MCCP.011

224 23 0
                                    

My Cold
Crown Prince

Sudah beberapa hari, Axel tidak bisa tidur nyenyak. Mimpi yang sama terus berulang, dan sampai detik ini, dia belum tahu siapa itu Adelaide. Karena terus memimpikan hal yang sama setiap malam, Axel mulai berpikir, apakah mimpi itu memang nyata adanya. Dan jika benar, apakah dirinya benar-benar pernah hidup dalam masa kerajaan. Lalu, apa yang membuatnya memimpikan hal itu sekarang. Selama hampir dua puluh tahun, ia hanya hidup dengan selalu mengikuti perintah.

Selain mimpi yang memusingkan, perjodohannya dengan Carissa semakin membuatnya sakit kepala. Axel sudah seringkali berbicara pada kakeknya untuk membatalkan perjodohan itu, namun sang kakek tetap bersikeras dengan dalih tidak ada keluarga yang mampu bersanding dengan mereka selain keluarga Carissa yang merupakan sepupu jauhnya. Dalam dunia orang kaya, menikah antar sepupu adalah hal lumrah untuk mempertahankan kekayaan yang mereka miliki dan menguatkan pondasi mereka dalam kehidupan konglomerat.

Setiap hari, banyak sekali hal yang harus Axel lakukan hingga dirinya tidak bisa bertemu dengan Hazel meski di kampus sekalipun. Karena itulah, hari ini dia pergi ke rumah Hazel. Kesempatan ini tidak akan ia sia-siakan karena sang kakek akan pergi ke luar kota untuk beberapa urusan. Sejak hari itu, sang kakek memang memutuskan untuk tinggal bersama Axel. Selain untuk mengawasinya, sang kakek tidak ingin Axel berhubungan dengan Hazel lagi.

Mengenakan kaos dengan kemeja sebagai luaran di padu celana jeans gombrong serta sepatu hitam, Axel sudah berdiri di depan pintu rumah Hazel. Sedari di pintu gerbang tadi, ia sudah hendak memencet bel namun ia urungkan dan memilih untuk masuk sendiri ke dalam karena posisi gerbang tidak terkunci.

Tok... Tok... Tok...

Axel mengetuk pintu bercat coklat itu beberapa kali, samar-samar ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat.

Ceklek...

Dapat Axel lihat, Hazel yang hanya mengenakan kaos putih oblong dengan bawahan berupa celana pendek berdiri di tengah pintu. Axel begitu merindukannya, rindu semua yang ada pada diri Hazel.

Tak berpikir panjang, Axel memeluk Hazel yang kini berdiri mematung di tempatnya. Mungkin gadis itu sedang terkejut.

“Biarkan seperti ini sebentar, aku sedang men-charge energy” tuturnya menyamankan posisi kepalanya di perpotongan leher Hazel. Hazel hanya menurut, dia pun membalas pelukan Axel dan beberapa kali membelai lembut surai hitam pemuda itu.

My Cold Crown Prince

Hazel duduk bersantai bersama para tamunya, tentunya bersama Rosetta yang kini tinggal bersamanya. Tak perlu bertanya, tamu-tamu itu tidak lain adalah Matteo dan juga Axel yang baru saja tiba.

Karena hari libur, mereka pun membuat rencana untuk menikmati hari libur mereka. Matteo mengusulkan agar mereka pergi ke Perpustakaan Kota, sejujurnya dia ingin membaca buku sejarah di masa lalu. Barangkali kisah tentang dirinya akan di muat di sana. Namun, usulan itu di tentang dengan keras oleh Rosetta. Dia tidak mau di hari liburnya, harus bertemu dengan buku-buku lagi. Rosetta pun mengusulkan pergi ke Timezone, dia ingin bermain di sana.

Axel dan Hazel nampak berpandangan, keduanya tidak mengusulkan apapun. Saat Matteo akhirnya menyetujui usulan Rosetta, merekapun setuju. Alhasil, Timezone menjadi tujuan destinasi mereka hari ini.

Mereka berempat pergi menggunakan mobil Matteo, Matteo yang menyetir dengan Rosetta yang duduk di sisi kirinya. Sedangkan Axel dan Hazel duduk di kursi belakang.

[√] My Cold Crown Prince || NOMINWhere stories live. Discover now