[[S1]] CHAPTER 12.1

632 48 0
                                    

[[Kiss Me, Liar 12.1]]

Jemari anggun bergerak dalam tempo yang konstan, mengetuk-ngetuk lengan singgasana berukiran tua dalam nada hampa. Menimbulkan kesan meremangkan di tengah-tengah ketenangan yang menakutkan. Seakan sedikit gerakan atau jentikan jarinya bahkan dapat dengan mudah menghempaskan sebuah dunia beserta seluruh isinya. Bagaikan sebuah bencana yang tak dapat didefinisikan bahkan oleh berbagai untaian kata dalam sebuah Novel membosankan. Bibir yang terbentuk dengan begitu sempurna tampak melengkung dengan garis yang tak dapat dideskripsikan. Terbingkai pada wajah yang separuhnya tertutup oleh tirai hitam dalam kesan yang terkaburkan. Dihiasi gemerlap-gemerlap semu bagaikan rasi bintang mini yang sekarat. Seakan tak membiarkan orang lain menebak apa yang ada di dalam pikirannya.

Sesuatu terpantul dengan aneh di baliknya. 'The Sage Eye' yang menyorot dengan warna keemasan dalam. Memantulkan kilasan cahaya aneh yang membawa kesan dingin dipenuh intimidasi murni. Mata dari seorang pria yang telah melalui ribuan putaran kehidupan dan mencapai akhir dari semua keputusasaan. Mata dari seorang pria yang tak pernah sekalipun merasakan keadilan dan kebahagiaan.

Mata... Dari seorang pria yang paling tahu kedalaman dari rasa kesepian dan dendam yang dilimpahkan oleh dunia padanya.

[["Bodoh."]]

Satu kata dalam nada suara sedingin samudra terdalam merebak ke sekitarnya. Menimbulkan percikan-percikan bunga api yang memecahkan sebuah vas bunga kecil. Turut serta menjalar ke sekitar hingga sampai menggores ke dinding. Namun sosok itu sama sekali tak mempedulikan apa yang diakibatkan oleh pelepasan probabilitas yang cukup mengejutkan. Mata itu sama sekali tak melepaskan fokus pada monitor mengambang yang terpampang di hadapannya. Menampakkan gambaran seorang pria dalam balutan pakaian serba hitam dan pria lain dalam balutan mantel putih yang saling berhadapan karena terlibat argumen kecil.

Lalu sebuah gambar ketika pria serba hitam keluar dari sebuah dungeon sembari menggenggam dua buah botol kaca mini di tangannya.

"Bukankah 'Ke-3' sudah menyimpang terlalu jauh? "

Pria itu tak perlu menoleh hanya untuk menemukan nomor '999' yang menempel di bajunya turut serta menatap ke arah monitor yang sama dengannya.

[["Bahkan kalaupun 'ia' membuat perubahan, kesalahn 'bodoh' seperti ini tak diperlukan"]]

"Apakah anda ingin mengujinya?"

Tep-- Ketukan pada lengan kayu terhenti. Sosok itu tampak terdiam sejenak seakan tengah membuat suatu keputusan. Hingga akhirnya ia kembali angkat bicara,

[["Aku takkan melakukannya. Tapi--"]], pemilik nomor '999' tampak merasakan suatu letupan asing tatkala sosok itu menarik sedikit sudut bibirnya yang tak pernah sekalipun menunjukkan emosi lain,

Seakan... Sosok itu tertarik seperti seorang anak kecil.

[["--aku takkan membiarkan 'Boneka dari Mimpi yang Tertua' melukai 'Bonekaku'"]]

'999' membuat gerik aneh,

"Itu memerlukan bayaran besar atas badai probabilitas yang akan Anda dapatkan."

[["Satu atau dua jariku, itu tak masalah."]]

Tangan dalam balutan handshock kulit hitam menggantung di udara, tampak seakan membelai wajah seorang pria yang tak sadarkan diri di atas ranjang pasien dengan keadaan yang begitu buruk. Mengikuti garis wajahnya yang sedang dan berhenti di bibirnya.

[["Karena suatu saat, dia akan menjadi milikku, wahai pemilik 'Dinding Terakhir.']]

Saat itu, '999' tampak mengeratkan genggamannya pada 'Mini-Dark Heavenly Demon Sword' yang terselempang di ikat pinggangnya.

>>>>>>>>>>>>[[KissMeLiar12.1]]<<<<<<<<<<<


KISS ME, LIARWhere stories live. Discover now