10. Pesan Terakhir

9.8K 680 15
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ"Kayanya dia suka sama kamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
"Kayanya dia suka sama kamu."

Hilmi diam, menghiraukan temannya yang terus mengganggu. Saat ini Hilmi sedang menyelesaikan laporan untuk tugas kelompok terakhir yang akan dikumpulkan siang ini, sebelum nanti pukul satu siang dia ada kegiatan lain.

"Hil-"
"Kamu kalo ga bantu bisa diam aja ga? Berisik." Potong Hilmi kesal,
"Ya elah serius amat, tinggal ngetik doang itu."
"Ya udah nih kamu yang ngetik." Hilmi menyodorkan laptopnya kepada Zildan.

Zilda malah tersenyum lebar kembali menyodorkan laptop itu kepada Hilmi, "monggo dilanjut aja, Mas."

Hilmi menghela napas lalu kembali melanjutkan tugasnya. Saat ini Hilmi sudah masuk semester tujuh, dia sudah menyelesaikan KKN beberapa bulan lalu, walaupun tidak wajib, Hilmi memutuskan untuk tetap melakukannya. Dan sekarang, Hilmi tengah sibuk dengan skripsinya. Dia sedang gencar melakukan penelitian, mengumpulkan data, bimbingan, revisi, repeat.

Hilmi mengembuskan napas pelan, segera menyelesaikan sisa tugasnya. Setelah selesai, Hilmi membuka ponselnya. Tidak ada notifikasi. Gadisnya benar-benar tidak membalas satu pun pesan dari Hilmi, Hilmi sedikit frustasi karena rindu. Dia sudah satu tahun tidak bertemu dengan Laila dan terakhir kali dia ke Malang, mereka hanya mengobrol tidak lebih dari lima menit lalu gadisnya dengan cepat izin untuk pergi.

Hilmi kembali mengetik sesuatu di room chat Laila, siapa tau kali ini Laila akan membalas.

Hilmi kembali mengetik sesuatu di room chat Laila, siapa tau kali ini Laila akan membalas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Oalah udah punya pacar makanya ga tanggapin cewe-cewe itu."

Hilmi yang kaget langsung memukul Zildan. "Ga sopan!"

Zildan malah tertawa pelan sambil mencoba menghindari pukulan Hilmi.

"Anak kampus mana, Mi?" Tanya Zildan,
"Bukan urusan kamu."
"Pelit amat gitu doang. Cantik ga?"
"Hm."
"Anak Ustadz atau anak Kiai juga?"
"Bukan."
"Siapa namanya? Ila? Ilalang?"
"Serius kamu berisik banget Dan, pergi deh sana. Nih kumpulkan tugas kita. Saya ada urusan." Ucap Hilmi memberikan sebuah flashdisk kepada Zildan lalu membereskan bawaannya dan pergi setelah mengucapkan salam.

HiLalWhere stories live. Discover now