14. Bohong

1K 41 2
                                    

Pov. Toni

Setelah kejadian itu aku jadi menghindar dan menjauh dari Dimas. Pernah suatu ketika Dimas menghampiriku ke kost an ku. Namun aku mengusirnya.

"Hai Ton!" Ucap Dimas menghampiriku.

"Mau kamu apa lagi sih Dim?" Tanyaku tanpa basa basi.

"Gak kok! Aku cuma mau main aja ke kost mu" jawabnya

"Mendingan kamu pulang aja Dim. Maaf aku lagi gak pengen di ganggu" ucapku mengusirnya

"Kamu masih marah ya Ton soal kejadian kemaren" ucap Dimas.

"Apa yang terjadi kemaren?" Sahut Bang Bagas tiba tiba.

Aku dan Dimas sama sama tegang. Entah sejak kapan Bang Bagas datang. Kemudian Dimas langsung mengatakan dengan alasan yang tepat agar Bang Bagas percaya dan tidak curiga dengan apa yang telah terjadi pada kami berdua.

"Sebenarnya aku suka sama Toni! Kemudian aku menyuruh dia untuk meninggalkan kamu dan tinggal bersama dengan ku! Tapi dia marah dan menamparku" jawab Dimas.

"Apa yang Toni lakukan memang benar! Dan seharusnya kamu ditambahi pelajaran!" Ucap Bang Bagas dan langsung menonjok wajah Dimas hingga bibirnya terluka.

Dimas hanya diam, dia tidak melawan bang Bagas. Dia hanya mengusap luka di bibirnya.

"Tunggu apalagi! Bukannya Toni sudah mengusir kamu tadi! Cepet pergi dari sini!" Ucap Bang Bagas membentak Dimas.

Kemudian Dimas langsung pergi dari kost ku. Aku yang melihat Dimas masih memiliki rasa kasihan padanya. Karena walau bagaimanapun dia adalah teman baikku. Tapi aku tidak bisa membelanya karena dia memang salah.

"Ya udah sayang! Ayo kita masuk!" Uca Bang Bagas menghentikan lamunanku.

"Baik bang" ucapku

"Kamu kenapa? Apa kamu baik baik saja" tanya Bang Bagas.

"Aku gapapa kok bang" jawabku

"Dek! Abang laper!" Ucap Bang Bagas

"Yaudah Abang tunggu dulu! Aku mau masak buat Abang!" Ucapku

"Tapi Abang bukan lapar itu" ucap Bang Bagas lagi.

"Maksud Abang?" Tanyaku heran.

"Ini yang lapar" ucap bang Bagas sambil menunjuk pada selangkangannya.

"Iiihh Abang nyebelin" ucapku cemberut.

"Ya! Boleh ya dek ya! Kan udah lama kita gak main!" Ucap Bang Bagas memohon padaku

"Hmm" ucapku mengangguk.

Bang Bagas pun melepaskan pakaiannya sendiri dan dia juga membantuku melepaskan pakaianku saking tidak sabarnya dia. Kemudian dia langsung menerkamku bagai singa yang kelaparan. Dia menjamah tubuhku tanpa pemanasan terlebih dahulu. Kami pun siap bertempur diatas kasur.

"Ouhh teruskan bang!! Jangan berhenti" ucapku mendesah.

"Ok baby" ucapnya

Lubang pantatku sudah terbiasa dengan kontol bang Bagas. Walau dia tidak menggunakan pelumas, namun tetap mantap. Entah sampai berapa jam kami bertempur yang jelas kuakui dia sangat gagah dan perkasa.

Aku sangat beruntung memilikinya. Kebutuhan lahir dan bathin ku tercukupi olehnya. Terutama kebutuhan seks ku. Lalu setelah itu dia mulai mengeluarkan cairan kejantanannya.

Croooottt......

Croooootttt.....

Croooootttt.....

Entah berapa kali tembakan dia keluarkan sperma nya dilubang silitku. Lalu setelah itu kami berdua pun terkapar lemas diatas tempat tidur ku. Lalu kami berdua pun tidur dalam keadaan saling berpelukan.

.......

BERSAMBUNG

Abang Ojol & Berondong Season 2Where stories live. Discover now