Tujuh ratus hari sebelum kau tampil ke publik.
Kau duduk di depan meja rias. Lagi, kau meringis. Panas yang dihasilkan dari alat datar menimbulkan asap serta rasa panas yang membuatmu ciut.
"Kau harus terbiasa dengan hal ini, Arindi," ucap ibumu. "Waktu seusiamu ibu terbiasa mencatok rambut sendiri, tapi karena ini hari spesial, biar ibu yang melakukannya."
Hari ini kau bertambah usia sebagaimana kembaranmu. Bedanya, Arinda berangkat lebih pagi karena harus memenuhi jadwal syuting iklan. Rambut kalian sama-sama dicatok lalu bagian tengah hingga ke bawah dibuat lebih ikal. Wajahmu dipoles. Bibirmu lebih merah dibanding biasanya. Kelopak matamu berwarna. Sayangnya, raut mukamu muram.
Kalau aku boleh menebak, dari sekian banyak lagu yang belakangan kau dengarkan, kurasa aku tahu lirik mana yang menggambarkan situasimu saat ini, Ndi.
.
All around me are familiar faces
Worn-out places, worn-out faces
Bright and early for their daily races
Going nowhere, going nowhere
.
Inikah ulang tahun yang kauinginkan? Menjadi sosok yang bukan dirimu? Dari gesturmu kutebak kau tak mendambakan ini semua. Bertambah usia seakan menjadi momok terbesar dalam hidup.
.
Their tears are filling up their glasses
No expression, no expression
Hide my head, I wanna drown my sorrow
No tomorrow, no tomorrow
.
"Cantik sekali anak ibu. Senyumnya mana?"
Tampil memukau di balik gaun berwarna pucat, kau lantas berjalan. Berlenggak-lenggok sesuai arahan Oliv. Kedua kakimu disangga oleh sepatu berhak tinggi. Senyuman menghiasi wajahmu.
Oh, Arindi sayang. Aku tahu persis itu bukan senyum bahagia. Seandainya aku dapat memelukmu sekarang juga ....
.
And I find it kinda funny, I find it kinda sad
The dreams in which I'm dying are the best I've ever had
I find it hard to tell you, I find it hard to take
When people run in circles, it's a very, very
Mad world
Mad world
.
Kau menolehkan kepala sebelum memutar tubuh. Kausentuh lembut wajah mulusmu.
"Mau cantik luar dan dalam? Pakai Glimglow dari sekarang."
Detik kemudian, beberapa kamera yang dioperasikan Mel dan Mo memancarkan blitz yang menyilaukan. Syukurlah kali ini kau sudah cukup terbiasa.
Di ujung ruangan, Oliv bertepuk tangan riang. "Sempurna!"
.
Hello, teacher, tell me, what's my lesson?
Look right through me, look right through me ....
.
Kau menelan ludah. Detik kemudian, Oliv memelukmu. 'Oh, sayang. Kau tampil memukau di hari ulang tahunmu. Ayo, sekarang kita habiskan waktu untuk bertiga saja. Kau bisa memilih makanan apa pun untuk hari ini!"
"Terima kasih, Bu," jawabmu lembut. "Oh ya, aku juga menyiapkan sesuatu untuk Nda." Kau lantas mengambil sebuah bungkusan yang telah kau siapkan. Bukan. Itu bukan kado yang sesungguhnya. Itu hanya hadiah yang sengaja diperlihatkan di hadapan Oliv.
Kado yang sesungguhnya masih tersimpan di balik lemari ini. Cerdas sekali kau, Ndi. Apa pun itu, kuharap kau dapat menikmati kebebasan di hari spesial ini. Selamat bertemu dengan Nda. Karena hanya ia yang bisa membuat duniamu lebih berwarna.
.
And I find it kinda funny, I find it kinda sad
The dreams in which I'm dying are the best I've ever had
I find it hard to tell you, I find it hard to take
When people run in circles, it's a very, very
.
Mad world
Mad world
Enlarge your world
Mad world
◊▷◁◊
Tema cerita hari ketujuh: buatlah songfic dari lagu terakhir yang kalian dengar. Platform yang digunakan bebas yang penting legal, bukan bajakan. Jika ada yang tidak mendengarkan lagu, bisa pilih lagu secara random yang penting ada liriknya.
YOU ARE READING
Sang Pengamat
Science FictionWinner DWC NPC 2024 ●●● Ketika aku utuh, aku sangat ramah. Namun, bila aku terbagi menjadi kepingan, aku bisa sangat membahayakan. Siapa aku? Aku hanya sang pengamat. ●●● [Karya ini diikutsertakan dalam Days Writing Challenge NPC 2024]