Episode 6

1.9K 182 2
                                    

Kini ibu tengah menangis untuk melepaskan kepergianku demi hidup yang lebih baik.

Apakah kalian ingin tahu apa yang sedang terjadi? Karena aku adalah anak yang baik dan cantik, maka akan kuberitahu kalian.

Masalah hama telah tertangani dengan baik. Walau memerlukan beberapa waktu agar semuanya pulih kembali, tapi kehidupan ekonomi kami perlahan-lahan mulai membaik.

Aku dan Annabella --kami adalah salah satu contoh dari sekian banyaknya penduduk yang terdampak dalam sektor ekonomi karena hama-hama kurang kerjaan itu. Desaku ini sangat bergantung pada sektor perkebunan demi menyambung hidup. Tanah yang subur adalah salah satu kelebihan dari Desan Greenfield.

Namun tentunya aku tak bisa menggantungkan hidupku pada kebun yang ditanami beberapa tanaman itu, kan?

Seperti kemarin, ibu terlihat seperti orang putus harapan tatkala kebun kami diserang hama. Sepenting itu memang sebuah kebun bagi keberlangsungan hidup kami. Anda kata, ada sesuatu yang lebih buruk terjadi pada kebun kami, apa yang akan kami lakukan? Itulah yang pertama kali aku pikirkan.

Bagai kata pepatah, pucuk dicinta ulam pun tiba. Di pagi yang cerah saat aku tengah sibuk membaca koran pagi, aku menemukan sesuatu yang cukup dapat mengangkat perekonomian keluargaku.

Apa kalian bisa menebaknya?

Oh, kalau kalian bisa menebaknya, maka tak akan kuberi hadiah apa-apa sih. Haha.

Oke, aku membaca sebuah lowongan pelayan. Menjadi pelayan biasa? Oh, tentu tidak.

Kabarnya istana kerajaan sedang mengadakan rekrutmen pelayan secara besar-besaran. Tentunya menjadi pelayan di istana kerajaan bukanlah hal yang remeh. Gajinya yang mungkin menurut para orang kaya dan bangsawan hanya seujung kuku namun bagi kami yang merupakan rakyat jelata berarti sangat besar.

Sepuluh ribu ring sebulan!

Bayangkan! Hidup di dunia serba kuno dan mengantongi uang sebanyak sepuluh ribu ring yang senilai sepuluh juta rupiah.

Tentu saja hal itu dapat membuat ibuku tak perlu lagi bekerja keras di kebun. Dia hanya perlu duduk diam di rumah dan menunggu uang kiriman dariku.

Gimana aku nggak langsung tergiur dengan tawaran yang sangat amat menggiurkan jiwa kemiskinan ku yang meronta-ronta minta diisi uang.

Dengan segala bujuk rayu, akhirnya aku dapat membujuk ibu agar mengizinkanku bekerja di istana kerajaan. Segala kata-kata manis aku ucapkan demi membujuk ibu yang awalnya tak mengizinkan diriku untuk pergi bekerja di istana.

"Jaga dirimu baik-baik." Pesan ibu sembari menahan tangisnya. Aku pun mengangguk dan berpamitan pada ibu untuk mengejar kereta kuda yang nantinya akan membawaku ke istana bersama para calon pelayan istana lainnya.

Begitu pula dengan Annabella, gadis itu juga begitu antusias tatkala membayangkan dirinya akan bekerja di istana kerajaan yang dulu hanya bisa ia lihat lewat mimpi. Bagai kebanyakan gadis pada umumnya, gadis itu mengharapkan dapat bertemu dengan pangeran kuda putih di istana kerajaan (padahal belum lama ini dia berkencan dengan pria yang namanya Alex).

******

Butuh waktu sekitar dua jam bagi kami dapat mencapai istana kerajaan. Kebetulan letak desaku ini memang tak begitu jauh dari istana. Aku bahkan dapat melihat puncak istana dari jauh.

Tapi kini ada satu masalah yang aku derita!

Karena baru pertama kali naik kereta kuda, entah karena aku yang kampungan atau apa, tapi rasanya aku ingin muntah karena kereta yang tak henti-hentinya seperti mengocok-ngocok isi perutku.

Andai saja di dunia ini minimal ada minyak kayu putih atau Antimo, mungkin aku tak akan begitu tersiksa seperti saat ini.

"Yara, kamu baik-baik saja?" Annabella menatapku dengan tatapan khawatir. Mau memberhentikan kereta kuda, tapi nggak enak sama calon pelayan lainnya. Mereka pasti akan merasa terhambat perjalanannya karena aku yang sangat kampungan ini.

Aku menggeleng pelan pertanda bahwa Annabella seharusnya berhenti mengkhawatirkan ku. Tapi sepertinya wajah pucat ku tak bisa berbohong. Bahkan beberapa wanita yang satu kereta denganku pun menunjukkan ekspresi khawatir seperti Annabella.

Aku terus meyakinkan pada mereka bahwa aku baik-baik saja, walaupun rasa-rasanya aku ingin muntah, tapi aku tak boleh menghambat perjalanan bukan?

Dua jam yang terasa seperti dua hari bagiku akhirnya berlalu. Dari jendela kereta kuda, aku dapat melihat istana kerajaan yang indah sekali bukan main.

Aku terpana, bahkan mataku berbinar-binar kala membayangkan bahwa aku akan tinggal di dalam istana megah itu.

Jika kalian ingin tahu seindah apa istana kerajaan itu, apa kalian pernah melihat istana kerajaan yang ada di film Rapunzel? Istana kerajaan ala-ala kuno dengan banyak menara yang berdiri kokoh.

Aku yang seumur hidup hanya dapat melihat istana dari film-film Disney, tentunya sangat amat terpana melihat betapa indahnya istana yang akan menjadi tempat kerja baruku ini.

Wah! Ternyata dunia haluku terlihat begitu indah! Ini bahkan lebih indah daripada kehaluanku sendiri!

Kami turun dari kereta kuda. Ada sekitar dua puluh orang yang akan menjadi pelayan di istana ini. Seorang wanita paruh baya yang kuperkirakan berusia empat puluhan, mengenalkan dirinya sebagai Melanie, kepala pelayan.

"Baik. Kalian akan ditugaskan di istana milik pangeran pertama. Kalian akan diuji coba dalam masa tiga bulan, jika pekerjaan kalian bagus, maka kalian akan diangkat sebagai pelayan tetap. Namun jika pekerjaan kalian buruk atau kalian membuat kesalahan, kalian akan langsung dipulangkan ke kampung halaman kalian masing-masing."

Begitula kira-kira yang dijelaskan oleh Melanie, wanita paruh baya itu terlihat berwibawa dengan postur tubuhnya yang tegap dan matanya yang menatap kami dengan tatapan tegas. Wanita itu bukan main-main! Aku menatapnya penuh takjub, ada semacam aura pemimpin yang keluar dari dalam diri Melanie. Gila! Dia keren sekali!

Melanie kembali menjelaskan tugas-tugas kami. Beberapa dari kami ada yang ditugaskan untuk bertugas di dapur, ada juga yang bertugas membersihkan ruangan. Tak hanya itu, Melanie juga menjelaskan sedikit tentang silsilah keluarga kerajaan agar kami tak salah mengenali orang. Bisa bahaya jika kami salah menyebutkan nama.

Hukum didunia novel ini sangat keras! Jika kau kaya, maka kau akan berkuasa. Jika kau miskin, maka kau harus hati-hati dengan si kaya. Mengerikan sekali!

Apalagi dengan sistem kasta yang masih kental. Semua orang dipandang melalui status sosialnya. Aku yang hanyalah seorang rakyat jelata adalah yang paling terbawah dalam sistem kasta. Gila, bukan!

Melanie juga menjelaskan bahwa kita harus menjaga sikap kita, salah-salah kepala atau tangan kita akan melayang jika berurusan dengan bangsawan. Iyuhhh! Semoga saja aku tak berurusan dengan salah satu dari mereka.

Wanita paruh baya itu kembali menjelaskan tentang silsilah keluarga kerajaan dimana Raja Albert adalah raja yang kini memerintah. Beliau memiliki dua putra yang bernama Pangeran Edgar dan Pangeran Revan.

Uniknya, sistem suksesi tahta di dunia novel disini tidak memandang pangeran pertama atau pangeran kedua. Maksudku, jika kau dianggap mampu memimpi menjadi raja dan mendapatkan banyak dukungan, maka pangeran kedua maupun pangeran pertama memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi raja.  Yah, walau sering ada pertumpahan darah karena sistem ini. Jadi para anak raja sama-sama bersaing untuk menjadi yang terbaik.

Dan apakah kalian tahu? Pangeran Revan adalah pemeran utama pria dalam dunia novel ini!

Kugambarkan Pangeran Revan sebagai sosok pangeran yang diidam-idamkan setiap gadis. Ia ramah, murah senyum hingga sangat tampan yang mampu membuat semua wanita menginginkan hatinya.

Dan yah, yang bisa merebut hati Revan hanya Lily. Sang Cinderella yang berasal dari keluarga bangsawan biasa yang disiksa oleh keluarga tirinya dan dapat merebut hati pangeran di pesta dansa.

Aku sungguh ingin melihat keromantisan kedua tokoh utama!

Wahai para tokoh fiksiku! Mamamu datang!

Bersambung...

19.02.24

Silahkan vote dan comment!

ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang