1. Salah Strategi

49.1K 1.5K 51
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤHalo, terima kasih udah klik cerita ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Halo, terima kasih udah klik cerita ini. Walaupun udah tamat, tetep harus voment ya!! 😠❤️
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Hilmi Al-Hafiz, remaja berusia lima belas tahun itu terdiam saat melihat gadis di tengah lapangan. Gadis cantik yang mendunduk takut karena terlambat di hari pertama masuk sekolah. Hilmi mengembuskan napas pelan lalu beristighfar, melanjutkan langkahnya untuk memanggil ustadz yang harusnya sudah masuk sepuluh menit lalu.

"Karena ini hari pertama, saya maafkan, jangan sampe besok terlambat lagi!" Ucap guru keamanan di depan beberapa orang yang juga terlambat.

Hilmi meneruskan langkahnya, lalu mengetuk pintu ruang guru,

"Eh Hilmi, maaf saya telat. Sini sebentar." Panggil ustadz itu, Hilmi berjalan mendekat.

"Ini tolong bagikan dulu modulnya, nanti sepuluh menit lagi saya masuk. Tadi saya dipanggil sama Pak Kiai dulu sebentar." Ucapnya menunjuk tumpukan buku di depannya.

"Nggih, Ustadz." Jawab Hilmi langsung membawa buku itu,

Hilmi membawa kurang lebih tiga puluh buku, dipeluknya di depan dada lalu mengucapkan salam dan pergi.

Saat berjalan ke kelasnya, Hilmi melihat gadis itu lagi, berjalan sambil melihat sekeliling seperti mencari sesuatu sampai dia hampir menabrak Hilmi. Hilmi dengan cepat menghindar dan membuat gadis itu terjatuh ke depan.

"Aduh!" Pekiknya,

"Makanya, jalan itu pake mata. Kamu ga lihat saya bawa buku banyak? Kalo saya jatuh terus bukunya rusak gimana?" Ucap Hilmi pedas,

Gadis itu menoleh, wajahnya memerah entah malu atau karena kesakitan. "Maaf, Kak." Ucapnya pelan lalu berdiri,

Hilmi menghiraukannya, melanjutkan langka menuju kelas.

"Kak!" Panggilnya membuat Hilmi berbalik,

"Maaf, saya mau tanya, kelas sepuluh A di mana ya? Saya kesiangan, ga tau kelasnya di mana." Ucapnya sambil menunduk,

Hilmi menghela napas pelan, "ayo ikut."

Gadis itu mengangguk lalu berterima kasih, mengikuti Hilmi dari belakang tanpa bersuara. Mereka naik ke lantai dua, Hilmi menunjuk kelas dengan plang X-A.

"Makasih, Kak." Ucap gadis itu,
"Saya bukan kakak kamu!"
"Eh?"

Hilmi tidak menjawab lagi, dia masuk ke kelasnya yang berbeda langkah dari kelas sepuluh A. Hilmi berbalik sekali lagi sebelum masuk, gadis itu sudah masuk. Hilmi menerbitkan senyum kecil.

Itu pertama kalinya Hilmi melihat Laila. Laila Azzahra, gadis cantik dengan kulit putih dan sepertinya sangat lembut. Gadis yang menarik seluruh perhatiannya. Saat itu, Hilmi kira dia hanya tertarik seperti rasa penasaran, tapi semakin lama, gadis cantik itu semakin mengacau pikirannya. Sudah hampir satu tahun sejak pertemuan pertama mereka, Hilmi belum mengerti jelas dengan apa yang dia rasakan.

HiLalWhere stories live. Discover now