Menurut

12.5K 325 19
                                    

Keesokan pagi nya tepat di jam 09:20, pintu kamar mandi akhirnya dibuka oleh keempatnya. Disana tentu ada Reval yang sedang terduduk masih dalam keadaan telanjang.

"Dia tidur?" Tanya Gilang.

Calvin mendekat kearah Reval yang duduk dengan posisi kepalanya menunduk sehingga mereka tidak bisa melihat wajahnya.

Srett..

Kepala Reval dijambak untuk kesekian kalinya hingga terdengar suara lenguhan dari mulut Reval, sehingga mereka tahu bahwa Reval tidak tertidur dan hanya menutup mata.

"Bangun lonte, cepet masak. Gua sama yang lain laper" kata Gilang.

Reval langsung mengerjapkan mata nya, ia melihat Calvin sebagai orang pertama yang benar-benar ada dihadapannya.

"Badan ku sakit.." lirih Reval.

Mereka tidak mempedulikannya, Reval dipaksa untuk menatap mata Calvin.

"Masakin gua sama yang lain. Kalo lu gak lakuin perintah kita, mungkin abis ini keluarga lu yang lain yang bakal mati didepan lu." Ujar Calvin.

Reval menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin ada yang mati lagi.
Reval mengingat kejadian yang belum lama ini terjadi, ia jadi terpikir akan ibu nya apakah sudah dimakamkan atau masih dibiarkan begitu saja?.
Sakit sekali rasanya melihat orang yang begitu ia cintai mati dihadapannya dan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis.
Reval juga sampai saat ini tidak tahu bagaimana keadaan ibu nya kecuali soal ibu nya yang sudah benar-benar tiada.

Karna terus diancam, akhirnya Reval memilih untuk menurut.
Ia pikir ia akan diberikan kursi roda atau semacamnya untuk membantu nya berdiri dan berjalan, namun ternyata Reval salah. Ia dipaksa untuk merangkak menuju dapur dan harus berdiri dengan bantuan benda-benda disekitarnya.

Jika dipikir-pikir, jangankan alat untuk berjalan. Reval saja masih bertelanjang hingga saat ini karna tidak diberikan pakaian oleh keempat nya. Ia sudah meminta, namun mereka hanya berkata jika hewan tidak memakai pakaian.

Reval rasa mereka menganggap Reval lebih rendah dari hewan?.

"Aku harus masak apa? Aku gak bisa masak, kalo gak enak gimana?. Ohh, aku pernah liat ibu bikin sayur, aku bikin itu aja deh." Ujar Reval kepada dirinya sendiri.

Reval sibuk mencari bahan-bahan yang ia butuhkan di dapur sementara keempat pria yang selalu menikmati tubuhnya secara paksa dan gratis hanya berdiam diri seenaknya diruang tengah sembari berbincang hangat melupakan Reval yang menahan sakit di setiap bagian tubuhnya.

Setelah mendapatkan bahan yang dibutuhkan, Reval mulai memasak. Ia memutuskan memasak sayur yang pernah di buat ibu nya saat ia masih dirumah.

Sudah hampir satu jam ia berkutat dengan semua hal yang ada di dapur dan akhirnya masakan nya pun jadi.
Reval memasak sayur sup dengan telur puyuh.

Reval membawa masakan nya ke meja makan dengan hati-hati karna ia tidak bisa berjalan dan harus dengan terpaksa memaksakan kaki nya yang sakit agar bisa berjalan membawa wadah sup itu ke meja makan.

Susah seali rasanya.. kuah dari sup itu juga banyak yang terjatuh tetapi akhirnya ia berhasil.
Setelah menaruh sup yang kuah nya terlihat mulai surut karna terjauh-jatuh saat dibawa, Reval langsung mengelap lantai agar kembali bersih dan memanggil keempat orang yang bisa disebut tuan nya.

"Udah jadi?." Jadi Radit.

"U-udah." Jawab Reval gugup.

Mereka kini pergi keruang makan dengan Reval yang digendong paksa oleh Gilang.

Saat sudah diruang makan, Reval di dirikan bersandar di tembok sementara yang lain mendekati masakan Reval dan mencobanya.

Ghia mencoba duluan, ia mengambil sendok dan mulai mencicipi masakan jalang nya.

Reval × all 🔞 [Tamat]Where stories live. Discover now