5. Permaisuri membenci Kaisar

1.6K 235 58
                                    

꧁ ༺ Chapter 5 ༻ ꧂

꧁ ༺ Chapter 5 ༻ ꧂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

꧁ ༺༻ ꧂

“Yang Mulia Permaisuri, tolong beri perintah pada pelayan.” Pelayan wanita yang berwajah tegas didepan Jeonghan menunduk sopan.

“Tidak perlu.”

Yoon Jeonghan berjalan menjelajahi kamar baru miliknya. Kamar ini sangat luas dengan tempat tidur yang tidak kalah luasnya di tengah. Di samping kiri tempat tidur ada sebuah jendela yang Jeonghan terka terbuat dari marmer mahal, menghadap langsung ke arah pegunungan tandus di luar istana. Seluruh dinding kamar dihiasi oleh batu-batu permata yang indah dan ornamen lainnya. Lantainya terbuat dari marmer berkualitas tinggi dan terdapat meja kecil yang terbuat dari marmer juga. Tempat tidur ditutupi oleh kelambu berwarna putih bersih yang disampirkan di tiang tempat tidur.

Manik Yoon Jeonghan menyapu sebuah vas bunga yang dihias oleh Rubi. Di dalamnya ada bunga Bakung berwarna putih. Namun kondisinya sudah tidak segar lagi. Tangan Jeonghan bergerak untuk menyentuh bunga tersebut dan menyalurkan kekuatan Pengendali miliknya. Seketika kelopak putih yang terkulai itu bangkit dengan indah, putik dan benang sarinya kembali berwarna kuning cerah dan batang serta daunnya kembali berwarna hijau cerah. Kelopak-kelopak bunga itu bergoyang sedikit dan menyentuh tangan Jeonghan.

Para pelayan wanita didalam ruangan itu menatap kagum pada bunga itu dan Permaisuri mereka, tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Mereka segera menunduk dan tak berani menatap pemuda itu.

Jeonghan memperhatikan mereka dengan ekspresi yang tidak berubah. Dia mengangkat tangannya dan memutarnya di udara lalu empat buah bunga tulip muncul di tangannya. Pemuda itu berjalan perlahan ke arah pelayan wanita yang terlihat kuat itu lalu menyodorkan bunga tersebut kepada mereka.

Para pelayan tidak mengerti dan tidak berani mengangkat kepalanya. Namun Jeonghan tetap berdiri dengan tangan berisi empat tangkai bunga tulip di depan mereka.

“Yang Mulia Permaisuri?” Seorang pelayan memberanikan diri untuk bertanya.

“Untuk kalian.” Ujar Jeonghan dingin.

“Hamba tidak berani Yang Mulia Permaisuri!” Ke-empat pelayan itu langsung bersujud.

“Ambil.”

Pelayan didepan mengangkat kepalanya lalu secara ragu-ragu mengambil tulip itu dari tangan Jeonghan yang seindah giok. Kekaguman tercetak jelas dimatanya saat bunga-bunga segar dan indah itu berada ditangannya.

“Hamba berterimakasih kepada Yang Mulia Permaisuri.”

Jeonghan mengangguk kemudian membelakangi pelayan yang segera membagi bunga tersebut lalu mereka memeganginya seperti memegangi seorang bayi yang baru lahir.

Tidak ada yang melihat Jeonghan yang tersipu sekilas.

 
꧁ ༺ ༻ ꧂

Stairway to Heaven [CheolHan]Where stories live. Discover now