13) Dinocaulus?

9 3 4
                                    

Masih segar di ingatanku ketika lemari ini belum sepenuhnya jadi. Ketika itu, Jo membawa serta anak bungsunya. Untunglah sedang tidak ada aktivitas krusial di sini, jadi aman saja bagi anak itu bermain di sekitar sini.

"Wah, bagus sekali bajumu, Andrea."

Andrea yang belum fasih berkata-kata tersenyum manis. "Dibeyiin papa."

Lucu sekali kau, Nak. Monster di bajumu agak mengerikan, tapi karena yang mengenakannya Andrea jadi tetap terkesan lucu. Aku jadi penasaran nama monster itu.

"Oh, Andrea suka dinosaurus?"

Anak itu mendongak, mengalihkan perhatiannya dari layar holo kecil. "Dinocaulus, Om."

"Ya, ya. Dinocaulus."

Oh, itu namanya. Jadi, mana yang benar? Dinosaurus atau dinocaulus? Yang kutahu, tidak ada monster semacam itu yang hidup di dunia; saat ini.

Tapi, bukan berarti manusia di zaman sekarang sepenuhnya aman, kan? Melihat problema keluarga si kembar, misalnya. Orang yang menyakiti serta kerap membuat mereka takut bukanlah sosok dengan taring tajam, kuku cacar, serta kulit tebal. Dia justru orang yang dari luar terlihat sempurna.

Saat mengamati Andrea itulah aku juga melihat iklan di layar holo milik Gis.

Momen pertama kalinya aku melihat iklan Glimglow.

"Mau cantik luar dan dalam? Pakai Glimglow dari sekarang."

Nyatanya, produk kecantikan itu dimiliki oleh seorang Olivia Ravanti. Jujur, aku awalnya tak paham dengan definisi 'cantik'. Banyak sekali manusia yang menanggap 'cantik' ialah sebuah pencapaian. Tujuan. Keindahan.

Nyatanya? Aku sepenuhnya tak setuju. Apalagi bila predikat itu disandingkan dengan Olivia Ravanti. Kurasa Arinda dan Arindi pun setuju dengan hal itu.

◊▷◁◊

Ahahahah. Agak blank buat tema kali ini sebenernya. Tema hari ketiga belas: Dinosaurus

Sang PengamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang