Chapter 7. Mission In Order

25 6 0
                                    

Kegelapan yang mengusik terang,
tampaknya berhasil menggoyahkan keyakinanku.
Mungkin, pertemuan kita adalah sebuah takdir?

-Arseus Eleuther-

Drachenfeels,

Arseus melenggangkan kakinya ke arah sebuah mansion besar yang dari luar terlihat tidak terawat. Tumbuhan liar yang berada di halaman mansion dibiarkan berantakan dan menjalar liar sampai hampir menutupi seluruh bangunan. Timbunan daun musim gugur juga telah menggunung di kiri kanan. Setidaknya, begitulah tampak tempat ini bagi mata manusia.

Tabir kasat mata yang menutupi seluruh wilayah itu; kubah raksasa transparan, membuat tampilan asli bangunan itu menjadi seperti mansion berhantu. Ditambah dengan lokasinya yang berada di dataran tertinggi yang ada di Pandora, membuatnya menjadi tidak pernah dikunjungi oleh makhuk lain, kecuali nephilim; karena memang tempat ini adalah markas besar The Hunters, pemburu iblis.

Pintu besi tebal dengan ukiran yang penuh terbuka pelan saat Ars mendorongnya. Deritnya menggema, kemudian menampilkan ruangan besar yang penuh dengan peralatan canggih untuk mengintai pergerakan iblis. Semua tempat yang ada di Pandora tidak lepas dari intaian CCTV yang mereka pasang secara diam-diam.

Ars langsung bergerak pada salah satu layar pengintai yang kosong. Ia memutar kembali rekaman CCTV yang ada di tempat ia bertemu dengan Sybil. Ada hal yang mengganjal perasaannya dari tadi. Sorot abu-abu terang milik warlock itu membuatnya resah. Ada hal yang menarik dirinya untuk berkeinginan mencari tahu lebih lanjut tentang warlock itu. Terutama, saat ia melihat sendiri bagaimana warlock itu melawan kaumnya sendiri.

"Bagaimana hunting-mu malam ini?" tanya seseorang yang tiba-tiba menepuk pundah Ars dari sisi kanan.

Semua tayangan yang menampilkan Sybil langsung ditutup. Ia berbalik. Lex, teman satu timnya berdiri dengan menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Satu Thalon yang sedang mengintai mangsanya di Obsyd Village berhasil dimusnahkan. Kau sendiri?" tanya Ars.

"Aku mengejar Thalon di Amethyst Town, tapi kehilangan jejaknya. Besok aku akan kembali ke sana."

Ars tiba-tiba mengingat ucapan Dixie, sebelum monster itu berubah menjadi wujud kucing lagi. Samar, ia mendengar kalau mereka harus segera kembali ke Amethyst sebelum pagi. Apakah warlock itu tinggal di sana?

"Hei, aku saja besok yang ke sana. Kau besok ada acara bersama keluargamu, kan?" Ars menawarkan diri.

Lex tersenyum lebar. Binar matanya terlihat senang saat Ars menawarkan untuk menggantikan tugasnya. "Kau serius?"
Ars mengangguk. "Tentu saja. Aku akan ke sana untuk meggantikanmu."

"Oh, Thank by the angel! Kau menyelamatkan waktu berhargaku, Kawan! Aku pasti akan membalas kebaikanmu!"

Ars tertawa, sambil membalas high five dari Lex. Selain ingin mencari tahu sosok dari warlock yang ia temui tadi, sebetulnya ia juga tahu kalau Lex ada acara penting dengan keluarganya malam nanti. Jadi, ia berpikir, kenapa tidak sekalian saja menggantikan tugas Lex sambil mencari tahu sosok itu?

"No problem, aku ke atas dulu." Ars menepuk pundak Lex, lalu bergegas naik ke atas; ruangan khusus dengan banyak kamar bagi nephilim yang tergabung menjadi The Hunters.

***

Amethyst Town,

Ezar telah kembali ke Mancy Manor saat Sybil selesai meditasi. Sebagai gantinya, Dixie terlihat melingkar di atas kasur; terpejam dan mendengkur lembut. Satu menit yang lalu, ia mendapat pesan dari Oxa melalui ponselnya. Pesanan pedangnya telah jadi. Oxa benar-benar mengerjakannya semalaman.

Pandoraverse : The Warlock and The Demons Destruction [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang