MCCP.013

197 20 0
                                    

My Cold
Crown Prince



Hazel sudah tiba di depan Apartement milik Rosetta, dia segera membunyikan bel dengan perasaan berkecamuk yang tak ia ketahui apa penyebabnya. Sepanjang perjalanan, perasaannya tidak enak.

Beberapa saat kemudian, pintu itu terbuka. Sosok Rosetta dengan senyum cerahnya menyambutnya penuh kegembiraan. Bisa ia rasakan bagaimana perasaan Rosetta saat ini, terlihat sekali bahwa ia sangat merindukan ayahnya.

“Ayok masuk!” ajaknya menarik lengan Hazel sedikit terburu-buru.

Hazel mengagumi setiap jengkal dari Apartement yang Rosetta tempati, Apartement mewah bergaya eropa dengan di dominasi hiasan yang terbuat dari kaca semakin menambah keglamorannya.

“Duduklah...!!!” titahnya, Hazel pun duduk di sebuah sofa panjang yang ada di ruangan itu. “Ku panggilkan Daddy ku dulu, ya!” Rosetta melenggang pergi dengan terburu-buru untuk memanggil ayahnya. Lihatlah betapa antusiasnya gadis hitam manis tersebut.

“Selamat datang...”

DEG!

Sebuah sapaan dari suara yang begitu familiar mengetuk gendang telinganya, tanpa pikir panjang Hazel pun berbalik untuk melihat sosok itu. Begitu retinanya menangkap sosok itu, Hazel di buat membeku mendapati siapa yang kini tengah berjalan ke arahnya.

“Benar yang di katakan putriku, sahabatnya ini adalah gadis yang sangat cantik” sembari mendudukkan tubuhnya di kursi sofa yang berhadapan dengan Hazel, sosok itu tersenyum. Lebih tepatnya, senyuman itu terlihat seperti seringaian di mata Hazel.

“Sayang, buatkan minuman serta bawakan camilan untuk temanmu!” titah sosok itu pada Rosetta yang buru-buru berlari menuju ke dapur.

Perasaan Hazel saat ini tidak karuan, dia takut jika sosok di depannya akan mengenalinya sebagai orang lain. Dalam hati kecilnya, dia berdo'a supaya sosok itu tidak mengingat kehidupan pertamanya.

“Senang bertemu lagi denganmu, Adelaide....”

DEG

Hazel membeku, dunianya seolah runtuh. Sosok yang begitu ia takuti, sosok yang menjadi penyebab kehancuran hidupnya ada di depannya saat ini. Terlebih, sosok itu adalah ayah dari sang sahabat. Hazel tidak tahu bagaimana menjelaskannya, yang pasti nuraninya melarangnya dekat-dekat dengan sosok itu.

“A-apa maksud anda?, nama saya Hazel. Hazell Florencia Oceane” memberanikan diri, Hazel memperkenalkan dirinya menggunakan nama lengkapnya.

Sosok itu tertawa kecil sembari memainkan jari-jarinya, “Kau tidak dendam padaku?” tanyanya tidak mempedulikan perkenalan diri Hazel. “Aku sudah membuat keluargamu di hukum, sudah pasti kau membenciku bukan?” tanyanya lagi seraya menyeringai.

Hazel mulai gemetar, dalam hatinya ia ingin Rosetta cepat datang untuk mengakhiri pembicaraan ini.

“Kau tidak penasaran bagaimana akhir hidupku di sana?” tanyanya lagi. “Aku mati karena si Ethan sialan itu” ujarnya nampak emosi, “Jika akan di hukum mati, seharusnya dia mati sendiri saja”.

[√] My Cold Crown Prince || NOMINWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu