MCCP.009

262 23 0
                                    

My Cold
Crown Prince



Motor berbody hitam itu melaju membelah jalanan kota yang senggang. Sore yang biasanya di padati oleh kendaraan bermotor, entah kenapa hari ini lebih lenggang dan damai. Rasanya seperti, jalanan ini mendukung mereka menikmati suasana sore bersama.

Seperti biasa, Axel tidak langsung mengantarkan Hazel pulang kerumahnya. Pemuda tampan itu, menghentikan laju motornya di taman kota yang setiap sore selalu ramai oleh pengunjung serta banyak pedangang yang menjual berbagai macam jajanan.

Kali ini, stand telur gulung menjadi tujuan Axel. Menurut informasi yang ia dapat dari Rosetta, akhir-akhir ini Hazel ingin sekali makan telur gulung namun dia tidak tahu di mana tempat telur gulung yang enak. Axel segera memesan dua porsi telur gulung, satu porsinya berisi 5 buah. Cukup murah mengingat biaya hidup di kota ini terbilang mahal.

Sembari menunggu pesanannya di buat, Axel mengajak Hazel berkeliling mencari jajanan lain serta mencari minuman yang enak.

Waktu berjalan cepat sekali, tak terasa hari sudah petang. Keduanya pun memutuskan untuk segera pulang.

Ribuan bintang di langit menemani perjalanan mereka, hembusan angin malam yang terasa samar-samar mampu menyejukkan hati dua sejoli tersebut. Untaian perasaan cinta yang mulai terjalin, kian menguat seiring waktu yang mereka lalui bersama. Benang merah yang semula kusut, perlahan terurai merangkul perasaan cinta yang sedang bertumbuh.

Hazel menengadahkan kepalanya, di lihatnya bulan purnama yang perlahan naik menuju singgasananya menggantikan peran sang surya. Jika Rembulan dan Matahari saling mencintai, maka pengorbanan merekalah yang benar-benar tragis. Bagaimana tidak, keduanya tidak akan bisa berjalan bersama. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar sang rembulan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Keduanya beredar di garis edarnya masing-masing.

Sedari tadi, Axel terus memperhatikan Hazel lewat kaca spion. Bagaimana gadis itu tersenyum sembari melihat ke angkasa, tidak pernah luput dari perhatiannya.

“Apakah itu cantik?” tanya Axel memecah kesunyian.

Masih melihat ke atas, Hazel menjawab senang. “Eum, cantik sekali” ujarnya, “Sayang sekali kau tidak bisa melihatnya” lanjutnya menyayangkan. Jika Axel turut melihat ke atas, bisa saja mereka akan berakhir menabrak kendaraan lain di depan mereka. Memikirkannya saja Hazel tidak mau.

“Kau tahu apa yang lebih cantik lagi?” tanyanya lagi sukses merebut perhatian Hazel, Hazel yang semula hanya fokus pada bintang-bintang serta rembulan, kini telah mengalihkan perhatiannya pada kaca spion yang memantulkan wajah tampan Axel yang sedang tersenyum.

“Memangnya ada yang seperti itu?” tanya Hazel tidak yakin.

“Tentu ada” jawab Axel cepat, dia tertawa senang memperhatikan raut penuh tanya yang Hazel tunjukkan.

“Dimana?” tanya Hazel mulai penasaran.

“Di sini” jawaban itu sukses membuat Hazel mengerutksn keningnya, “Dia sedang duduk di belakangku?” lanjutnya membuat Hazel tersipu.

Blussshhhh....

“Gawat, jantungku seperti akan meledak” batin Hazel berteriak.

[√] My Cold Crown Prince || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang