9. Kita Nikah Aja Yu?

11.3K 718 18
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤHilmi menggendong tas kecilnya lalu berjalan pelan keluar dari bandara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
Hilmi menggendong tas kecilnya lalu berjalan pelan keluar dari bandara. Dia sudah sampai di Malang untuk menghadiri pernikahan Raja. Izin satu hari demi sahabatnya dia pikir tidak masalah, selain itu, tentu ada niat lain kenapa dia ke Malang. Dia harus bertemu dengan Lailanya agar lebih semangat menjalani hari-hari di Jakarta nanti. Hilmi menghela napas pelan, sejak dia membalas pesan Laila, gadis itu malah tidak membalas lagi pesannya. Bahkan saat Hilmi kembali bertanya tentang apakah Laila akan datang hari ini atau tidak.

"Abang!"

Hilmi menoleh, itu Hakim. Dia menjemput menggunakan sepeda motor.

"Langsung ke tempat Mas Raja?" Tanya Hakim,
"Iya langsung aja, akadnya mulai setelah Jum'atan."

Hakim mengangguk, memberikan helm kepada Hilmi lalu kembali naik ke motor.

"Tau kan?" Tanya Hilmi,
"Hm."

Pesantren baru tempat mondok Raja tidak jauh dari pusat kota, itu artinya tidak jauh juga dari rumah Laila, mungkin Laila akan pergi nanti setelah dzuhur.

Setengah jam perjalanan, mereka sampai di tempat, Hilmi mencoba menghubungi Raja terlebih dahulu, terlalu banyak orang di tempat ini, Hilmi tidak tau harus mencari kemana.

"Gus Hilmi?"

Hilmi dan Hakim menoleh,

"Assalamualaikum, Pak Ustadz Rahman." Salam Hilmi dan Hakim lalu menyalami orang di depannya.

"Waalaikumsalam, kalian berdua? Kiai Ali sama Nyai ga ke sini?"

"Bukde sama Pakde nyusul katanya. Ini saya langsung dari bandara."
"Ohh iya, mau ketemu Raja kan ga? Ayo anaknya ada di masjid."

Hilmi dan Hakim mengangguk, memarkirkan motor terlebih dahulu lalu mengikuti Ustadz Rahman. Sampai di masjid, Raja langsung keluar begitu melihat Hilmi dan Hakim.

"Assalamualaikum, Gus." Salam Raja,
"Waalaikumsalam."

"Terima kasih udah jauh-jauh ke sini, padahal kuliah kamu udah dimulai." Ucap Raja,
"Santai, izin sehari ga masalah, gimana? Deg-degan ga?"
"Banget, Gus. Saya takut salah ucap pas akad." Jawab Raja terkekeh,

Hilmi ikut tersenyum, mereka mengobrol di depan masjid sambil sesekali menyapa orang yang mereka kenal.

"Oh iya, saya dengar Ustadz Rahman bicara tentang Laila terus. Katanya mau dijodohkan sama Mas Gilang, emang iya, Gus?" Bisik Raja pelan,
"Saya ga tau, tapi Laila bilang Gilang bukan calonnya, dan dia ga tau apa-apa. Tapi itu dua tahun lalu sih." Jawab Hilmi dan memelankan kalimat terakhir.
"Coba nanti tanya langsung,"
"Tapi dia ga balas chat aku dari kemarin."
"Mungkin sibuk."

Hilmi mengangguk setuju, mungkin Laila memang sibuk mempersiapkan kuliahnya yang sebentar lagi masuk. Hilmi mengembuskan napas pelan, semoga Laila datang hari ini, dia rindu melihat Laila.

HiLalWhere stories live. Discover now