☁️ㅣ24. Rekaman yang Tersebar

3.9K 533 89
                                    

Siap dengan chapter ini?

Hati-hati terkena jebakan. Dibacanya santai, oke!
Jangan lupa, kasih komen~

Barang-barang yang sudah Agraska bungkus dengan rapi di kamarnya ia taruh satu persatu di sofa, tak lupa ia berikan beberapa semprotan parfum agar tetap wangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Barang-barang yang sudah Agraska bungkus dengan rapi di kamarnya ia taruh satu persatu di sofa, tak lupa ia berikan beberapa semprotan parfum agar tetap wangi. Semua disiapkan untuk seminggu ke depan di mana rencana untuk semakin gencar mendapatkan Rembulan ia laksanakan.

Tidak ada waktu lagi bagi Agraska. Sebulan berjalan amat cepat untuknya, tahu-tahu sudah tiga minggu berlalu, dan apa usahanya membuahkan hasil besar? Agraska merasa belum ada efek apa-apa. Ia sulit mendeteksi apakah Rembulan merona karena jatuh cinta ataukah merona karena malu saja. Agraska belum tahu, bagaimana seorang gadis jatuh cinta? Bagaimana dirinya jatuh cinta? Melihat banyak drama pun, rasanya tidak membantu jika dirinya sendiri yang mengalami.

Membayangkan banyak skenario untuk ia persiapkan, Agraska kini membuka iPad di meja, mulai memilih series yang akan ia tonton sampai pagi. Namun suara ketukan pintu membuatnya menghela napas kasar.

"Apa?!" Agraska bersuara ketus tanpa mau membuka pintu, mengisyaratkan jika si pengetuk pintu mengganggu ketenangannya.

"Dia ingin menemuimu. Dia ingin bertemu denganmu. Temuilah lagi."

Suara ibunya mengudara di balik pintu. Namun bukan itu yang menjadi fokus utama Agraska.

"Siapa?"

"Naya. Dia masih butuh kamu."

Terdiam sesaat, Agraska membiarkan keadaan hening untuk beberapa lama. Suara notifikasi di ponselnya menjadi pembuyar keheningan itu, membuat Agraska segera membuka pesan yang masuk.

My Moon!!

Tadaaa!Bulan bisa berdiri sendirian🤗Tapi ini sebentar aja, Agar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadaaa!
Bulan bisa berdiri sendirian🤗
Tapi ini sebentar aja, Agar. Belum bisa lama-lama berdirinya😊

Kedua sudut bibir Agraska yang awalnya mengerut mulai tertarik ke atas, kekehan pelan lelaki itu terdengar merdu di kamarnya yang hampa.

Awan untuk RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang