MCCP.014

214 22 0
                                    

My Cold
Crow Prince



Mendapat sebuah pesan dari Matteo, membuat Hazel terburu-buru untuk membukanya takut jika ada hal penting yang mendesak. Karena akhir-akhir ini, obrolan mereka hanya membahas hal-hal penting tentang kemungkinan-kemingkinan yang membuat mereka dapat terlahir kembali dengan membawa ingatan masa lalu mereka.

Hazel amat terkejut begitu membuka pesan tersebut. Sebuah pesan berisi foto Matteo yang tak sadarkan diri dengan bersimbah darah membuat Hazel tak bisa berfikir jernih sesaat.

Mengembalikan kesadarannya, Hazel segera meminta bantuan pada Jaffran yang kebetulan sedang ada di rumahnya menengok Jihan.

“Bang Jaffran, tolong hubungi polisi!. Setelah itu, datang ke lokasi yang akan ku kirimkan” ujar Hazel tergesa-gesa membuat keduanya bingung. “Tolong cepatlah, kita tidak punya banyak waktu. Kak Matteo dalam bahaya”.

Mendengar itu, keduanya pun bergegas melakukan instruksi dari Hazel. Hazel sendiri sedang bersiap menuju lokasi penyekapan Matteo. Sebelumnya, keduanya saling mengunduh aplikasi pelacak jikalau salah satu di antara mereka jatuh dalam bahaya. Selain itu, Hazel sudah membeli beberapa alat pertahanan diri seperti semprotan merica serta sebuah belati kecil yang dapat ia bawa kemana-mana.

Begitu semuanya siap, Hazel pun segera menuju ke lokasi. Takut jika dirinya terlambat, Matteo akan semakin dalam bahaya.

Setelah menempuh 20 menit perjalanan, Hazel akhirnya sampai. Dia segera mengirim lokasinya pada Jaffran yang akan datang bersama polisi untuk menyelamatkannya. Yang bisa Hazel lakukan saat ini adalah berdo'a, meminta keselamatan atas dirinya dan juga Matteo.

Dengan memberanikan diri, Hazel segera memasuki gedung terbengkalai tersebut. Dengan langkah perlahan, Hazel berusaha masuk semakin dalam tak ingin jika suara langkah kakinya di sadari oleh Jonathan. Jika dia tak berhati-hati, bukannya menyelamatkan Matteo, dia justru akan menambah jumlah korban.

Sayup-sayup ia dengar suara besi yang beradu dengan sesuatu, cepat-cepat Hazel menuju sumber suara. Dan benar sekali, dia melihat sosok Jonathan sedang memukul-mukul lantai menggunakan tongkat bisbol bernoda darah yang kemungkinan di gunakan untuk memukul Matteo.

Hazel menghela nafas panjang menenangkan diri, jantungnya berdegup kencang takut jika sesuatu yang buruk akan menimpa dirinya dan juga Matteo.

Tiba-tiba Jonathan terkekeh membuat Hazel menghentikan langkahnya. “Mengapa orang-orang baik itu selalu bodoh?” Jonathan pun beranjak dari tempatnya. “Kau tidak berpikir aku tidak akan menyadari keberadaanmu bukan?” Jonathan tertawa meremehkan. “Pikiranmu naif sekali”.

Tak bisa bersembunyi lagi, Hazel pun berjalan mendekat. Belum sempat ia sampai di depan Matteo, Jonathan telah lebih dulu menyerangnya. Jonathan menarik rambut Hazel kuat-kuat kemudian mendorongnya ke arah tembok dengan keras hingga membuat kepala Hazel terbentur.

Pandangan Hazel sedikit kabur, kepalanya pun terasa sakit akibat serangan dari Jonathan. Hazel meraba-raba isi tasnya untuk mengambil belati kecil serta semprotan mericanya. Begitu semprotan itu telah ia dapat, ia segera menyeprotnya ke arah Jonathan yang akan kembali menyerang.

Semprotan itu tepat mengenai mata Jonathan, dia pun menggunakan kedua tangannya untuk menghalau rasa perih yang tidak akan hilang dengan cepat. Kesempatan itu, Hazel gunakan untuk menggunakan belatinya. Dia melukai punggung tangan Jonathan menggunakan ujung belatinya yang tajam. Meski lukanya tak terlalu dalam, itu cukup untuk membuat Jonathan kesakitan.

[√] My Cold Crown Prince || NOMINWhere stories live. Discover now