18. Pengakuan

1.5K 227 57
                                    

꧁ ༺ Chapter 18 ༻ ꧂

꧁ ༺ Chapter 18 ༻ ꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁ ༺ ༻ ꧂

"Yang Mulia Permaisuri!"

Jeonghan mengalihkan pandangannya kepada Hoshi yang kini tengah berlari ke arahnya. Anak itu terlihat tersenyum sangat lebar. Dia tidak mengenakan pakaian Bayangannya hari ini. Dia datang bersama dengan salah satu anggota Bayangan lainnya. Boo Seungkwan.

"Salam kepada Yang Mulia Permaisuri!" seru Hoshi sambil tersenyum. Seungkwan di belakangnya ikut membungkuk sopan.

"Salam," sahut Jeonghan di balik cadar putihnya.

"Kami datang untuk mengawal Permaisuri," ujar Hoshi sambil berjalan di samping Jeonghan. Sedangkan Seungkwan mengikuti dari belakang.

"Bukankah kalian memiliki tugas lain?"

Hoshi berjalan melenggang, "Biarkan saja yang lain melakukannya!"

Seungkwan menggelengkan kepalanya saat mendengar kata-kata Hoshi. Dia di tarik secara paksa kemari oleh Hoshi. Sekarang dia tidak tahu akan melakukan apa karena dia sama sekali tidak akrab dengan Permaisuri. Apalagi dari penampilannya, Permaisuri sepertinya bukanlah orang yang mudah di dekati. Seungkwan tahu rumor yang beredar mengenai Permaisuri, akan tetapi dia tidak menganggap rumor itu serius.

Orang sombong dan tidak berguna mana yang mampu mengubah Kerajaan Tanah yang tandus menjadi hijau seperti sekarang ini?

Hanya orang bodoh yang akan percaya akan rumor seperti itu. Lagipula Seungkwan bukanlah orang yang mudah menilai seseorang hanya karena ucapan orang lain.

Tetapi tetap saja, saat pertama kali bertemu dengan Permaisuri, Seungkwan memiliki kesan pertama bahwa Jeonghan adalah orang yang tinggi. Dia memiliki aura intimidasi yang kuat di samping kecantikannya. Wajah cantik yang seperti malaikat itu memancarkan aura yang tak tertandingi.

Dia benar-benar seseorang yang kuat. Kekuatan yang indah. Sangat indah, bahkan saat pertama kali melihatnya, Seungkwan sempat terpukau.

Kedua mata Seungkwan mengikuti tubuh Permaisuri yang di tutupi pakaian khas Kerajaan Tanah berwarna putih di depannya. Saat dia berjalan, untuk melindungi tubuhnya dari cahaya matahari yang menyengat, tumbuhannya yang setia mendekat padanya dan melindunginya sepanjang langkahnya.

Tidak hanya Jeonghan, tetapi juga Hoshi dan Seungkwan. Pria Pengendali Cahaya itu memandang terpukau pada dedaunan hijau yang memayungi dirinya.

Sedangkan Hoshi terlihat sangat santai berjalan di samping Permaisuri. Dia selalu mengajak lelaki cantik itu berbicara dengan antusias dan Jeonghan juga selalu menanggapinya meskipun hanya jawaban pendek.

"Wah!" Seru Hoshi antusias saat sebuah ranting pohon bergerak ke arahnya. Di ujung ranting itu ada buah anggur merah yang terlihat sangat menggoda.

"Boleh aku mengambilnya, Permaisuri?" tanya Hoshi penuh harap kepada Jeonghan yang segera mengangguk.

Stairway to Heaven [CheolHan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang