P 8. Pertandingan

1.5K 113 4
                                    

Guysie~ ini hadiah followers Elly yang tepat berada di 100 followers, yaa... 💗

✧HAPPY READING ALL✧

"Oke, gue pegang kata-kata lo."

"Dan satu lagi, tantangannya diadakan dalam tiga hari lagi, tepatnya hari senin." pria tua itu mengangguk, kemudian berlalu dari hadapan ketiga bocah itu.

Melihat kepergian pria tua, Adli lalu mengajak Kalvin dan Aris untuk membawanya berkeliling perumahan ini. Karena ia pasti kena omel jika pergi berkeliling sendirian, apalagi dirinya saat ini seperti seorang yang tengah kepergok bolos tanpa izin dari Ibu guru.

Kalvin dan Aris jelas menyetujui, karena itu tugas mereka! Tentunya mereka diancam oleh keempat inti Ragvan untuk menjaga Adli selama mereka tidak berada di sampingnya. Namun, entah apa yang dijadikan mereka ancaman untuk Aris juga Kalvin.

Lama mereka bertiga berkeliling di perumahan, sampai Adli merasakan perutnya yang berbunyi. Ah, cacing di perutnya pasti menggigiti organ dalamnya.

"Pin~ mau makan." ujar Adli, sontak mereka berhenti dari berjalan. Menatap Adli yang tertinggal di belakang mereka.

"Mau makan apa? Kita beli aja, ayok." Aris meraih tangan Adli, menuntun pria kecil itu mendekatinya dan Kalvin.

"Nggak, mau masakan kalian. Lo berdua bisa masak gak?" tanyanya mendapat gelengan dari kedua pemuda itu. Adli pun merengut kecil, bibirnya mencabik lucu sambil menggumamkan kata yang tak jelas.

Tak lama, terdengar pekikan seseorang dengan nada berat dan tajamnya yang mengintruksikan semuanya untuk merasakan takut. Hingga, semua warga yang tadinya nongkrong di teras rumah mereka, kini terbirit-birit lari memasuki rumah.

"Loh? Katanya gak bakal kesiniiii..." pekik Adli kecil, kakinya menghentak-hentak kesal. Tatapannya memelas seolah memohon untuk orang-orang yang memekik itu tidak mengurungnya kembali ke rumah kecil itu.

Ya, mereka adalah anggota Ragvan. Namun, dengan anggota yang sangat lengkap. Semua hadir tanpa satupun yang kurang.

"Evan, kenapa keluar?!"

"Rin, Rin... gue bukan anak kecil yang harus lo pada jaga terus, njir." Adli bersedekap dada menatap Erin dengan garang, seperti seekor Harimau yang ingin mencakar musuhnya. Sungguh, Adli kesal dengan perilaku mereka yang sangat berlebihan.

Yah, tentunya hal ini sudah Hara, Jey, Erin, dan Arsan duga, kalau Adli tidak akan diam saja di rumah. Apalagi dengan tingkahnya yang di kenal hiperaktif. Jadi, demi menjaga Adli, Arsan mengerahkan sebagian gang Ragvan yang sekitar berjumlah 86 orang.

Sore itu mereka habiskan dengan ramai. Banyak kehebohan yang terjadi karena ulah Ragvan. Pastinya, semua yang Adli mau harus mereka turutin, atau jika tidak, Adli dengan tegas mengatakan ke mereka semua untuk pulang kembali ke rumah masing-masing. Maksud Adli, dari pada mengganggu warga di sini dan dirinya saja, 'kan?

~ ~ Pertandingan ~ ~

Sesuai dengan kesepakatan, eum, lebih tepatnya taruhan kemarin. Saat ini Adli telah bersiap dengan keringat dingin yang mengucur sedikit demi sedikit dari dahi mulusnya, ia hanya gugup, bukan berarti Adli takut akan kekalahan.

Ah iya, saat ini Adli telah kembali ditemani oleh Erin, Hara, Arsan, dan Jey. Mereka sempat menasehati dan membujuk Adli untuk tidak menerima tantangan pak tua itu, tapi Adli dan kepala sekeras bajanya tetap bersikukuh untuk tetap melanjutkannya, dan mereka hanya mampu menerimanya.

Erin mengusap punggungnya dengan lembut, berusaha menyalurkan ketenangan dari sana, "Lo yakin?" tanya pemuda itu menatap mata Adli dengan serius, dan hanya dibalas anggukan kepala oleh si empu pemilik mata.

PERJAKAWhere stories live. Discover now