Chapter 27

214 31 2
                                    

Kalau ada yang typo kasih tahu ygy.

Biar nanti gue koreksi Kalau ada kata atau kalimat yang typo.

HAPPY READING

🍁🍁🍁🍁🍁

Untuk sekali dalam hidupku, bisakah aku... Mendapatkan cinta yang aku inginkan?

🍁🍁🍁🍁🍁

Dua hari sudah berlalu sejak insiden pemerkosaan yang hampir Sherina alami dan kini gadis itu sudah beraktifitas seperti sediakala. Walaupun tidak meninggalkan trauma yang mendalam tapi Sherina tetap was-was bila bertemu dengan laki-laki asing.

Bel masuk tanda pelajaran akan di mulai sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Dan tentunya bagi para siswa-siswi di wajibkan masuk kelas dan mengikuti pelajaran. Namun, beda halnya dengan 3 kampret ini, mereka bertiga asik nongkrong di warung belakang milik si janda bahenol.

Awan dan Badai asik menikmati sebatang rokok, lengkap dengan penampilan berantakan, baju di keluarkan dan rambut yang sedikit gondrong plus di cat. Tapi tenang! Catnya pake cat rambut kok, bukan pake cat no drop no bocor-bocor!

Sedangkan Sherina sedang menikmati semangkuk seblak dan sepiring bakwan goreng.

"Wan? Gue mau nanya sama Lo," ucap Badai di sela-sela merokok.

"Ape?"

"Kata Lo gunung merapi yang ada di Aceh masih aktif ya?" tanya Badai.

"Menurut prediksi sih masih aktif cuma ga tahu juga gue, coba Lo cek aja di google!" jawab Awan.

"Tapi, menurut gue udah ga aktif lagi gunungnya itu," ucap Badai.

"Otak Lo kali yang ga aktif!" ucap Sherina.

"Seriusan, ngek! Udah kagak aktif lagi," kekeh Badai mengatakan kalau gunung Seulawah Agam di Aceh itu sudah tidak aktif lagi.

"Dari mana Lo tahu kalau tu gunung kagak aktif lagi?" tanya Awan.

"Soalnya semalam itu gue Chat ga di balas, gue telpon juga ga diangkat," jawab Badai dengan polosnya membuat Awan maupun Sherina ingin sekali menjejali jenazah kecoa kedalam mulut Badai.

"Curuttt... Lo kira gunung berapi punya WA apa?! Pengen takhiiih!" ucap Sherina gregetan.

"Emang kampret Lo ya!" sembur Awan.

Badai cuma bisa cengengesan melihat raut kesal kedua sahabatnya itu. Dan tak lama kemudian Draven datang bergabung dengan mereka. Cowok itu dengan asal mengambil minuman di atas meja dan meminumnya.

"Haus banget Bang?" tanya Badai.

"Hooh! Gue baru aja kejar-kejaran sama Pak Hartono tadi, capek banget!" jawab Draven mengipas-ngipas wajahnya dengan kipas bambu yang ada di sana.

"Cieee... Udah kayak Angeli sana Rahul di Mohabbatein aja Lo berdua, awas nanti cinlok Lo sama Pak Hartono!" tawa Awan melihat wajah geli Draven.

Draven memukul-mukul kepalanya," amit-amit jabang bayi! Udah tobat gue, ngek! Kagak mau lagi gue tersesat kejalan yang ga bener."

"Guys! Kalian tahu kalau Badai itu punya aib yang ga kalian ketahui, lho!" ucap Awan.

"Apaan??" kepo Draven dan Sherina.

"Heh?! Sembarang Lo bilang kalau gue punya aib, kagak ya! Jangan fitnah Lo! Ingat, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan," ucap Badai.

"Yakin, banggg? Terus siapa ya yang sampe sekarang tititnya belum di sunat? Gegara takut sama dokternya dan kabur waktu mau di sunat dulu?" tanya Awan seolah-olah sedang berpikir dan mengerling menggoda Badai.

MY BELOVED GIRL [transmigrasi] (Sakuel: Tentang Rasa)Where stories live. Discover now