23) Bertukar Peran

3 1 0
                                    

Karena bagimu, dialah satu-satunya orang yang dapat kau jadikan sandaran.

Benar kan, Ndi?

Ndi?

Eh, tunggu. Kenapa kau menggosok gigi menggunakan tangan kiri? Dan kau melipat baju mulai dari bagian bawah, bukan bagian atas. Kau juga tidak menggunakan sisir kayu.

Astaga. Ini bukan Ndi, ya? tanyaku pada laci dan gagang lemari.

Ya. Gadis ini Nda, sahut sang gagang.

Sejak kemarin mereka bertukar peran, gumam laci.

Astaga. Astaga. Kenapa aku baru menyadarinya?

Ndi, aku sungguh berharap kau selalu aman—tepatnya kau dan kembaranku semoga aman. Aku yakin kalian menyembunyikan hal ini dari ibumu. Bukannya aku meragukan kapasitasmu, Ndi. Hanya saja buatku ini terlalu cepat.

Di sisi lain, aku yakin ini bukan perihal muncul ke publik. Apakah karena kau ingin mencari tahu mengenai pengamen itu? Sepenting itukah sosok pengamen itu buatmu, Ndi?

Semoga bukan. Aku yakin Nda pun takkan sembarangan bersedia bertukar peran seperti ini. Tak mungkin ia membahayakanmu.

Oh, Ndi. Betapa kuharap doa dari benda mati sepertiku dapat didengar oleh Tuhan.

◊▷◁◊

Tema hari kedua puluh tiga: Buatlah cerita yang diawali dengan kalimat terakhir cerita ke-5. Bagi yang tidak mengerjakan tema hari ke-5 silahkan menggunakan work peserta lain, jangan lupa memberikan credit.

Sang PengamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang