Chapter 21. I Stan With You

18 2 0
                                    


Jalan yang kutempuh memang terlalu curam dan terjal,

Namun selama itu menujumu, aku tidak peduli

-Arseus Eleuther-


Ketika pintu ruang rapat ditutup dari belakang, Ars memandang sekeliling; menyaksikan obor di tiap-tiap sisi tembok yang mengepulkan asap hitam; kursi rapat berderet menghadap panggung, tempat Levithen sering mengucapkan kata-kata bijak yang justru terdengar seperti sampah baginya; serta beberapa sorot mata dari ujung bangku deret ketiga yang menatapnya tidak senang.

Lex yang berdiri di belakangnya menepuk pundak Ars. "Kau akan kehabisan kursi kalau tidak segera beranjak dari sini."

Ars menoleh sekilas, lalu membetulkan tudung jubahnya agar tetap menutupi wajahnya. Langkahnya berat, namun tetap saja ia menuju ke kursi paling belakang; hanya berjarak beberapa langkah dari tempatnya sekarang.

"Kau merasa tidak, kalau Levithen akhir-akhir ini mulai keterlaluan?" Lex, satu-satunya nephilim yang bisa dipercaya memulai pembicaraan rahasia yang dengan sangat hati-hati dia bisikkan pada Ars.

"Apa yang kau maksud?"

Tentu saja Ars mengerti apa yang dimaksud oleh Lex, tapi ia tidak akan bersikap gegabah untuk menjawab pertanyaan itu dengan gamblang. Sekalipun Lex adalah satu-satunya nephilim yang paling bisa dia percaya, tapi keputusannya untuk berpihak pada Demon Sire bukan satu hal yang bisa diterima dengan baik olehnya.

Lex beringsut, membetulkan jubah belakangnya yang sedikit terlipat. "Membantai anak-anak dan wanita, yang benar saja? meskipun mereka berdarah iblis, tapi tidak semua dari mereka berjalan di dunia kegelapan. Sore tadi aku hampir berkelahi dengan Myer karena dia benar-benar akan mengeksekusi cambion berumur setahun. Menurutku ini tidak benar."

"Lalu, bagaimana dengan cambion itu?" tanya Ars.

Lex mendesah berat, dia tidak bisa menjawab pertanyaan Ars.

"Berapa banyak anak kecil yang telah mereka bantai?" Ars tahu bagaimana nasib cambion itu hanya dengan melihat raut wajah Lex.

"Puluhan, tampaknya. Aku benar-benar tidak bisa melihat mereka membantainya, jadi aku pergi dari sana dan berdiam seharian di atap gedung Pandora Bank."

Derit pintu terbuka menghentikan perbincangan mereka berdua. Levithen, pemimpin The Hunters, masuk ke dalam ruangan dengan wajah terangkat angkuh. Di belakangnya, Myer, nephilim yang baru saja dibicarakan Lex mengekor dengan patuh.

Ars sering bertanya-tanya dalam hati, jika Levithen menyuruh Myer untuk masuk ke dalam lava, apakah dia juga akan menurutinya? Dari sekian banyak nephilim yang ia kenal, Myer ada dalam urutan kedua dari daftar yang paling dia benci setelah Levithen yang selalu berada di urutan pertama.

Dengungan mic mengganggu telinga Ars. Terlebih ketika itu berasal dari Levithen yang tengah berdiri di atas panggung; dengan semua lampu yang menyorot padanya. Selama ini Ars selalu penasaran, kenapa ruang rapat lebih terlihat seperti teater hiburan. Seakan sengaja Levithen membuat posisinya seperti itu agar dirinya terlihat seperti seorang yang mendapat highlight dalam setiap pertunjukan.

"Ada beberapa kabar baik bagi kita semua."

Setelah beberapa kata penyambutan yang tidak penting, kali ini Ars benar-benar membuka kedua telinganya untuk mendengarkan berita baik yang dimaksud Levithen.

"Dua instrument pemusnah iblis telah dipastikan keabsahannya. Untuk itu, aku akan membuat tim khusus yang akan berfokus pada pencarian lokasi dari dua instrument itu. Pertama: pedang Lucifer saat dia masih menjadi malaikat. Kedua: batu kristal milik Lucifer yang menyimpan semua kebaikannya. Jika itu disatukan, secara otomatis semua entitas iblis di Pandora akan musnah. "

Pandoraverse : The Warlock and The Demons Destruction [ TAMAT ]Where stories live. Discover now