29. cafe

17 3 0
                                    

Setelah selesai ujian, mereka semua sangat bahagia karena mendapatkan nilai yang bagus. Mereka ber-enam juga berkunjung ke makam gebri dengan membawa bunga dan buku yasin.

Mereka semua membaca yasin berjamaah di samping makam milik gebri, tanpa sadar air mata mereka satu per satu pun turun membasahi pipi mereka. Setelah selesai membaca yasin mereka menceritakan kisah hidup mereka semasa tak ada gebri.

"Akhirnya geb, gue dapet nilai di atas 85 an, sumpah gue bahagia banget"

"Geb....seandainya lo masih di sini pasti gue bakal lebih bahagia" lanjut jeje yang berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh lagi

"Tau gak si geb, sumpah kemaren kita ke puncak, terus vera berak tainya bau banget cok, kayak tai vio pas awal masuk sekolah itu loh" dengan mengingat kejadian yang lucu, Bagi dirinya sendiri!

"Beb sumpah jangan bahas tai dong" ketus vio

"Woy sialan geb, mereka semua masih bikin gue malu lagi cok mana teriak 'yura minta di hadiah in BH' kan orang malu banget" dengan nada yang kesal dan menatap ke arah vera sama jeje dan satu bocil lagi yaitu vio.

"Ya elah gebri...gebri....mau lo apa si, kita cape cape ngomong. Eh lo malah enak enakan tidur di sana, gak cape emang? Minimal datengin ke mimpi kita kek ajak main gitu" ucap keyla sambil menatap batu nisan milik gebri

"Gebriii akuuu kangenn!" Seru vera dengan wajah yang lesu

Ketika selesai ngobrol dengan makam gebri yang tak ada jawaban mereka segera pergi meninggalkan makam gebri.

******

Mereka semua sejenak mampir di cafe dan melihat ada calzey, lina, mira, siska, ririn dan rayna yang sedang ngobrol serius. Tiba tiba lina mendorong tubuh calzey yang membuat ia terjatuh, melihat itu mereka segera menghampirinya.

Vio membangunkan tubuh calzey, calzey yang melihat kehadiran vio dengan temen-temennya jelas ia sangat kaget.

"Lo gapapa cal?" Tanya vio untuk memastikan keadaan calzey dan di beri respon dengan anggukan kepala olehnya.

"Oh ternyata lo kenal dia cal?" Tanya lina dengan menaikan nada bicaranya

"Iya, gue kenal deket sama vio! Kenapa emangnya?" Tanyak balik calzey dengan menaikan nada bicaranya juga

"Cih, emang dasar ya lo, munafik!" Saut mira

"Munafik lo bilang? Coba sebutin bagian mana yang lo bilang gue munafik?" Tanya calzey yang tak terima dirinya di katain

"Udah deh mending lo tanya aja sama diri lo sendiri" jawab ririn yang mulai ikut campur

"Alay lo" dengan memeperlihatkan muka datar beby

"Ngatain orang, minimal ngaca lah" jawab lina

"Lah lo ke sindir neng?" Tanya beby dengan tertawa remeh, mendengar itu lina segera menampar pipi beby namun ia berhasil menahan tangan lina.

"Urusan kita yang kemaren belum selesai btw" dengan kasar ia menarik tangan lina untuk keluar dari restoran, temen-temennya yang melihat itu ia segera mengikutinya.

Setibanya di taman terdekat restoran beby melepas tangan lina dengan kasar.

"Awww" jerit lina

"Cemen amat gitu aja sakit"

"Ini gak seberapa yang lo lakuin ke gue dan..."

"Anak yang udah lo bully sampe dia meninggal" dengan suara lirih beby, lalu ia menampar pipi kanan lina dengan keras.

not happen againWhere stories live. Discover now