14. Memperbaiki Kerajaan Tanah

1.5K 228 27
                                    

꧁ ༺ Chapter 14 ༻ ꧂

꧁ ༺ Chapter 14 ༻ ꧂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

꧁ ༺ ༻ ꧂

Yoon Jeonghan berdiri diam di tempatnya. Dia melihat hutan kecilnya telah di kelilingi oleh tembok tanah yang terlihat sangat kuat. Pemuda tersebut memandangnya bingung. Siapa yang membuatnya?

"Permaisuri suka hadiahku?"

Jeonghan berbalik dan menemukan Kaisar Choi berdiri tegap di hadapannya. Jubah Kaisar yang tidak terkancing dengan benar mengundang kernyit tidak suka di kening pemuda bermarga Yoon tersebut. Tetapi dia tidak mengatakan apapun.

Matahari bersinar sangat terik siang ini hingga mampu membuat kepala sakit. Jeonghan dilindungi oleh tumbuhannya dengan sangat baik begitu juga dengan para pelayannya. Termasuk Hoshi yang memandang daun besar di atasnya tertarik. Dia bahkan menggapainya dan bermain dengan benda hijau besar itu.

Kaisar Choi berdiri di bawah sinar matahari dengan kulit dada hingga perut yang terekspos bersinar. Jeonghan mengeryit lagi. Sebuah sulur tumbuhan bergerak menuju Kaisar dan sebuah daun besar muncul di ujungnya. Daun itu melindungi Kaisar Choi yang terpaku diam di tempatnya.

"Permaisuri..." panggil Seungcheol terkesan sendu. Jantungnya kembali berdetak sangat kencang.

"Matahari bersinar sangat panas Yang Mulia," kata Jeonghan datar.

Seungcheol memancarkan kasih sayang dari kedua matanya untuk Jeonghan. Hal itu tidak luput dari perhatian Hoshi, dia tersenyum tipis. Lihat ini, orang kasar dan Tiran ini meleleh hanya karena diberikan sebuah daun. Hati Seungcheol sangat murah.

"Jika Permaisuri memperlakukanku seperti ini, aku bisa salah paham," ujar Kaisar Choi sambil memandang wajah bersinar milik Jeonghan.

Kerutan bingung tercipta di kening sang Permaisuri, "Maksud Yang Mulia adalah?"

"Aku bisa beranggapan Permaisuri mencintaiku." Kata-kata itu keluar bersamaan dengan senyuman kecil di bibir Seungcheol.

Hoshi membuat gerakan muntah ketika mendengar hal itu. Dia memandang wajah Permaisuri yang tidak memiliki perubahan ekspresi apapun. Apakah ini adalah cinta sepihak? Menarik. Hoshi suka melihat yang seperti ini.

"Yang Mulia pandai bercanda," respon Jeonghan tenang. Berbanding terbalik dengan ujung telinganya yang memerah.

Seungcheol kembali tersenyum. Jeonghan selalu seperti itu. Berpura-pura tenang sementara respon tubuhnya menunjukkan kebalikannya. Akan tetapi hal itulah yang membuat Seungcheol suka menggodanya dengan pertanyaan-pertanyaan menjebak seperti ini.

"Permaisuriku sangat pemalu," kekeh Seungcheol lagi.

"Aku membangun tembok tanah ini agar taman Permaisuri terjaga. Jika Permaisuri tidak menyukainya, aku akan menarik kembali tanahku." Pandangan mata Kaisar Choi terlihat sangat serius mengatakannya.

Stairway to Heaven [CheolHan]Where stories live. Discover now