[[S1]] CHAPTER 9

1.1K 74 1
                                    


Di pagi buta, kala semua orang masih tidur terlelap, sosok serba hitam telah bersiap untuk melakukan perburuan. 'Black Demon Heavenly Sword' telah tersandang dengan apik di pinggangnya. Mantel hitam 'Infinite Dimensional Cloak' membalut tubuhnya yang kekar dan tegap. Tak lupa dengan harness yang setia melingkari tubuh juga aksesoris berupa rantai yang menggantung di dekat sabuk. Turtleneck ketat melekat dengan sempurna dan membentuk guratan-guratan otot perut yang menggoda iman. Rambut hitam di tata sedemikian rupa menjuntai menutup dahi yang mulus. Wajah itu tampak segar, dengan garis rahang tegas dan kulit tan nya yang eksotis. Alis tebal membingkai indah di atas sepasang iris gelap yang tenang namun begitu dingin terasa. Bibir kering tak menyunggingkan ekspresi namun kesan seksi tak dapat di tampik sama sekali.

Penampilan luarnya tampak baik-baik saja-- bahkan terlihat tampan, gagah, dan rupawan seperti biasa. Akan tetapi jauh di dalam dirinya, bermacam emosi dan masalah terus saja berputar-putar dengan tak menyenangkan. Menggunung dan menumpuk hingga membuatnya sesak nyaris sakit kepala.

Yoo Jonghyuk berpikir mungkin ia mengalami gejala 'Depressi Regressi' lagi.

Kaki melangkah dengan cepat menyusuri koridor dengan furniture yang minim. Menjadikan suara langkahnya terdengar jauh lebih keras dan nyaris meremangkan. Namun sosok tampan itu segera menghentikan langkah. Tatkala melihat sosok lain tengah menyandar di tembok belokan koridor. Bersedekap like a boss sembari melirik ke arahnya,

"Aku heran kenapa belakangan kau selalu keluar pagi-pagi buta dan kembali pada tengah malam. Sedang banyak pikiran huh?"

Sebelah alis tebal berkedut. Yoo Jonghyuk memasang ekspresi tak menyenangkan di wajahnya, "Omong kosong apa yang coba kau bicarakan?"

Wanita itu mendengkus. Merasa bahwa pria itu mungkin sudah tertular penyakit kebodohan orang lain dan mencibir sinis, "Berpura-pura bodoh takkan membuatmu terlihat tampan."

Tangan secara refleks memegang gagang pedang di samping tubuh. Mata sedingin balok es itu mulai menyorot dengan buruk dan menebar kesan horor. Namun sosok wanita berambut sebahu dalam stelan jaket ungu dan celana training sama sekali tak gentar dengan itu.

"Apa maumu?" Tanya Yoo Jonghyuk dengan intonasi yang begitu dingin.

"Kim Dokja." Kata wanita itu, menyingkir dari tembok dan berdiri di hadapan Yoo Jonghyuk dengan mata menggelap, "Apa yang sudah kau lakukan padanya."

Pertanyaan itu dilontarkan secara langsung tanpa menyembunyikan apapun. Han Sooyoung, dengan wajah menghakimi menatap sosok jangkung dihadapannya yang mengatupkan bibir dengan rapat. Namun Pria itu sudah menduga sesuatu.

[Skill 'Predictive Plagiarism' diaktifkan]

Mendengkus kesal. Bahkan wanita ini sampai menggunakan skill semacam itu juga?

"Bukan urusanmu."

"Sekarang, ini akan menjadi urusanku." Balasnya. "Kim Dokja adalah inti dari kelompok ini, dan apa yang terjadi padanya akan berpengaruh kepada moral semuanya." Han Sooyoung mengepalkan tangannya, merendahkan nada bicara. Sepasang mata itu berubah menjadi dingin,

"Mengapa kau sama sekali tak mau mengatakan apa yang terjadi waktu itu? Apa yang sebenarnya kau tutupi dari kami semua?"

Yoo Jonghyuk tak menggubrisnya dan berniat pergi begitu saja. Namun tanpa di duga Han Sooyoung menahan bahunya, "Aku belum selesai, bajingan!"

KISS ME, LIARWhere stories live. Discover now