calval 02

21.2K 458 21
                                    

Setelah hampir 30 menit menyusu akhirnya Calvin merasa puas.
Ia membenarkan baju Reval lalu mengambil sebuah kain berdebu yang ada disana.
Ikatan di lengan Reval di lepas, lalu tubuh nya di pakaikan kain yang di ambil tadi.

"Ghia" panggil Calvin dari dalam gudang.

Ghia masuk ke dalam, ia menemukan Reval yang kini sudah di gendong oleh Calvin dan tertutup kain yang terlihat berdebu.

"Paan?" Tanya Ghia.

"Lu beresin barang-barang terus bawa ke rumah gua, gua duluan pake mobil." Kata Calvin sembari pergi meninggalkan gudang.

Ghia mendengus kesal tapi dia tetap melakukan perintah Calvin sementara Calvin sudah berlalu meninggalkan gudang.
Calvin membawa Reval ke dalam mobil, mendudukan Reval disebelahnya lalu pergi dari sekolah menggunakan mobil itu.
Mereka pergi ke rumah Calvin yang jaraknya cukup jauh dari sekolah.

Sesampainya di rumah Calvin, Calvin langsung turun dari mobilnya tak lupa juga membuka pintu sebelahnya dan menggendong Reval yang masih terbungkus kain.

Mulut Reval di sumpal dengan kain berwarna putih yang entah di dapatkan darimana karna kain itu baru di pasangkan ketika mereka sudah berada di dalam mobil. Karena kain itu Reval tidak bisa mengeluarkan isakan tangis, hanya saja kain yang dipakai berubah menjadi warna merah akibat darah yang keluar dari lidah Reval.

Reval dibawa masuk ke dalam rumah besar milik Calvin, Reval tidak tahu seluk beluk rumah itu tapi Reval yakin bahwa saat ini ia tengah dibawa ke dalam ruangan yang sangat dingin.

Tubuh nya terasa di letakan diatas kasur dan perlahan kain yang menutupi tubuh Reval dibuka oleh Calvin dan diganti dengan lengannya yang di ikat. Pandangan pertama yang Reval temui adalah seluruh ruangan itu berwarna merah, Reval melirik kesekeliling dan melihat banyaknya alat penyiksaan lalu yang terakhir disana ada Calvin yang sedang mengasah benda semacam pisau lipat.

 Pandangan pertama yang Reval temui adalah seluruh ruangan itu berwarna merah, Reval melirik kesekeliling dan melihat banyaknya alat penyiksaan lalu yang terakhir disana ada Calvin yang sedang mengasah benda semacam pisau lipat

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Reval menggerakkan lengan nya perlahan namun ia baru sadar jika kedua lengan nya diikat dengan tali yang terdapat lampu sehingga membuat matanya sakit karna cahaya yang menusuk begitu ia menoleh untuk melihat lengan nya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Reval menggerakkan lengan nya perlahan namun ia baru sadar jika kedua lengan nya diikat dengan tali yang terdapat lampu sehingga membuat matanya sakit karna cahaya yang menusuk begitu ia menoleh untuk melihat lengan nya.

Reval menggerakkan lengan nya perlahan namun ia baru sadar jika kedua lengan nya diikat dengan tali yang terdapat lampu sehingga membuat matanya sakit karna cahaya yang menusuk begitu ia menoleh untuk melihat lengan nya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Lu tau lu dimana?" Tanya Calvin sembari menoleh kearah Reval.

Calvin sadar jika Reval tidak bisa berbicara selepas lidah nya disayat sehingga sekarang Reval hanya mampu menggelengkan kepalanya masih dengan mata yang sembab dan kain yang belum di lepas dari mulutnya.

Calvin mendekat kearah Reval sembari membawa cambuk di lengan nya, Reval menatap takut kearah Calvin. Ia mencoba untuk terus menggerakkan lengan nya dan berharap ikatan di lengannya dapat terlepas lalu ia bisa kabur dari sini.

Karena merasa terganggu oleh Reval yang bergerak-gerak mencoba melepaskan diri, dengan tega nya Calvin langsung melayangkan cambukan itu ke tubuh Reval berkali-kali hingga Reval berteriak dengan kencang karna kesakitan bahkan Reval yakin jika dara...

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Karena merasa terganggu oleh Reval yang bergerak-gerak mencoba melepaskan diri, dengan tega nya Calvin langsung melayangkan cambukan itu ke tubuh Reval berkali-kali hingga Reval berteriak dengan kencang karna kesakitan bahkan Reval yakin jika darah dari lidahnya semakin banyak.

Plassshh!!

Arkhh!!

Plassshhh!!!

Arkhhhh!!!

Plassshh!!

Arkhh!!

Plassshhh!!!

Arkhhhh!!!

Reval menangis, tubuhnya sudah sangat sakit dan jika kalian ingin tahu sekarang baju yang di pakai oleh Reval pun sudah tidak layak pakai dan sudah berlumuran darah.

"Jangan nangis dong, Ghia lagi di jalan tuh nganterin mainan lu yang tadi ketinggalan jadi selagi nunggu Ghia kita seneng-seneng dulu." Ujar Calvin.

Calvin merobek paksa baju Reval dan melempar cambuk tadi kesembarang arah, ia tersenyum melihat pemandangan indah bagaimana luka-luka yang ia ciptakan berhasil mengeluarkan darah yang begitu banyak.

Calvin berjalan kearah meja dan mengambil sesuatu dari sana.
Ia mengambil sebuah alat setrum dan menyalakan nya.

"Ini namanya alat setrum, lu bakal ngerasa enak kalo pake ini jadi siap siap buat keluarin lebih banyak darah buat gua nikmatin." Kata Calvin.

Reval yang dalam keadaan bisu mana mungkin bisa berbicara, ia hanya mampu berdoa dalam hati semoga Dewi keberuntungan berpihak padanya kali ini, tapi yang seperti kita ketahui nasib Reval begitu sial.

Tak ada aba-aba atau apapun itu, Calvin langsung menggunakan alat setrum yang dipegangnya guna menyetrum Reval.

Zrett..!!

Arghhh!!

Zrettt!!!

Arghhhh..

Zrett..!!

Arghhh!!

Zrettt!!!

Arghhhh..

Sangat sakit rasanya, tubuhnya terus di setrum dan mulutnya hanya bisa berteriak dengan mata yang mengeluarkan air mata dan kepala yang menggeleng-geleng mencoba menghalau rasa sakit yang ia rasakan.

CKlekk..!!

Mendengar suara pintu yang dibuka, Calvin menghentikan aksinya. Ia menyimpan alat tadi pada tempat nya kembali, ia melihat Ghia yang mulai masuk ke dalam dan menata alat-alat yang dibawa nya tadi.

"Udah dari tadi ya?" Tanya Ghia.

"Lumayan, lu lama jadi gua mainin dulu bocahnya." Jawab Calvin.

"Gua mau balik, lu pake aja puas-puas terus kalo dia bisa hamil  langsung hamilin aja." Sarkas Ghia yang membuat Calvin terkekeh.

Setelah Ghia keluar, Calvin kembali melirik kearah Reval dengan senyum mematikannya.

"Aku harap aku bisa pergi dari sini, tubuh ku sudah sangat sakit. Aku seolah tak punya kuasa atas diri ku sendiri, tolong aku sekali ini saja tuhan..." lirih Reval dalam hati nya.

Reval × all 🔞 [Tamat]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن