dekat?.

Bolak-balik menghidupkan ponsel namun tiada satu notifikasin pun yang masuk, ingin menghubungi lebih dulu namun ia gengsi.

"Hahhh.... Terserahlah...." Hazel menaruh asal ponselnya.

"Awas saja, aku tidak akan mengajaknya bicara jika sampai besok pagi dia tak menghubungiku" gumam Hazel seraya memejamkan mata memaksakan diri untuk tidur.

Pagi harinya, hal yang sama terulang kembali. Lagi dan lagi, atensi Hazel hanya tertuju pada sebuah benda pipih berbentuk persegi yang tidak bernyawa itu. Saat bangun tidur tadi, dia sudah mengeceknya berharap jika Axel menghubunginya. Namun nihil, ponselnya bahkan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan.

Berdiri di depan cermin yang memantulkan sosoknya, Hazel meniti penampilannya sekali lagi. Memoles bibir pinknya dengan lipbalm berwarna peach, membuat penampilan Hazel terlihat segar. Dia mengenakan kemeja Oversize berwarna denim yang bagian depannya ia masukkan ke dalam kulot jeans berwarna softblue, serta sneakers putih yang menyempurnakan penampilannya. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai, anak-anak rambut yang sedikit berantakan di bagian depan pun ia rapikan.

"Perfect..." pujinya pada diri sendiri, dia segera mengambil tas kemudian memasukkan ponselnya lalu segera turun untuk sarapan bersama mama dan papanya.

Buru-buru Hazel mengambil roti dengan selai coklat di atas piring yang sudah di siapkan oleh sang mama. Melahapnya dengan terburu-buru, hingga membuatnya di tegur oleh Mama Yuna.

"Sayang, kalo makan jangan sambil berdiri gitu!. Duduk dulu, ihh...!!!!" Hazel tertawa tanpa dosa membalas teguran Mama Yuna.

"Maaf Ma, gak keburu. Ini Hazel bisa telat, belum lagi di jalan macet" menelan roti dalam mulutnya bulat-bulat, Hazel menyambar susu hangat di sebelahnya. Menenggaknya sampai habis, lalu segera beranjak keluar sembari berpamitan pada kedua orang tuanya.

Sesampainya di luar, Hazel melirik jam yang melingkar indah di pergelangan tangannya. "Bisa telat beneran nih kayaknya" gumamnya, buru-buru dia mengeluarkan motor matic kesayangannya dari garasi, Hazel bukanlah pengendara yang handal, jadi dia harus berangkat jauh lebih awal karena cara mengemudi nya yang pelan.

Baru saja hendak menaiki motor matic nya, bel dari pintu gerbang rumahnya berbunyi. Tidak hanya sekali, namun berbunyi berkali-kali.

"Astaga, siapa sih?. Gak tau orang lagi buru-buru aja" gerutu Hazel, dia turun dari motor kemudian berjalan untuk membuka gerbang.

SRAAAKKKK....

JENG!

"Good morning pretty..." Hazel membeku di tempatnya, di tatapnya pemuda yang sedang tersenyum di depannya.

"Astaga... . Ganteng banget sih" Hazel membatin, tidak bosan memandangi pemuda tampan di depannya itu. "Bahkan matanya pun tersenyum kepadaku....".

[√] My Cold Crown Prince || NOMINDonde viven las historias. Descúbrelo ahora