09

443 37 3
                                    



Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumah Indah. Saat keduanya sampai, terlihat tiga anak remaja yang menunggu kedatangan pemilik rumah di teras depan.

“Kalian udah nyampe?” teriak Indah yang masih berada di boncengan Gita.

Salah satu dari ketiganya melihat kedatangan Indah dengan hati yang sedikit panas.

‘Okay Kath, calm down jangan panas...’ begitulah rapalan penenang yang gadis itu bisikan pada dirinya sendiri.

Memaksakan senyuman untuk menyambut kedatangan Indah yang menghampiri mereka.

“Kakak kok lama sih? Kita udah sejam tau nungguin kakak.” Rengekan terdengar ketika Indah berdiri di hadapan gadis jangkung. Kathrina langsung memeluk lengan Indah, bergelayut manja.

Jangan heran, gadis jangkung itu memang akan seperti itu jika di dekat Indah—selalu bersikap manja, seakan lupa dengan apa yang sempat dia rasakan tadi.

“Main nempel aja, nanti pawangnya marah tuh.” Cibir Ashel, “Tadi aja misuh-misuh ga jelas.” Lanjutnya yang membuat Kathrina menatapnya malas.

“Diem ah, Kak Indah aja ga masalah tuh.” Balas Kathrina seakan tak mau kalah.

Indah hanya terkekeh pelan seraya menggelengkan kepalanya. Menurutnya, Kathrina itu akan menjawab setiap perkataan orang lain kepadanya, jadi tak heran jika gadis itu dapat membuat kesal lawan bicaranya.

“Mau lanjut berantem atau masuk ke dalam?” Tanya Indah kepada Ashel dan Kathrina yang saling melayangkan tatapan sinis.

“Tinggalin aja kak, biarin mereka di luar aja.” Marsha menarik lengan Indah, mengajaknya untuk segera membuka pintu rumah.

Sedangkan Gita, dia baru saja turun dari motornya dan menghampiri keempat gadis yang hendak masuk ke dalam rumah.

“Ini tasnya ketinggalan.” Menyodorkan tas kepada sang pemilik, Indah tersenyum dan menerima tas miliknya.

“Makasih... kamu istirahat dulu disini ya sebentar. Liat, mata kamu keliatan lelah gitu.” Tawar Indah pada Gita, bukan tanpa alasan, gadis itu tau jika sang kekasih pasti kelelahan setelah bekerja dan kuliah di waktu bersamaan.

“Gapapa nih? Nanti aku ganggu kalian.” Jujur saja, Gita ingin merebahkan badannya di atas kasur dan memejamkan matanya sejenak.

Indah menggeleng pelan, dia tersenyum dan menepuk pelan pipi Gita, “Engga lah, kamu bisa tidur di kamar. Terus kita di ruang tengah aja.”

Tiga anak remaja yang sedari tadi berada disana hanya memperhatikan pasangan di hadapan mereka. Ashel melirik Kathrina sekilas, dan dapat Ashel tangkap guratan cemburu di wajah gadis jangkung itu.

“Dunia serasa milik berdua aja nih.” Sindiran itu membuat kedua insan dimabuk asmara itu menoleh ke arah Ashel. Gita memasang ekspresi datar sementara Indah hanya menunjuk cengirannya.

“Yaudah kita masuk aja.” Akhirnya sang pemilik rumah membuka pintu dan masuk ke dalam, diikuti tiga gadis SMA itu dengan Gita yang mengekor paling belakang.

“Kalian tunggu dulu disini, aku mau nganter Gita dulu ke kamar.” Ditariknya lengan Gita, membawa si Cancer ke kamar untuk beristirahat, meninggalkan ketiganya di ruang tengah.

Dengan lesu Kathrina duduk di atas sofa, kedua sudut bibirnya menekuk ke bawah. Jangan ditanya bagaimana kondisi hatinya saat ini.

‘Ini lebih panas dari berjemur seharian di lapang.’ Batin gadis manis itu.

Ashel dan Marsha melirik Kathrin, keduanya paham dengan apa yang dirasakan oleh gadis itu. Duduk di samping Kathrina, tangan Ashel mengusap puncak kepala gadis itu.

“Mau pulang aja? Kita belajarnya besok lagi aja.” Dia menggeleng, menolak tawaran Ashel.

“Udah tanggung disini, lagian ujian bentar lagi.” Jawab Kathrina pelan.

“Yakin lu ga mau pulang?” anggukan menjadi jawaban pertanyaan dari Marsha. Senyum tipis ia paksakan untuk meyakinkan kedua temannya itu.

Tak lama setelahnya Indah keluar dari kamarnya dan menghampiri adik-adiknya itu. Dia ikut bergabung dengan ketiga anak remaja itu.

“Jadi, kalian mau ngapain kesini?” satu persatu Indah menatap mereka, dia duduk di atas karpet diikuti mereka yang turun di dekat Indah.

“Pengen ajarin belajar...” Ujar Marsha dengan akhiri cengiran khasnya.

Indah tersenyum lembut, “Yaudah, mau diajarin apa?”

“Bahasa Inggris kak, soalnya banyak yang ga kita ngerti.” Ashel mulai mengeluarkan buku paket dan cacatnya dari dalam tas.

Hari semakin sore, ketiga anak remaja itu terlihat lelah dengan banyaknya materi yang masuk ke dalam kepala. Ashel dan Marsha menelungkupkan kepalanya di atas meja sementara Kathrina menyandarkan punggungnya di sofa.

“Tin, daritadi kakak liatin kamu kok banyak Diem sih? Biasanya juga paling berisik.” Tanya Indah, pasalnya selama dia memberikan materi kepada ketiganya, hanya Kathrina saja yang diam tanpa banyak bertanya, cenderung banyak melamun.

‘Ga kayak Kathrin yang biasanya.’ Pikir Indah.

“Cuma pengen nyimak aja kak, biar paham.” Jawab Kathrina seadanya. Dia tidak memiliki mood yang cukup untuk mencari alasan lain.

“Kalo ada masalah cerita sini, jangan dipendem sendiri.” Nasihat Indah yang direspon anggukan kecil dari Kathrina.

Suara derit pintu terdengar, Gita muncul dari balik pintu kamar Indah, menatap empat gadis yang asik mengobrol—ah tidak, lebih tepatnya hanya Indah dan Kathrina yang tengah mengobrol, sedangkan Marsha dan Ashel terlihat memejamkan mata mereka.

“Masih pada disini ternyata.” Suara khas Gita mengalihkan atensi dua gadis yang tengah berbincang itu.

“Udah bangun? Gimana, udah mendingan sekarang?” Gita mengangguk, lalu dia pun melangkahkan kakinya menuju dapur, tenggorokannya terasa kering.

Kepergian Gita menuju dapur tak luput dari pandangan Kathrina, entah perasaan dia atau bagaimana, jika di hadapan Indah, seakan Gita tak peduli dengannya namun beda halnya jika hanya ada mereka berdua.

“Kak, emangnya Kak Gita sering nginep disini ya?” Yang lebih tua mengerutkan keningnya, sedikit heran dengan pertanyaan Kathrina.

“Engga juga, paling cuma numpang tidur siang aja. Emangnya kenapa gitu?”

Kathrina menggelen cepat, “Engga sih, cuma nanya doang.”

“Ga jelas banget sih kamu Tin.” Yang paling muda pun cengengesan tak jelas.

Mendengar penuturan Indah tadi, membuat hati gadis itu sedikit lega. Setidaknya Indah dan Gita tidak melebihi batasan mereka.








.

.

.



Sorry ya kalo feel nya kurang dan lebih pendek dari biasanya...

Lagi agak galau, soalnya hari ini acel grad:(

Ketemu lagi nanti di mood yang lebih baik

NelangsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang