01

2.2K 71 8
                                    


Motor scooter itu berhenti di depan pagar rumah, beberapa kali ia membunyikan klakson berniat memanggil sang pemilik rumah.

“Sebentar!!!” teriakan dari dalam menyahut suara klakson motornya.

Yang masih berada di atas jok motor terkekeh pelan, kepalanya pun menggeleng kecil.

Tak lama kemudian gadis berparas ayu nan anggun keluar dari dalam rumah, menyapa sang pengendara motor dengan senyum indahnya.

“Lho... kan udah aku bilang tadi jangan pake dress.” Protes si pengendara kala melihat pakaian yang dikenakan gadis itu.

“Kenapa emang sih Git?” si gadis malah mengerutkan keningnya, ia merasa jika pakaian yang dikenakannya tak ada salahnya.

“Aku kan bawa motor sayangku... nanti itu gimana naik nya?” Masih kekeuh menolak pakaian yang dikenakan kekasihnya.

“Terus mau gimana? Masa aku harus ganti baju lagi? Makan waktu banyak nanti.” Gadis itu pun menghampiri si pengendara motor—Gita Sekar, begitulah mereka memanggilnya.

“Ndah....” nada bicaranya terdengar merengek namun tak digubris oleh gadis bernama lengkap Indah Cahya. 

Indah lebih memilih duduk di atas jok motor dengan posisi menyamping, lengannya segera melingkar di pinggang Gita.

“Ayo berangkat, jam sembilan aku ada kelas.” Dengan berat hati, Gita pun memacu scooter nya dengan kecepatan sedang.



☆☆☆☆☆



Tak membutuhkan waktu lama, keduanya pun telah sampai di kampus tempat mereka menimba ilmu. Melompat kecil, Indah turun dari motor.

“Hey, pelan pelan... nanti jatuh gimana?” Melirik Gita sekilas, gadis itu menggeleng pelan.

“Aku heran, kenapa orang-orang bilang kamu itu dingin. Padahal kamu bisa secerewet ini.”

Melepaskan helm, lantas dia menggantungkannya di spion. Menata rambutnya lewat spion, “Aku itu cerewet cuma ke kamu doang lho, yang lain mah males.”

Tanpa permisi, Gita menggenggam tangan Indah lalu mereka pun berjalan beriringan menuju kelas masing-masing.

“Kamu beres kelas jam berapa?”

“Kayaknya agak menjelang malam, kamu kalo mau pulang duluan juga gapapa kok.”

“Beneran nih? Kebetulan juga hari ini aku mau ngerjain proyek sama anak-anak yang lain.”

Indah mengangguk pelan, meyakinkan Gita. “Iya... nanti aku chatting kamu deh, minta jemput.” Seulas senyum tipis menghias paras anggun Indah.

“Okay, text me anytimes and I’ll be there.” Indah mengangguk, tangannya terulur untuk mengusap pipi Gita.

“Aku masuk kelas dulu ya... kamu juga jangan telat masuk kelasnya.” Sekilas mencium pipi Gita sebelum pergi menuju kelasnya.

“Ketemu lagi nanti....” langkah demi langkah, Indah pun semakin jauh dari pandangan Gita.

Menghela napas pendek, Gita menatap punggung Indah yang semakin menjauh.

Tak mudah memang untuk mendapatkan hati Indah, gadis itu mudah didekati namun sukar untuk dimiliki karena dulunya dia pun memiliki seseorang yang disukai.

Gita tidak pernah tau apakah Indah telah melupakan orang yang dulu dicintainya atau tidak. Hanya hati gadis itu yang mengetahui apa jawabannya.

“Woyy!! Ngelamun mulu lu!” Sebuah rangkulan di pundak membuyarkan lamunan Gita, menoleh sekilas dan mendapati Olla yang tersenyum lebar ke arahnya.

NelangsaWhere stories live. Discover now