13. Luluh

1.1K 50 0
                                    

Pov. Toni

Aku jadi semakin marah dengan ucapan Dimas, kemudian aku ingin bergegas untuk pergi. Namun langkahku jadi terhenti saat aku mendengar Isak tangis Dimas. Aku pun jadi berhenti dan menghampirinya.

"Kenapa kamu menangis Dim! Seharusnya aku yang menangis karena ucapanmu itu" ucapku

"Kenapa kamu tega Ton! Padahal kan kita sudah lama berteman!" Ucap Dimas

Terus maksud kamu aku yang salah gitu?" Tanyaku

"Aku tau Ton! Aku yang salah! Tapi tidakkah ada sedikit rasa untukku!" Ucap Dimas

"Lalu apa mau kamu dim" tanyaku lagi

"Bisakah kita menghabiskan waktu bersama" ucap Dimas.

"Huft" aku menarik nafas dalam dalam kemudian aku menjawab pertanyaan Dimas.

"Baiklah dim! Tapi aku mohon kali ini saja" ucapku pasrah

"Baiklah Ton! Terima kasih" ucap Dimas senang

Dimas yang mendengar ucapanku seketika menjadi senang. Kemudian dia langsung menghampiriku. Dia mendekatkan wajahnya padaku. Dia memandang wajahku dalam dalam. Kemudian dia langsung mengecup bibirku. Setelah itu Dimas turun ke leherku. Aku tampak kaku saat bermain dengannya.

Akhirnya aku biarkan dia yang berkuasa atas diriku. Setelah itu Dimas mulai melepaskan kancing bajuku satu persatu. Saat semua sudah terlepas akhirnya dia mengenyot dan menggigit kecil kedua puting susu ku secara bergantian. Aku jadi menggelinjang dibuat olehnya. Akhirnya aku mulai mendesah.

"Ouuuh" desahanku.

Saat mendengar suara desahanku, Dimas semakin giat mengerjaiku. Aku semakin meracau dan juga mendesah. Setelah itu aku tidak sadar meminta untuk dipuaskan oleh Dimas. Dan Dimas yang mendengar itu seketika menghentikan aksinya, kemudian dia tersenyum senang.

Lalu dia membopong tubuhku ke atas ranjang kliniknya. Dia menidurkan ku lalu dia mulai melepaskan satu persatu pakaiannya. Saat sudah membuka CD nya aku jadi terkejut dan susah untuk menelan ludah karena melihat kontol Dimas yang diameternya hampir sama dengan punya Bang Bagas.

"Are you ready?" Tanya Dimas.

Aku tidak menjawab hanya menganggukkan kepalaku saja. Lalu aku menutup mataku karena takut menyaksikan lunangku akan ditusuk oleh sahabatku. Lalu Dimas mengarahkan kontolnya kedalam lubang ku. Saat sudah kepala palkonnya masuk, aku jadi berteriak.

"Awwh! Pelan pelan Dim!" Ucapku

"Tenang saja Ton" ucapnya

Kemudian dia mulai memaju mundurkan pantatnya. Aku semakin meringis dibuat olehnya. Lalu dia semakin mempercepat genjotannya. Lama kelamaan aku mulai terbiasa, kemudian aku mulai keenakan dengan permainannya.

Kita berdua sama sama mendesah dan meracau. Dimas menggenjot ku sambil mencipok mulutku. Suara dari ranjang dan bunyi suara dari kontolnya Dimas saat bertemu dengan lubang pantatku jadi terasa hening saat kenikmatan mulai memuncak diantara kita berdua.

Setelah beberapa jam akhirnya Dimas semakin giat menggenjot ku. Dan aku gunakan kaki ku untuk mencengkeram pinggul Dimas. Akhirnya aku merasakan Dimas akan menyemburkan laharnya didalam lubang ku.

Benar saja setelah beberapa saat aku merasakan cairan hangat dan kental dilubangku. Dan kami pun mengatur nafas sejenak setelah permainan kami.

"Terima kasih Ton aku senang!" Ucap Dimas dan mencium pipiku.

"Aku pulang dulu Dim" pamitku sambil memakai kembali pakaianku.

"Mau aku antarkan Ton" tawar Dimas

"Ga usah!" Ucapku dan segera berlalu meninggalkannya.

Kemudian aku langsung pergi dari sana. Aku pergi dengan perasaan berkecamuk. Entah aku harus merasa senang atau sedih. Setelah beberapa menit akhirnya aku sampai di kost an. Kemudian aku langsung mandi dan segera istirahat.

.......

BERSAMBUNG

Abang Ojol & Berondong Season 2Where stories live. Discover now