[[S1]] CHAPTER 11

1.4K 67 0
                                    

"Omong Kosong."

Han Sooyoung menyerapah di tengah-tengah keheningan koridor panjang. Menggigit geram permen di dalam mulutnya hingga mengeluarkan bunyi bergemelutuk. Membiarkan suara langkah dari sepatunya turut serta membawa gema yang menemani kesunyian malamnya,

"Bagaimana mungkin hal itu terjadi padanya?"

Kembali, wajah cantik tertekuk dengan tidak menyenangkan. Mengingat pembicaraan yang terjadi di antara dirinya dan Dokter Nebula sebelumnya. Mengingat bagaimana dirinya bergegas keluar dan berakhir semakin dibuat kebingungan dengan situasi saat ini. Semakin tenggelam dalam pikirannya karena terlibat dalam masalah yang-- seharusnya memang bukan urusannya. Tapi mengingat dua orang itu yang saling terlibat intrik pelik semacam ini, membuat Han Sooyoung mau tak mau akhirnya tetap kepikiran dan HARUS mencari tahu semuanya.

Lalu-- apa-apaan sebenarnya ini? Kenapa bisa kedua pria itu terlibat dalam hal seperti ini? Dan apa yang diceritakan Lee Seolhwa padanya-- apakah itu mungkin?

"Jika benar, semua mulai masuk akal. Dia berencana memberikan cairan ini." Gumamnya, setelah berhasil sampai pada kesimpulan pribadi. Menggenggam sebuah botol kecil yang masih tersimpan apik di balik saku jaketnya. Merasakan gejolak emosi aneh ketika menyentuh botol berisi cairan laknat itu.  Hingga tanpa sadar langkah kakinya telah sampai di depan sebuah pintu ruang rawat inap yang ia kenali. Menatap pintu bercat coklat itu sejenak sebelum akhirnya menggerakkan tangannya untuk menyentuh gagang pintu.

Cklekk--

Gagang pintu ditarik ke bawah, namun pintu tak terbuka. Dahi mulus mengernyit kebingungan, "Kenapa tak bisa?" Batinnya. Mulai menggerakkan gagang pintu beberapa kali dan mencoba mendorong pintu itu. Akan tetapi hasilnya tetap nihil. Han Sooyoung seketika diliputi keanehan, "Bukankah Lee Seolhwa bilang kalau dia baru saja mengecek Kim Dokja? Seharusnya pintunya tidak dikunci kan? Dan lagi aku tak melihat Lee Seolhwa memegang kunci kamar ini." Batinnya.

Han Sooyoung masih mencoba membuka pintu sembari memikirkan apa yang mungkin saja telah terjadi. Namun akhirnya menyerah.

"Mereka berdua benar-benar membuatku gila!" Decaknya. Menatap sengit ke arah pintu coklat yang tampaknya telah terkunci dari dalam. Han Sooyoung benar-benar ingin berteriak untuk menyerapah saat ini. Namun mengingat jam tengah malam telah lewat sedari tadi, wanita itu akhirnya memutuskan untuk menghentikan dirinya sendiri.

Sabar... Ia harus bersabar untuk malam ini. Ia tak boleh mengganggu orang lain. Bahkan kalaupun sangat mendesak, Kim Dokja jelas membutuhkan banyak istirahat untuk saat ini.

Istirahat untuk tubuh dan pikirannya....

Juga hatinya... Mungkin?

Han Sooyoung akhirnya memutuskan untuk meninggalkan kamar itu dan segera berbalik. Memilih untuk turut mengistirahatkan pikirannya yang lelah karena mengurusi perkara kedua orang itu. Membiarkan rasa penasaran dan bermacam hal rumit tetap di simpan sendirian sejenak.

Namun tiba-tiba langkahnya terhenti. Kepala itu menoleh kembali ke belakang. Sepasang alis tipis yang melengkung indah membuat ekspresi mengernyit kebingungan,

"...suara apa itu barusan...?"

>>>>>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<<<<<

[[Kiss Me, Liar 11]]

Yoo Jonghyuk mengangkat kepalanya kembali ketika merasakan tubuh di bawah kukungannya bergetar. Menyingkirkan tangan yang meremas surai hitamnya dan membuatnya turun ke bahu. Di bawah kukungannya, Kim Dokja dengan wajah kelelahan terisak-isak buruk berderai air mata. Menangis dengan suara pilu yang menyesakkan.

KISS ME, LIARWhere stories live. Discover now