☁️ㅣ13. Lemah, Letih, Lebay

3.9K 567 42
                                    

Agar-Bulan datang!
Akhirnya aku bisa update lagi! Ramein ya!!

Malam hari, Rembulan hampir terlelap dalam tidurnya tetapi tidak terjadi karena ia mendengar pintu kamar terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari, Rembulan hampir terlelap dalam tidurnya tetapi tidak terjadi karena ia mendengar pintu kamar terbuka. Rembulan tetap diam dengan posisi dirinya yang berbaring ke samping memunggungi pintu kamar. Ia menebak-nebak siapa yang berani masuk malam-malam seperti ini.

"Mau disimpan di mana?" Alvano menyenggol lengan Alvaro. Keduanya masuk mengendap-ngendap tanpa tahu Rembulan belum terlelap.

"Dekat meja belajar," jawab Alvaro dengan tangan yang membawa banyak sekali paper bag.

Alvano mengangguk. Ia segera menuju ke meja belajar milik Rembulan yang ada di dekat jendela. Keduanya sibuk membuka dan menyusun semua barang yang mereka beli di mall tadi. Sampai benar-benar tak sadar jika Rembulan telah duduk dan memperhatikan mereka yang membelakangi.

"Oke, sip. Udah beres semua 'kan?" Alvano bersuara setelah lima menit mereka selesai merapikan barang-barang yang ada. Ia menepuk pundak Alvaro mengisyaratkan agar mereka segera pergi dari sana. Ia berbalik, naasnya saat itu, Rembulan tepat menatapnya membuat Alvano terlonjak. "AAAAA!!"

Tawa Rembulan mengalun melihat Alvano yang sudah melompat pada punggung Alvaro. Keduanya tampak terkejut, sebelum akhirnya Alvaro memutuskan untuk berjalan menghampiri, sebelumnya ia menurunkan Alvano dengan kasar disertai dengkusan.

"Kenapa belum tidur?" tanya Alvaro begitu ia duduk di samping Rembulan.

"Baru mau tidur, Kak," jawab Rembulan. Pandangannya kini teralih pada meja belajarnya yang mendadak penuh dengan beberapa dekorasi cantik, buku-buku catatan kecil, dan alat tulis lain. "Kalian ke sini diam-diam buat simpan itu semua?"

"Iya. Itu hadiah dari kami, soalnya gips Bulan udah dibuka." Alvano menjawab dengan semangat, ia hendak melompat ke tempat tidur namun langsung dicegah Alvaro.

"Keluar, Bulan mau tidur," ucapnya.

"Barengan. Kita masuk bareng, keluar kamarnya juga bareng!"

Menghela napasnya, Alvaro mengalihkan tatapan pada Rembulan dan tersenyum tipis. "Kami mau keluar, Bulan langsung tidur. Maaf ganggu." Bukan tanpa alasan juga Alvaro dan Alvano memberikan hadiahnya malam hari begini. Mereka baru pulang sekitar pukul 19.00 setelahnya langsung beristirahat, tidak sempat mengobrol lebih dulu dengan Rembulan karena lelah.

Seperti inilah mereka jika Hana dan Hanina menghampiri.

"Ke sini dulu." Rembulan merentangkan tangannya pada Alvaro dan Alvano, membuat dua lelaki itu langsung menghampiri. Setelah posisinya dekat, Rembulan mengecup pipi Alvaro setelahnya pipi Alvano. "Makasih hadiahnya, pasti kalian capek banget harus keliling nyari."

Alvaro mengerjap, berbeda dengan Alvano yang membatu tak bisa bergerak. Mereka berdua bungkam seperti tersihir mantra membuat Rembulan mengerutkan kening.

Awan untuk RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang