Chapter 8. A Little Disappointed

18 6 0
                                    

Sudah kukatakan,
Kau hanya akan menemukan kesengsaraan,
jika terus menyandarkan kebahagiaanmu padaku.

-Zadkiel Eleazar-


Layaknya seekor anak kucing yang mengendap di kegelapan, begitulah Sybil saat ini yang sedang meloncat-loncat kecil menuju ke ruangan demon sire yang terdapat di Mancy Manor. Sebuah rutinitas malam bagi mereka untuk berkumpul sebentar sebelum patroli malam.

Dalam kondisi yang dihadapi oleh Sybil saat ini, ia merasa sedikit takut untuk bertemu Ezar karena seharian ini ia benar-benar tidak menampakkan diri di kantor. Walaupun ia telah siap dengan risikonya; omelan Ezar, tapi tetap saja ia merasa gelisah.

"Tertangkap!" seru Ezar, setelah menarik tangan Sybil. "Kemana kau seharian?"

Sybil meringis. Meskipun ia terkenal dengan warlock yang semaunya sendiri, tetap saja saat ini ia merasa sedikit bersalah. "Aku pergi ke Archibald Noxa, setelah itu pergi jalan-jalan bersama Dixie," jawabnya.

Ezar mengernyit. "Pedang yang kau pesan kemarin?"

Sybil mengangguk. "Kau benar. Aku kesana untuk mengambil pedang pesananku."

"Tapi bukan berarti kau bisa bolos seenaknya sendiri, kan?" Ezar masih menahan lengan Sybil agar gadis itu tidak kabur lagi darinya.

"Well, bolos atau tidak sebenarnya juga tidak ada pengaruhnya, kan? Aku hanya pekerja magang yang bahkan tidak kau beri pekerjaan satu pun. Lagipula, kalau aku tidak ada, kau bisa bebas bermesraan dengan Mei, asisten pribadimu yang ingin sekali kumusnahkan itu!" Sybil menggertakkan giginya geram.

Ezar menyeringai. Tampaknya, dia selalu menikmati saat Sybil menampilkan sikap cemburu padanya. "Jaga bicaramu, Catnip. Kau tidak boleh membunuh orang yang tidak membahayakanmu."

Sybil menghela napas panjang. Ia merasa lelah untuk berdebat masalah Mei lagi dengannya. Lagipula, begitulah hidup Ezar, kan? "Di mana Karl dan Oxa? Mereka belum datang?"

Ezar tersenyum. Senyum khasnya yang terlihat dalam dengan sorot mata mengintimidasi. "Karl masih membongkar muatan barang-barang haramnya, dan Oxa masih sibuk dengan pesanan yang katanya harus cepat diselesaikan." Wajahnya sengaja didekatkan pada rahang Sybil. "Malam ini, hanya ada kita."

Sybil tercekat mendengar kalimat terakhir Ezar yang sengaja dibisikkan padanya. Nephalem itu tahu betul kalau saat seperti ini adalah waktu yang tepat untuk membangkitkan gejolak darah Asmodeus dari dalam dirinya.

Sybil kembali mengendus aroma unik milik Ezar, melalui hembusan napas nephalem itu yang tak berjarak dengannya. Ezar brengsek! Dia tahu betul bagaimana menetralkan perasaan Sybil yang mulai terpancing emosi karena membicarkan Meiarra.

"Jadi, kau merindukanku hari ini?" tanya Ezar, di sela-sela sentuhan bibirnya pada leher jenjang milik Sybil.

"Tentu saja." Tanpa sadar, Sybil telah menggelayutkan kedua tangannya pada leher Ezar yang jelas terlalu tinggi untuknya. Satu gerakan lembut, gadis itu telah berpindah; duduk di atas meja makan.

Kini, kedua tangan Ezar mengungkungnya di kiri kanan, dengan bibirnya yang terus menjelajah dari ceruk leher, dan berakhir pada milik Sybil. Deru napas mereka tak lagi santai, keduanya saling bercumbu di bawah sorot temaram ruangan yang memang sengaja tidak dinyalakan lampunya.

"Ezar..."

"Hmm,"

"Kau tahu, Oxa akan marah kalau melihat kita seperti ini lagi, kan?" Sybil berusaha untuk meredakan gejolaknya sebelum situasi semakin memanas.

Ezar menyeringai. Sebelah tangannya menelusup ke sela-sela rambut Sybil, lalu dia menekan bibirnya sebagai kecupan akhir. "Kau benar, mau pergi sekarang?"

Pandoraverse : The Warlock and The Demons Destruction [ TAMAT ]Where stories live. Discover now