Chapter 21

201 24 0
                                    

Kalau ada kata atau kalimat yang typo kasih tahu ygy.

Biar nanti gue koreksi Kalau ada kata atau yang typo.

HAPPY READING

🍁🍁🍁🍁🍁

Elang memasuki kamarnya dan membuka seluruh pakaiannya yang hanya meninggalkan celana boxer ketat menutupi area sensitifnya. Ia berdiri di depan cermin full body menatap tubuh atletisnya yang terdapat banyak luka sayatan dan tusukan. Elang mengusap pipinya yang memerah akibat tamparan dari Heaven dengan kuat.

Heaven memang kerap sekali melakukan kekerasan pada anak-anaknya sedari mereka masih kecil. Bahkan Sherina sedari baru lahir tak pernah Heaven hiraukan. Heaven seorang Ayah namun ia tak pernah berperan sebagai layaknya seorang Ayah.

Dan Elang membenci Heaven, ingin rasanya ia membunuh Heaven apalagi saat Heaven membuat Sherina bersedih karena ingin menikah lagi. Namun, faktanya Heaven adalah Ayah kandungnya, sejahat-jahatnya Heaven padanya ia tidak sanggup melukai Heaven. Heaven itu adalah orang yang dia benci sekali orang yang dia sayang.

"Mom, i miss you so bad," bisik Elang dengan lirih, di saat-saat seperti ini ia sangat merindukan Mommy-nya.

"Mom, kalau Elang pergi dan bawa adek-adeknya Elang apa boleh? Elang rasanya ga sanggup kalau harus hidup satu atap sama keluarga barunya Daddy," ucap Elang mencengkram sisi cermin.

"Elang mau pergi dan bawa kedua Adeknya Elang menjauh dari Daddy. Elang... Elang ga bisa bayangin bertapa sedihnya Adeknya Elang kalau lihat Daddy lebih perhatian sama keluarga barunya. Daddy jahat banget kan, Mom? Daddy dari dulu ga pernah sayang sama kamu dan sekarang dia nambah luka baru di hati kami, Mom!" ucap Elang.

"Elang rasanya mau bunuh Daddy, tapi Elang sayang banget sama Daddy."

"Mommy tahu ga? Sekarang Elang sama Elvan udah di terima sama Sherina. Sherina udah mau maafin kami, Mom. Elang senang banget. Sherina baik ya , Mom? Dia mau maafin Elang sama Elvan yang bahkan dulu kami ga pernah mau anggap dia sebagai adek kami. Tapi, sekarang Elang bersyukur karena Sherina udah mau maafin kami," ucap Elang tersenyum.

"Mommy jangan pernah benci Elang karena sikap Elang ya, Mom. Elang sayang sama Mommy."

Elang menghapus kasar air matanya. Ia bergerak menuju laci nakas dan mengeluarkan sebuah belati kecil, lalu tanpa kata-kata Elang menusuk paha putihnya dengan belati tajam itu. Kepalanya mendongak ke atas dengan air mata yang menetes, bibirnya berdesis menikmati rasa sakit itu.

Lalu setelah puas menikmati rasa sakit akibat tusukan di pahanya dengan darah yang mengalir deras. Elang lantas menarik belatinya dan menyayat-nyayat lengan kirinya dengan pola abstrak.

Elang tersenyum melihat hasil karya pada tubuhnya sendiri," indah~" gumam Elang.

"ELANG!! KENAPA LO LUKAIN DIRI LO LAGI?!"

Elang yang sedang memejamkan matanya menikmati rasa sakit yang menjalar pada lengan dan pahanya terkejut mendengar bentakan dari kembarannya. Elvan yang sengaja datang membawa es batu untuk mengompres pipi Elvan langsung berlari ke arah Elang dan merebut belati itu.

"Lo gila?!" bentak Elvan.

Bukannya marah karena di bentak oleh adik kembar, Elang malah tersenyum dan menarik Elvan untuk dia peluk," El ga sakit kok, Nono. Nono ga usah khawatir ya!"

Elang menyebut dirinya El karena itu panggilan kesayangan dari Elvan untuknya sedangkan ia mengambil Elvan dengan panggilan Nono diambil dari akhiran nama Elvano. El dan Nono adalah panggilan mereka waktu kecil.

MY BELOVED GIRL [transmigrasi] (Sakuel: Tentang Rasa)Where stories live. Discover now