Chapter 27. Won't Promise Anything

16 2 0
                                    


Bagaimana bisa aku meninggalkamu, sementara kau adalah napasku?

Bukankah terlalu menyakitkan jika harus berpisah?

Itu sama saja dengan membunuhku perlahan, dan aku tidak menginginkan hal itu.

-Arseus Eleuther-


"Hah! Ini sangat memalukan!"

Sybil mengerang, kepalanya terbenam di antara lututnya yang ditekuk dalam posisi duduk di pinggir gedung tertinggi di kota Amethyst. Di sebelahnya, Ars duduk sambil menatap langit malam yang terlalu kelam. Tidak ada satu pun bintang yang terlihat. Sementara angin terus berembus, membawa hawa dingin yang membekukan ujung-ujung jemari.

"Memalukan? Dalam hal apa?" Ars bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari langit.

Sybil mendongak, menatap sisi samping Ars yang menciptakan siluet sempurna di tengah malam. Wajar jika Ars memiliki wajah semenawan itu, darah malaikat jelas mengalir di dirinya.

"Kau melihat pertengkaran kami. Itu sangat memalukan." Sybil kembali mengerang. "Kau bahkan mengikutiku sampai ke sini, itu juga memalukan."

Ars menatap Sybil yang kembali membenamkan wajahnya di antara lutut. Senyum tipis mengembang dari wajah rupawannya; senyum yang hanya mengembang saat dia bersama dengan Sybil.

"Aku takut kau membuka portal dan tersesat di antah berantah lagi."

"Kau semakin membuatku malu." Suara Sybil teredam.

Ars terkekeh melihatnya. Sebelah tangannya terangkat di belakang punggung Sybil, terlihat ragu untuk mengusap warlock itu agar merasa lebih tenang.

"Cutie Pie..." panggilnya, sambil menurunkan tangannya. "Kau tahu kalau mulai saat ini aku akan terus bersama denganmu, kan? Apa pun yang terjadi padamu, aku akan selalu berada di sisimu."

Sybil menegakkan badannya dan menoleh lagi pada Ars yang tengah menatapnya dengan sangat lembut. "Kenapa? Kau bahkan mengatakan hal yang tidak masuk akal waktu live bersama reporter tadi. Itu akan membuatmu dalam posisi yang sulit, Ars."

Ars menegakkan sebelah alisnya. "Kau tidak takut pada posisimu sendiri?"

Sybil menyeringai sambil mengalihkan pandangannya ke atas; memandang langit yang tampaknya mulai berubah menjadi sedikit kelabu. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam posisiku. Demon Sire yang telah kuanggap keluarga pun sudah tidak ada lagi. Mulai saat ini aku akan berjuang sendiri. Terlepas dari ucapanmu tadi, tidak berpengaruh apa pun bagiku. Sebelumnya para nephilim juga telah menargetkanku, bukan? Justru kau yang saat ini sedang dalam posisi sulit. Dan aku mencemaskanmu."

Ars menghela napasnya dalam. Sorot matanya mengilat di balik beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya. "Kurasa Demon Sire tidak hancur. Kalian hanya sedang berada dalam puncak krisis masalah masing-masing. Kalau memang hubungan kalian hanya karena satu sebab seperti yang Ezar katakan tadi, kurasa kalian tidak akan sampai mempertaruhkan nyawa hanya untuk melindungi satu sama lain. Hubungan kalian kuat, melebihi yang kalian bayangkan."

"Benarkah? Entahlah... aku sekarang sedang tidak ingin mengharapkan hal yang lebih. Tidak ada waktu juga untuk meratapi atau mencoba untuk mempersatukan kami lagi. Ada hal yang lebih penting dari itu semua."

"Dan aku akan terus bersamamu untuk melakukannya."

Sybil menatap Ars lekat-lekat. "Kenapa kau melakukannya untukku? Jalan yang kau ambil terlalu jauh hanya untuk menolongku, Ars."

Pandoraverse : The Warlock and The Demons Destruction [ TAMAT ]Where stories live. Discover now