5. Salah Paham

11.4K 748 28
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ"Saya suka sama kamu, saya tau ini salah, tapi-"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
"Saya suka sama kamu, saya tau ini salah, tapi-"

"Kalo udah salah ya udah, ga usah pake tapi!" Potong Hilmi hendak keluar, Raja menahan tangan Hilmi tapi Hilmi langsung menghempasnya,

"Gus, dengarkan saya dulu."

Hilmi menggeleng, "saya yakin ilmu agama kamu lebih baik dari pada saya. Saya yakin kamu seratus persen sadar dan tau kalo ini salah. Buang jauh-jauh pikiran kamu, jangan biarkan setan menguasai hati dan otak kamu!"

"Perasaan ga bisa dipaksa, Gus."
"Perasaan emang ga bisa dipaksa, tapi otak kamu juga harus dipakai. Kamu laki-laki, Raja, saya pun begitu. Jangan sampe apa yang terjadi pada umat terdahulu terjadi juga saat ini."

Hilmi langsung membuka pintu, dia keluar dan sebelum menutup pintu, Hilmi kembali mengatakan sesuatu.

"Besok Pak Kiai minta kamu buat ke ndalem, kamu harus bertanggung jawab sama apa yang udah kamu perbuat. Dan buat yang barusan, saya bakal pura-pura ga tau. Selain itu kamu harus minta maaf sama Laila."

Hilmi menarik pintu kamar Raja pelan, "minta ampun sama Allah, Raja. Sebelum semuanya terlambat." Lanjutnya lalu menutup pintu dengan rapat.

Hilmi tidak langsung pulang, dia mampir ke warung untuk membeli minuman, dia butuh sesuatu yang dingin, lalu duduk di kursi panjang sebelah warung.

"Assalamualaikum, Gus."

Hilmi mengangkat wajahnya, ternyata Laila dan Sari. Hilmi hanya mengangguk sambil menjawab salam. Terlihat Laila membisikkan sesuatu kepada bibi warung.

"Oh iya La-" ucap Hilmi membuat Laila dan Sari menoleh,

"Em.. anu.. emm maaf buat yang tadi sore, saya ga bermaksud nuduh, saya cuma tanya." Lanjut Hilmi,

Bibi warung memberikan keresek hitam kepada Laila kemudian Laila membayarnya,

Laila mengangguk ke arah Hilmi dan mengucapkan salam lalu pergi menarik Sari.

"Kayanya dia marah." Gumam Hilmi pelan.

Setelah menghabiskan minumannya, Hilmi segera pulang karena hari semakin malam. Dia harus belajar dan menambah hafalannya, walaupun Hilmi yakin, dia tidak akan bisa fokus malam ini.

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
━━━━━━━━━━━━

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Keesokan paginya, Hilmi datang ke sekolah seperti biasa, dia datang lebih pagi dan meminta untuk tukar bangku dengan temannya yang lain.

"Boleh Gus. Saya aja yang pindah ke sana, biar Gus duduk sama Bayu." Ucap Abdillah, teman sekelas Hilmi,

Hilmi mengangguk lalu berterima kasih,

"Emang kenapa Gus, tumben? Biasanya juga sama si Raja terus." Tanya Abdillah,
"Gapapa, pengen pindah aja."

Abdillah hanya mengangguk tanpa bertanya lagi dan langsung pindah ke tempat duduk yang kemarin Hilmi duduki.

HiLalWhere stories live. Discover now