[[S1]] CHAPTER 10

1.4K 64 0
                                    


Langkah kaki yang sedikit tergesa terdengar keras di dalam koridor panjang remang-remang. Menggema, membawa rasa suram yang tak mengenakkan. Keheningan yang terjadi di sekitar tak dapat di tampik mengingat jarum jam sudah menunjukkan pukul tengah malam. Namun wanita itu bahkan tak merasa ingin terlelap. Kepala yang seharusnya sudah mulai dimanjakan dengan istirahat yang lelap justru dipenuhi oleh banyak sekali hal-hal yang masih tak dapat dipercayainya. Hal-hal yang terus saja mengganggunya hingga ikut sakit kepala. Membuat kantuk tersingkir dan enggan merasuk sama sekali.

Hal-hal yang seharusnya tak pernah terjadi itu.

Mencoba untuk berpikir positif. Menganggap apa yang didengar sebelumnya itu mungkin hanya informasi manipulatif yang sengaja dikatakan oleh sosok itu untuk memancing reaksinya. Mengingat dengan baik seperti apa 'sifat asli' dari orang itu yangmemang sangat suka menjahili inkarnasi bahkan 'Constellasi' lain. Akan tetapi segala perasaan tak mengenakkan yang terus menghantuinya membuat pikiran-pikiran positif itu bagai tersapu begitu saja.

Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya dengan pasti.

Tap

Satu langkah yang lebih keras lagi, dan kemudian ia berhenti. Tepat ketika dirinya melihat seseorang yang dikenali tengah bersandar di dekat sebuah pintu bercat coklat. Seakan tengah menunggu kedatangan seseorang,

"Han Sooyoung-ssi, anda belum tidur?"

Han Sooyoung merasakan keanehan dari pertanyaan itu, lantas melempar pertanyaan yang sama, "Kau sendiri kenapa masih berada di sini, Lee Seolhwa?"

"Aku baru selesai melakukan pengecekan terakhir pada Kim Dokja-ssi."

"Di jam ini? Sepertinya kau sangat cocok menjadi dokter pribadinya huh?"

Lee Seolhwa dapat merasakan sedikit nada sarkas dari kalimat itu, namun ia tak terlihat tersinggung sama sekali. Han Sooyoung ganti bertanya, "Apakah Kim Dokja masih terjaga?"

Wajah itu berkedut. Han Sooyoung melihat matanya bergulir ke arah pintu bercat coklat sebelum akhirnya kembali kepadanya, "Kim Dokja-ssi mungkin sudah terlelap. Dia membutuhkan banyak istirahat untuk memulihkan diri. Apakah Han Sooyoung-ssi ada urusan mendesak dengannya?"

Tentu saja! Han Sooyoung sungguh ingin mengatakan itu. Namun ia telan kalimat itu bulat-bulat dan berfokus pada pintu bercat coklat yang berada di balik punggung Lee Seolhwa. Merasakan keinginan untuk segera masuk kesana dan menuntut kebenaran yang ia inginkan. Melempar beragam pertanyaan tentang Mengapa dan Bagaimana semuanya bisa menjadi seperti itu?

Dan alasan di balik semua itu.

Melangkah mendekat, Han Sooyoung tak dapat menampik rasa ingin tahu yang terus saja menderu di dalam dirinya. Merasakan firasat aneh tatkala melihat pintu coklat yang tertutup rapat di depannya. Bertarung dengan ego dan akal sehatnya.

Apakah ia harus membangunkan Kim Dokja jika saja dia memang telah terlelap? Atau haruskah ia kembali besok pagi saat keadaan masih sepi?

Tangan kecil itu bergerak, seakan telah memutuskan untuk mengedepankan ego yang terus mendesak untuk segera mengetahui semua kebenaran itu.

Namun Lee Seolhwa menahan tangannya.

Menatap dengan sepasang iris yang memantulkan kemuraman, Lee Seolhwa berkata, "Han Sooyoung-ssi, bagaimana kalau kita minum kopi sebentar?"

>>>>>>>>>>>>>[Kiss Me, Liar]<<<<<<<<<<<<<<<<

[[Kiss Me, Liar 10]]

"Eumph--?!!"

Grekk--

Ranjang rumah sakit berderit dengan tak mengenakkan. Tersorong beberapa centi ketika dua orang pria dewasa mengunakannya sebagai tempat untuk saling bergulat. Sosok serba hitam dengan penuh tak sabar meringsek maju dan menghimpit tubuh pucat di balik kemeja putih kebesaran. Menekan sosok itu dan menahan tubuhnya di atas ranjang sedang. Terbawa emosi, dengan brutal mengadukan kedua bibir yang selalu saling melempar cacian dan membawanya dalam pagutan dalam penuh napsu.

KISS ME, LIARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang