Chapter 35. Final Moment [ END ]

8 2 0
                                    

Aku tahu ini bukan akhir dari cerita,

tapi aku meyadari bahwa semuanya tampak berharga

saat kita berada di garis antara hidup dan mati

-Cassiel Ruby-

Amy menyemburkan napas apinya ke segala arah, berusaha menyelamatkan Dixie yang hampir terkena pedang cahaya dari salah satu nephilim. Sybil melompati Shadow yang sedang mengoyak tubuh nephilim dengan ketiga kepalanya, mendarat di sebelah Ars yang baru saja membenamkan pedang iblisnya; tepat di jantung salah satu nephilim.

Sebelah tangan Sybil menepuk pelan pundak Ars, menyalurkan energi sihirnya yang bergerak cepat seperti sulur saling kejar-kejaran di mata pedang iblis. Sebelum nephilim itu benar-benar meregang nyawa, alira energi sihir dari Sybil menggerogoti tubuh nephilim itu dari dalam.

Ars mengernyit, menyadari bahwa sisi liar Sybil dalam peperangan telah ditunjukkan tanpa ampun. Aliran darah segar merembes dari tiap pori-pori nephilim, menggantikan warna kulit menjadi semerah mata iblis.

"Nice shoot, Sayang." Ars mengerling pada Sybil.

Wajah Sybil merona, untuk pertama kalinya Ars menyebutnya dengan kata sayang. "Haruskah panggilan manis itu diucapkan pertama kali di situasi seperti ini?"

Ars menyeringai gemas. "Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Jaga dirimu, aku akan mencoba merebut bola kristal itu dari tangan Levi."

Sybil menarik cepat tangan Ars sebelum nephlim itu beranjak. "Apa pun yang terjadi, tetaplah hidup. Aku mencintaimu."

Ars paham dengan apa yang diucapkan Sybil. Lagipula, tidak akan ada Demon Sire yang mati untuk hari ini. "Aku juga mencintaimu, Cutie Pie. Sekarang kita hajar dulu para bangsat itu."

Tak sempat menatap lebih lama pada Ars yang telah melompat ke arah Levi, satu nephilim menyerang Sybil, menendang punggung Sybil sampai dia berguling-guling di atas tanah yang sedikit basah.

"Aku bisa saja langsung menembakkan senjata cahayaku padamu. Tapi aku bukan tipe pengecut yang menyerang dari belakang," ucap si nephilim dengan sikap angkuh.

Sybil menyeringai, berdiri dengan pedang Linx sebagai tumpuan. "pengecut dan penakut adalah beda tipis. Atau, kau tipe penjilat yang haus validasi dan menuntutku untuk menyerukan bahwa kau adalah nephilim sejati yang tidak akan menyerang musuhnya dari belakang? Sungguh?"

Sang nephilim menggeram kesal. Ucapan Sybil berhasil memancing emosinya. "Jangan sok suci, kau warlock, sialan!"

Panah cahaya terlihat berkilauan di depan wajah Sybil. Sementara tubuh warlock itu telah dihimpit oleh badan besar sang nephilim. Dalam hati Sybil, jika ia tidak bisa meloloskan diri dari situasi ini, tamat sudah riwayatnya. Hanya ada satu cara yang bisa ia coba, entah berhasil atau tidak karena kekuatan yang dia hadapi adalah kekuatan murni dari langit.

"Virtus sigillum!"

Sebuah mantra untuk menyegel kekuatan dilontarkan cepat sebelum panah cahaya milik nephilim itu menembus kepala Sybil. Sybil menyesal karena tidak sempat mencoba mantra itu selama pertempuran yang telah lalu. Sejujurnya, ia bahkan baru ingat ada mantra itu.

Panah cahaya yang telah siap dilesatkan dari jarah dekat, tiba-tiba saja memudar. Mantra penyegel kekuatan itu bekerja. Sang nephilim terlihat bingung dengan apa yang telah terjadi, tapi tidak bagi Sybil yang kini menyeringai penuh kemenangan. Untuk mempersingkat pertarungan ini, ada hal yang harus ia lakukan.

"Permisi, Nephilim sialan! Kau harus segera menyingkir dari atas tubuhku!"

Energi sihir meledak dari telapak tangan Sybil, membuat nephilim itu terlempar dan menabrak seorang nephilim lainnya sehingga membuat mereka jatuh bersamaan. Sybil mulai mengedarkan pandangannya, bersiap untuk menuntaskan rencananya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pandoraverse : The Warlock and The Demons Destruction [ TAMAT ]Where stories live. Discover now