Chapter 18

500 55 1
                                    

Kalau ada yang typo kasih tahu ygy.

Biar nanti gue koreksi Kalau ada kata atau kalimat yang typo.

Jangan lupa vote dan komen supaya gue lebih semangat lagi nulisnya, ok!

Happy reading

🍁🍁🍁🍁🍁

"Gue kesel banget sama anak IPA!" ucap Awan.

"Kenapa?" tanya Sherina.

"Soalnya mereka pada pinter semua, sedangkan gue begonya  nauzubillah banget" jawab Awan.

Badai dan Sherina mendatarkan wajah mereka," et, dah!"

"Bukan itu juga sih maksud gue, walaupun itu kenyataan yang ga bisa di hindari. Gue denger-denger anak IPA ngelakuin kecurangan," ucap Awan membuang kulit kuaci ke lantai.

"Serius Lo?! Jangan fitnah dosa, ege!" ucap Badai memukul kepala Awan.

"Jangan pukul kepala gue! Kalau gue makin bego mau tanggung jawab Lo?!" ucap Awan mengusap kepalanya.

"Curang kenapa dah? Dari mana Lo tahu?" tanya Sherina.

"Mereka nyogok wakepsek, gue tahu dari Asep anak kelas kita juga. Dia ga sengaja ngeliat ketua kelas IPA¹ ngasih uang segepok buat wakepsek, terus wakepseknya ngasih lembaran jawaban ujian waktu kita semester 1 yang lalu," cerita Awan dengan tampang yang dibuat se-serius mungkin.

"Wahhh, kaya banget kayaknya ketua kelas IPA¹ itu ya?" ujar Sherina.

"Itulah, maka dari itu gue ngerasa dunia ga adil. Si ketua kelas IPA¹ kaya  sedangkan gue miskin," keluh Awan.

"Satu lagi, dia ganteng Lo burik kaya jangkrik!" ucap Badai menistakan Awan.

Awan tersenyum dengan manis," makasih udah muji kegantengan gue."

"Lo jangan merendah untuk meroket deh, Wan. Kemaren aja Indomaret yang ada di persimpangan jalan udah Lo beli, mau Lo bilang semiskin apa lagi hidup Lo, hah?!" tanya Sherina sinis sedangkan Awan hanya menyengir polos minta di tampol.

"Eh, tapi ini ga bisa dibiarkan, guys! Mereka udah buat curang buat ngedapetin nilai yang sempurna, sedangkan kita mati-matian belajar buat dapetin nilai walaupun jadi juara terakhir di kelas. Tapi, yang penting nilainya real!" ucap Badai.

"Maka dari itu karena mereka udah berbuat curang dan nyogok wakepsek, yok! Kita laporin ke KPK!" ajak Awan dengan semangat.

"Apa hubungannya sama KPK?" tanya Sherina.

"Soalnya gue udah lama banget kepengen masuk gedung KPK pake jaket Oren kayak Gayus Tambunan," jawab Awan.

"Lo mau jadi tahanan KPK?" tanya Badai.

"Lha? Gue pikir jaket itu di bagi pecuma, itu jaket buat tahanan ya?" tanya Awan dengan otak dungunya.

"Bego banget sih Lo!"

Badai dan Sherina tidak habis pikir dengan pola pikiran Awan. Bisa-bisanya anak itu kepengen masuk ke gedung KPK cuma buat dapetin jaket Oren yang biasanya di pake oleh para tahanan KPK. Emang agak sinting ni anak satu.

"Eh? Gimana kalau kita kerjain anak-anak IPA aja, mereka kan pada sombong-sombong banget tuh mentang-mentang otaknya pada encer kayak bensin. Gedeg juga gue lihat kesombongan mereka itu," ucap Badai memberi usulan.

"Emang Lo punya ide?" Tanya Sherina.

"Ya gue setuju'sama, Badai buat ngerjain anak-anak songong itu. Dan kita juga harus hentiin semua kecurangan di sekolah kita, capek pala berbei, berbei ga kuatttt!" ucap Awan dramatis membuat Badai dan Sherina ingin muntah melihatnya.

MY BELOVED GIRL [transmigrasi] (Sakuel: Tentang Rasa)Where stories live. Discover now