MCCP.023

227 18 0
                                    

My Cold
Crown Prince


Di dalam kamar yang sunyi, Rosetta nampak gelisah. Ia yang baru pulang dari menjenguk sang ayah di penjara seorang diri begitu terbebani akan permohonan sang ayah yang meminta untuk di pertemukan dengan Hazel. Mengingat apa yang sudah ayahnya lakukan, Rosetta tak mungkin meminta Hazel untuk menemuinya. Rosetta masih tahu batasan, dan dia tak se egois itu untuk membuat sang sahabat kembali berhadapan dengan lukanya dahulu.

Hazel yang baru saja masuk kamar di buat bingung akan tingkah Rosetta yang malam ini menjadi sosok pendiam, benar-benar berbeda dari dirinya yang biasanya.

“Rose” panggil Hazel pelan, namun tak mendapatkan respon dari sang empu.

“Rosetta...” sekali lagi Hazel memanggil, namun hasil yang sama ia dapatkan. Rosetta masih belum bergeming, terlalu larut akan pikirannya sendiri.

“Rosetta Ameira Seraphina!!!!” panggil Hazel lagi sedikit berteriak membuat sang empu berjengit kaget kemudian menoleh ke arah sumber suara.

“Astaga, di panggilin dari tadi diem aja. Mikirin apa sih neng?” geram Hazel sembari mendudukkan tubuhnya di samping Rosetta, mereka kini menjadi teman sekamar lagi.

Tak menjawab, Rosetta memeluk Hazel secara tiba-tiba sembari terus menggumamkan kata maaf.

“Maafkan aku, maafkan aku....”

Hazel begitu khawatir, dia pun mencoba menenangkan gadis itu. “Hey, ada apa? Apa yang membuat kamu seperti ini?. Ayo ceritakan padaku!” tuturnya lembut, sembari menepuk-nepuk pelan punggung Rosetta.

Rosetta menarik napas panjang, detik berikutnya ia pun mulai menceritakan perihal amanat dari ayahnya. Rosetta sebenarnya merasa tidak enak, namun jika tak menyampaikannya, hal itu akan membuatnya terus kepikiran.

Hazel tak langsung menjawab, ia nampak menimbang-nimbang perkataan Rosetta mengenai ayahnya. Rosetta sendiri tak berharap banyak, dia pun tak ingin Hazel memenuhi permintaan ayahnya tersebut. Tidak ada orang yang akan senang untuk menghadapi luka lamanya.

Setelah cukup lama berfikir, Hazel akhirnya setuju. Dengan syarat, ia akan di temani oleh Axel.

Mendengar itu, Rosetta sangat senang. Dia sama sekali tidak keberatan walaupun Hazel mengajak Axel, bahkan hal itu lebih baik dari pada Hazel menemui ayahnya seorang diri.

Setelah itu, merekapun memutuskan untuk tidur demi menyambut hari baru esok hari yang di harapkan akan menjadi hari yang lebih baik dari hari ini.

My Cold Crown Prince

Tengah hari, Hazel di temani Axel telah sampai di penjara tempat ayah Rosetta di tahan. Mereka memutuskan datang setelah menyelesaikan kuliah pagi, keduanya pun penasaran apa yang sebenarnya di inginkan oleh ayah Rosetta hingga menyuruhnya datang.

Begitu mengutarakan maksud dan tujuannya datang ke sana, keduanya segera di antar menuju ruang kunjungan. Keduanya di minta menunggu selama beberapa saat, lima menit mereka menunggu, ayah Rosetta akhirnya datang.

Begitu memasuki ruangan, ayah Rosetta di kejutkan dengan kehadiran Axel. Namun, ia tak ambil pusing.

“Jadi, untuk apa kau ingin menemuinya?” tanya Axel tak sabaran, bahkan ayah Rosetta baru saja duduk di tempatnya.

Ayah Rosetta menatap penuh penyesalan pada keduanya, dia bermaksud meminta maaf pada keduanya dengan tulus.

“Aku tahu, aku sudah sangat jahat di masa lalu” lirih Jonathan nampak menyesal, “Terlebih padamu, Hazel”.

[√] My Cold Crown Prince || NOMINNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ