[[S1]] CHAPTER 6

1.2K 71 1
                                    


Pintu kamar mandi terbuka dengan suara decit samar, menampakkan seseorang dari baliknya. Yoo Jonghyuk keluar dari sana dengan stelan yang sedikit berbeda. Mantel 'Infinite Dimensional Cloak' masih membalut tubuh tegapnya dengan apik. Harness masih tetap terpasang seperti biasa. Sepatu boots berleher tinggi masih tetap mengkilap dan licin. Namun mendapati sosok itu mengenakan kemeja hitam alih-alih turtleneck ketat di balik mantel hitamnya sangat jarang ditemui. Kemeja pemberian sang adik sebagai hadiah ulang tahunnya yang memang sengaja ia bawa di dalam kantung Mantel Dimensi Tak terbatas miliknya.

Toh, ia tak membawa pakaian lain. Dan juga ia tak mungkin keluar dengan pakaian basah karena air dan "mani" Pria lain yang menempel di kaosnya bukan?

Mata hitam yang menyorot dingin mematri pada sosok yang tertidur di atas ranjang. Menghadap ke arahnya dalam keadaan telanjang dan hanya tertutup selimut sebahu tebal. Yoo Jonghyuk lantas membuang muka dan berjalan melewatinya dengan wajah begitu acuh. Ingin segera keluar dari kamar itu.

Namun wajah Stoic itu bergetar. Sesuatu terus saja mengusik perasaannya. Ketika tangan telah sampai pada gagang pintu, ia tak segera menariknya turun. Wajah mengeras itu tampak mengalami sedikit perubahan.

"Tch--!"

Mendecak. Yoo Jonghyuk akhirnya berbalik kembali dan mendekati Kim Dokja yang masih tak sadarkan diri di atas ranjang.

"Kim Dokja."

Yoo Jonghyuk sudah menduga bahwa pria bermarga Kim itu takkan memberikan respons. Sosok itu tetap diam, mendengkur halus dengan wajah polos manisnya. Menutup mata dengan penuh kantuk dan tak terusik oleh panggilan Yoo Jonghyuk sedikitpun. Guratan kehitaman di kantung mata bagian bawah membuat sosoknya tampak sedikit suram. Alis panjang itu melengkung dengan garis kelelahan yang dapat ditebak.

Lelah setelah semalaman 'bertempur' di atas ranjang dan berakhir pingsan kedua kalinya. Karena itu Kim Dokja tertidur hingga seperti ini.

Wajah itu tampak pucat dan Yoo Jonghyuk sedikit tersentak ketika menggerakkan jemarinya menyentuh pipi gembil itu.

Dingin.

Dengan segera ia berjalan ke arah almari dan menyambar pakaian seadanya. Meletakkannya di samping Kim Dokja dan mulai memakaikannya pakaian yang layak. Dengan gerakan lembut sebisa mungkin-- walau tetap berkesan kasar karena memang sudah tabiatnya-- Yoo Jonghyuk dengan telaten memakaikan kemeja putih bersih yang sedikit kebesaran dan bahkan celana pada Kim Dokja. Sempat merasa tergelitik ketika melihat bercak-bercak kemerahan yang terpampang di sekujur kulit pucat itu. Membekas dengan begitu jelas seperti noda merah pada kanvas putih yang indah.

Tanda yang ia tinggalkan dari Pergulatan semalam.

Ia bahkan baru sadar jika bercak-bercak kemerahan itu membekas di kulit Kim Dokja begitu banyaknya. Meninggalkan bukti nyata akan seberapa panas dan nikmat nya ketika Bergumul dan memasuki pria itu terus-menerus. Meninggalkan banyak Kissmark yang takkan memudar dalam waktu dekat.

Tunggu. Ia bahkan tak pernah melakukan hal seperti ini di regressi sebelumnya. Maksudnya-- ketika orientasinya bahkan masih Normal.

Ia tak pernah melakukan Seks segila itu. Sampai lawan mainnya pingsan karena mengikuti permainannya yang penuh tuntutan. Bahkan ketika ia mencoba 'membantu' Kim dokja untuk mengeluarkan sisa cairan yang masih tertinggal di dalam, Ia kembali mengeras dan harus melakukan hal memalukan di usianya hanya untuk menenangkan sesuatu di balik celananya yang gelisah dan membesar.

KISS ME, LIARWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu