Chapter 19

240 30 0
                                    

Kalau ada yang typo kasih tahu ygy.

Biar nanti gue koreksi Kalau ada kata atau kalimat yang typo.

HAPPY READING

🍁🍁🍁🍁🍁

"Anjir! Siapa yang geprek ini woi! Hancur banget badannya!"

"Kayaknya kejadian beberapa tahun yang lalu bakalan terjadi lagi deh."

"Agung, Bayu sama Fatur yang hilang secara misterius aja belum di temuin sampai sekarang, ini malah nambah lagi kasus baru!"

"Kasus Xavier jatuh dari rooftop juga belum selesai."

"Xavier jatoh cuma koma, lha ini? Malah jadi ayam geprek plus saus merah merona!"

"Sekolah kita kayaknya di teror deh!"

"Chika kan anak pinter, berprestasi lagi. Sayang banget perjalanannya cuma sampe di sini, matinya juga ga wajar lagi."

"Merinding gue lihat tubuh, Chika. Kepalanya ke belah, otaknya juga hilang ga tahu kemana," ucap seorang siswa saat melihat kepala Chika yang sudah tidak ada isinya lagi.

Awan, Badai dan Sherina membelah kerumunan melihat siapa yang jatuh dari atap sekolah. Ketiga orang itu menatap ngeri mayat Chika.

"Pembunuhan," gumam Awan.

Badai, Sherina dan seluruh siswa-siswi menatap kearah Awan.

"Kenapa Lo bisa simpulkan kalau ini adalah pembunuhan?" tanya salah satu siswa.

"Ada lebam-lebam di sekitar wajahnya, pergelangan tangannya juga ada bekas jeratan tali. Chika di siksa dulu sebelum di bunuh," jawab Awan.

"Tapi benar juga apa yang Awan bilang, kelihatan banget kalau tubuh Chika di siksa dulu sebelum akhirnya di bunuh," ucap Sherina.

Tanpa harus di visum pun sudah terlihat dengan jelas kalau Chika meninggal karena pembunuhan. Terbukti dari luka lebam-lebam dan bekas jeratan tali yang menjerat tangannya.

"Tapi, Awan, kita tidak punya bukti yang kuat yang mengarahkan kalau Chika adalah korban pembunuhan," ucap seorang guru laki-laki.

"Bukti bisa di cari, Pak! Gunanya dokter forensik apa kalau ga bisa mecahin kasus ini?" ucap Awan.

"Bu-Pak, gimana ini? Sekolah kita udah ga aman!"

"Iya, Pak gimana ini? Kami takut. Gimana kalau pembunuh itu ngincar kami sebagai korban selanjutnya?!"

"Rasanya pengen cepet-cepet lulus..."

"Gue mau pindah sekolah lah, ga mau mati sia-sia gue di sini. Sekolah doang keren dan bagus, tapi nyatanya punya sejarah berdarah."

"Tenang anak-anak! Tenang! Sebisa mungkin kita akan mengusut kasus ini sampai tuntas. Kita serahkan perkara ini pada pihak kepolisian," ucap Pak kepsek.

"Ada surat!"

Awan segera merebut kertas yang bercampur darah itu dan membacanya dengan keras agar semuanya dapat mendengar isi surat itu.

I'm comeback!

Jangan mencari tahu siapa aku! Mencari tahu berarti kalian memilih untuk MATI. Darah adalah madu untukku. Jeritan Dan kesakitan adalah harmoni indah di telingaku. Dan aku... ada di sekitar kalian....

Kericuhan kembali terjadi. Semua panik. Guru-guru berusaha menenangkan murid-muridnya agar tenang.

"Dia psikopat!!"

MY BELOVED GIRL [transmigrasi] (Sakuel: Tentang Rasa)Where stories live. Discover now