Chapter 9. Hang On, I'll Be There!

19 7 0
                                    

Setiap makhluk akan membawa takdirnya masing-masing,
Mungkinkah, kau adalah takdirku?
- Sybil Xalvadora -

"Sialan!" raung Sybil saat dia menyadari lelehan darah yang mengalir dari pelipisnya karena benturan saat ia menghantam pilar beton.

Kedua tangannya menghentak kencang ketika menopang tubuhnya saat ia bersiap melompat. Energi sihir yang telah berpusat pada jemarinya, menciptakan percikan statis. Matanya awas memandang Ezar yang sedang mempertahankan posisinya.

"Hei, jelek!" teriak Sybil.

Thalon itu menoleh cepat. Sorot matanya terlihat bengis menatap Sybil yang sedang mengacungkan jari tengah padanya. Ezar menarik kaki Thalon, tapi karena posisinya yang tidak stabil justru membuatnya tergelincir dan jatuh terlentang.

"Linx," bisik Sybil. Dalam sekejap, pedang itu tampak berpendar di genggamannya.

"Kalian benar-benar mengganggu pestaku!" Suara Thalon yang berat terdengar menggema.

"Kau sebut ini pesta? Really? Di mana wine dan lilinnya?" Sybil bertanya dengan ekspresi wajah mengejek.

"Diam, Bitch!"

Sybil menghindari serangan Thalon dengan gemulai. Balok kayu yang tadi akan dihantamkan padanya telah berubah menjadi kelopak bunga mawar merah yang berserakan di lantai. "Sekarang tinggal wine," seringainya.

Ezar menggeleng-gelengkan kepala melihat aksi Sybil. Seharusnya, dia memang tidak perlu mencemaskannya.

BRAK!!

Sybil dan Ezar menoleh bersamaan pada suara berdebum yang berasal dari jalan masuk mereka tadi.

"What the hell!" teriak Ezar.

Sepasang Theron melempar satu manusia yang tidak sadarkan diri. Thalon yang sedang berhadapan dengan Sybil segera bergerak cepat dalam hitungan detik, dan menyantap jiwa manusia itu dengan gerakan menggeliat dan mengeluarkan erangan.

Sybil membelalak, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena satu Theron telah menyergap Ezar dan mendorongnya ke aliran pembuangan air.

Sybil mencengkeram udara, membuat Theron itu tidak bisa bergerak karena energi sihir yang baru saja dilontarkan. Dalam satu gerakan cepat, Sybil meraih tangan Ezar dan menariknya untuk menjauh dari tepi aliran air.

Sialnya, Sybil melupakan keberadaan satu Theron lain yang telah menarik jubahnya dari belakang, dan melemparnya dengan kekuatan penuh sampai tubuhnya kembali menabrak dinding beton.

Ezar menggeram marah, Theron yang telah mematung ditendang ke sembarang arah. Bunyi berdebum mengiringi langkah larinya; menuju pada satu Theron yang mengincar Sybil, tapi langkahnya terhenti karena Thalon yang baru selesai menyantap jiwa manusia menghadang jalannya.

"Sudah kubilang, kalian merusak pestaku," geram Thalon.

Ezar mengeratkan rahangnya erat. Sudut matanya memastikan Sybil baik-baik saja, sedangkan sebelah tangannya mengarah tepat di depan wajah makhluk busuk itu. Sebelah matanya menyipit, dengan seringai yang membuat sebelah sudut mulutnya naik.

"Sakit," ucap Ezar, pandangannya tajam menembus bola mata merah keruh milik Thalon yang tiba-tiba menggeliat kesakitan. Sebagai nephalem, dia bisa dengan mudah menanamkan ilusi pikiran.

Sybil menyebutnya, membunuh tanpa menyentuh.

"Aku sering melihatmu, dan aku sangat heran denganmu," ucap Theron dengan rambut cepak sebelah berwarna hijau menyala pada Sybil yang mulai kelimpungan karena benturan berkali-kali pada kepalanya.

Pandoraverse : The Warlock and The Demons Destruction [ TAMAT ]Where stories live. Discover now