Episode 2

3.3K 211 0
                                    

Transmigrasi?

Itu adalah hal paling mustahil yang pernah aku baca di novel.

Walau aku adalah salah satu pembaca novel-novel bertema transmigrasi, namun aku tetap dapat berpikir sehat dan menganggap bahwa novel-novel fantasi tersebut akan selamanya bersifat fantasi dan mustahil menjadi kenyataan.

Namun kini apa yang tengah menimpa diriku?

Pasti semua orang akan mengataiku gila dan halu karena kini aku menganggap bahwa sesuatu seperti perpindahan jiwa atau apalah itu menjadi sebuah kenyataan dan terjadi pada diriku sendiri

Ini nyata!

Kuulangi lagi semua ini NYATA!

Setelah kupikir-pikir berulang kali, bukankah ini adalah kesempatan kedua yang diberikan Tuhan kepadaku?

Maksudku, dengan wanita yang mirip ibu di kehidupan asliku, aku bisa menjadi anak yang lebih berbakti dan tidak kembali menyesal untuk yang kedua kalinya.

Bodo amat dengan alur cerita!

Toh, aku hanya seorang figuran yang bahkan namanya saja tak disebutkan satu baris pun dalam cerita. Bukankah itu artinya kehidupanku bakal aman-aman saja?

Aku kembali memandang gadis yang katanya bernama Yara Arabella ini di cermin.

Wajah gadis ini sekilas terlihat mirip dengan wajah asliku. Kecuali bagian rambut yang berwarna kecoklatan dan terlihat sedikit lebih glow up. Apakah ini adalah versi glow up diriku?

Jika melihat postur tubuh dan proporsi tubuh gadis bernama Yara ini, kuperkirakan ia mungkin masih kisaran usia remaja. Mungkin sekitar umur empat belas atau lima belas tahun? Entahlah, aku tidak begitu yakin.

"Tidak buruk juga." Aku tersenyum sendiri bak orang gila yang sudah kehilangan kewarasannya. Bukankah sesuatu yang terjadi pada hidupku ini sangat diluar nurul dan tidak masuk akmal? Jadi aku memiliki sedikit alasan untuk menjadi agak gila. Haha.

Aku tidak akan mengulangi kesalahanku di kehidupan yang lalu. Aku tidak akan lagi menjadi beban keluarga yang menyusahkan ibu dan anak yang keras kepala lagi.

Dan apa kalian tahu?

Sebenarnya aku agak lupa dengan alur cerita novel yang aku masuki ini. Jangan salahkan aku dan kalian jangan pula mengatai diriku pikun, tapi ini adalah novel yang kutulis hampir sepuluh tahun yang lalu, bukankah sangat wajar jika aku agak lupa dengan alur ceritanya?

Sedikit yang kuingat dari cerita novel ini adalah kisah seperti Cinderella dimana tokoh utama wanita adalah seorang gadis yang berasal dari keluarga kaya namun sialnya punya ibu tiri yang seperti dakjal dan pada akhirnya menikah dengan pangeran dan berakhir happy ending. Maafkan diriku yang dulu hanyalah seorang ABG halu bin labil ini.

Seingatku sih, novel ini bukanlah novel sadis bin bengis. Ini cuman novel percintaan dengan setting yang terinspirasi dari kerajaan Eropa saja. Bukan novel berbahaya dimana sang tokoh utama pria adalah pangeran bengis, tsundere atau apapun itu yang membahayakan kesehatan jiwa dan raga.

Satu lagi yang patut kusyukuri adalah setidaknya novel ini bukanlah novel sadis yang berakhir tragis.

******

Waktu tiga hari berlalu lebih cepat daripada dugaanku. Hidup tanpa benda yang bernama ponsel pintar dan segala macam gawai tidak terlalu buruk juga. Aku jadi bisa sedikit menikmati hidup yang harus selalu kusyukuri setiap harinya.

Dulu saat bangun tidur, hal pertama yang aku cek pastilah ponsel, aku akan men-scroll social media favoritku sembari rebahan di atas kasur. Namun lihatlah sekarang! Saat bangun tidur, hal pertama yang aku lakukan adalah merapikan tempat tidur, lalu pergi ke teras untuk menghirup udara segar. Sungguh sebuah kemajuan yang sangat hakiki.

ImpossibleWhere stories live. Discover now