☁️ㅣ30. Apa Pilihannya?

2.8K 349 71
                                    

Hai, semua! Awan kembali!
Jangan lupa ramein sama komentar ya!

Sejak selesai sarapan, kedua mata Alvaro tak bisa terlepas dari senyuman Rembulan yang tertuju pada layar ponsel yang dipegangnya beberapa menit lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak selesai sarapan, kedua mata Alvaro tak bisa terlepas dari senyuman Rembulan yang tertuju pada layar ponsel yang dipegangnya beberapa menit lalu. Rasa penasarannya tidak bisa ditahan lagi membuat Alvaro bangkit, yang tadinya ia duduk berhadapan dengan Rembulan, kini ia duduk di samping gadis yang masih enggan melepaskan senyumannya.

"Lihat apa?"

Rembulan menoleh ke samping kanan, pada Alvaro yang kini menggeser kursinya agar berdekatan. Tanpa ragu, Rembulan menjulurkan layar ponsel pada Alvaro untuk menunjukkan tiga surat yang sudah dikirim Agraska berturut-turut setiap malam. "Agar selalu kasih surat buat Bulan tiap malam, tapi ini baru Bulan buka pagi-pagi. Lucu gak--"

Rembulan tak melanjutkan perkataannya saat ia teringat jika Alvaro pernah melarangnya berhubungan lebih jauh lagi dengan Agraska

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rembulan tak melanjutkan perkataannya saat ia teringat jika Alvaro pernah melarangnya berhubungan lebih jauh lagi dengan Agraska. Lalu, Rembulan juga menyetujuinya 'kan? Dengan ragu, Rembulan menarik kembali ponselnya dan terkekeh canggung. Tangannya kini bergerak mengambil segelas susu yang belum ia habiskan. 

Alvaro mengelus puncak kepala Rembulan saat tahu reaksi yang kontras dengan senyumannya tadi. Sebenarnya, Alvaro kesal karena Agraska masih tetap menghubungi Rembulan sampai malam hari, bahkan memberikan hal-hal yang tak pernah ia berikan. Hanya saja, Alvaro lebih kesal jika senyuman Rembulan lenyap karena dirinya. 

Mengesampingkan peringatannya dulu, Alvaro tersenyum. "Gak papa. Lagian kata-katanya juga baik buat Bulan," ucap Alvaro membuat Rembulan kembali menoleh padanya dengan cepat.

"Eh, Kakak gak marah?" tanya Rembulan dengan susu yang menghiasi bagian atas bibirnya membuat Alvaro terkekeh.

"Gak papa. Soalnya gak ada kata-kata keramat." Alvaro membawa tisu dan segera membersihkan bibir Rembulan dengan itu. Kata-kata keramat yang ia maksud adalah 'gombalan maut' para lelaki. Selama dalam surat tak ada kata-kata bucin dan sebagainya, Alvaro tak akan menyuruh Rembulan untuk menghapusnya. 

Dilihat dari surat yang dikirimkan dalam bentuk foto bergambar itu, Alvaro jadi lebih berpikir lagi bahwasannya Agraska benar-benar tahu apa yang Rembulan butuhkan. Seperti melarangnya begadang, tidak banyak memikirkan hal berlebihan, dan hal lain yang benar-benar tak bisa Alvaro lakukan sendiri karena terhalang kata gengsi. 

Awan untuk RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang