cabul?

11.5K 1K 34
                                    

Harris yang sedang mengambil bumbu sedikit berjinjit karna rak nya sedikit tinggi dan itu membuat bajunya agak terangkat sedikit dan Arion melihat pinggang Harris secara tidak langsung. Rion hanya cuek dan duduk di meja makan, menunggu makana dihidangkan.

Setelah makanan siap dan semuanya sudah makan bersama di meja makan yang di penuhi dengan obrolan.

"Oh ya key nanti kamu bantu Harris buat nyari pakaian ya? Dia belum ada baju soalnya." Celetuk Arion sebelum dia menyuap nasi goreng itu kemulutnya.

"Oh okee" balas key

10.09 Harris dan key mulai bersiap untuk belanja baju untuk Harris. Key mengeluarkan mobilnya dari garasi dan mengklakson Harris mengisyaratkan untuk masuk ke dalam mobil. Harris masuk ke dalam mobil, dan key mulai menarik rem tangan dan mobil itu mulai melaju keluar rumah menuju sebuah butik.

10.30 mereka sampai dan turun dari mobil, key mengunci mobil nya kemudian masuk bersama Harris ke dalam butik itu.

Mereka masuk dan pelayan toko itu menyambutnya.

"mbak tolong Carikan pakaian untuk laki laki di sebelah saya, simpel tapi elegan ya mbak jangan norak" katanya kemudian duduk di salah satu kursi dekat dengan ruang ganti baju sementara Harris di bawa mbak mbak itu untuk mencari baju yang pas untuknya.

Harris keluar dengan pakaian yang di rekomendasikan oleh mbak mbak penjual, Harris berdiri di depan key untuk meminta dirinya agar memberitahunya apakah baju ini cocok di tubuhnya.

"Cocok kok yaudah bungkus aja mbak semua yang sudah di rekomendasikan" kata key kemudian berjalan ke arah kasir di susul Harris yang Mengganti baju sebelumnya dan membawanya ke arah kasir.

Key mengeluarkan kartu kredit nya yang baru saja di transfer oleh Rion kemudian membayar semua total itu dan mereka keluar dari toko itu.

Key masuk dan mengendarai mobilnya dengan Harris di sampingnya. Mereka berbincang bincang sesekali juga key merekomendasikan beberapa toko baju yang menurutnya bagus.

"Ah soal belanjaan tadi nanti kalau gaji ku udah turun aku tf ya key" kata Harris, dia merasa tidak enak karna key yang membayarnya.

"Aman aja Caine si bapak yang ngasih kok dia bilang ga usah di ganti" kata key Harris yang merasa tidak enak kini hanya mengiyakan perkataan key kemudian tidak sadar bahwa mereka sudah sampai rumah.

Setelah sampai di rumah key memakirkan mobilnya di garasi, mengunci mobil itu dan masuk ke dalam rumah bersama Harris yang membawa kantong belanjaannya. Harris masuk ke dalam rumah dan pamit pada key untuk mencoba beberapa baju barunya untuk di pakai hari ini.

Key hanya mengiyakan kemudian Harris masuk ke kamarnya dan mencoba salah satu bajunya yang di belikan oleh Rion, Harris berkaca di kaca kamarnya sesekali mencoba mencocokan dirinya dengan baju itu. Saat Harris sedang asik mencoba baju bajunya suara telfon masuk dari ponselnya, Harris berjalan ke arah nakas yang berada di kamarnya dan menjawab panggilannya.

"Harris datang ke kantor untuk rapat dan sekalian laporkan penyelidikan mu selama ini. Saya mau ngomong serius sama kamu." Suara telfon masuk itu nomor atasannya.

"Dimengerti."

Setelahnya telfon itu matikan, Harris bersiap siap dan keluar kamar, Harris meraih gagang pintu keluar rumahnya saat dirinya ingin mendorong gagang pintu itu dia terlebih dahulu dihadiri seseorang dengan tubuh tinggi berambut ungu.

"Mau kemana?"

"Ada rapat detektif.."

"Ow jaga mulut Lo di sana inget. Yaudah tar kalau udah pulang call gw aja nanti gw atau anak gw yang jemput. Ga usah naik taksi pulangnya"

Harris hanya mengangguk dan berjalan keluar rumah, segera dia membuka ponselnya untuk memesan taksi online. Setelah taksi itu sampai Harris menaiki mobil dan mobil mulai berjalan menuju tempat yang tunjukan.

Taksi sampai di sebuah gedung besar, Harris turun dan memberikan beberapa lembar uang kepada pengemudi taksi dan mulai berjalan memasuki gedung besar itu.

Harris sampai di salah satu ruangan yang sangat besar di lantai 7. Harris mengetuk pintu itu dan beberapa orang dari agensi detektif juga ikut dalam rapat itu. Harris duduk di salah satu kursi kemudian rapat di mulai.

Saat rapat sedang berlangsung, atasannya Harris menatap Harris dengan tajam dan memangil namanya.

"Harris caine. Di mana kamu saat saya berbicara di radio kenapa tidak menjawabnya setelah saya menyuruh kamu untuk mengintrogasi transaksi persenjataan ilegal itu?" Katanya tatapannya mengintimidasi menatap Harris dan menunggu jawabannya.

"Radio saya mati saat sedang menjalankan tugas. Kondisi cuaca juga saat itu tidak menentu saya kehilangan beberapa barang saya termasuk radio saya karna pada saat itu saya sibuk untuk mencari tempat bersembunyi." Jawab Harris menatap mata atasan nya.

"Baiklah.. bagaimana dengan penyelidikan nya?"

"Negatif. Saya sempat terlihat di sana.. saat ini saya sedang mencari tempat yang aman dari pencarian mereka."

"Serius? Sudah seminggu saya menurunkanmu untuk menjalan misi ini. Apa ada informasi lain?"

"Untuk saat ini saya hanya mengetahui tempat mereka bisanya transaksi dan kendaraan yang mereka gunakan."

"Nice info. Dalam jangka waktu 2 hari lagi saya akan menurunkan kamu ke misi menangkap komplotan penyebar narkotika bersama Ruki dan beberapa polisi saya turunkan untuk ikut membantu. Bisa di pahami?"

"Dimengerti."

Setalah 3 jam rapat itu berlangsung akhirnya rapat itu selesai dan semua orang sudah keluar dari ruangan kini di ruangan itu hanya tersisa Harris dan atasannya. Harris yang sedang memasukan beberapa barang barangnya di hampiri oleh atasannya.

Atasannya berjalan ke belakang tubuh Harris dan memojokkan ke meja yang berada di depan Harris.

Harris yang merasakan ada yang janggal langsung mengbatin dalam dirinya mengutuki si atasan, seperti 'bangsat mau
Ngapain ni si monyet' 'geli banget anjg jauh jauh asu' sebelum dirinya menengok kepala si atasan nya sudah berada tepat di samping lehernya. Harris yang merasakan nafas yang mulai meniup lehernya mendorong atasannya agar menjauh darinya.

"Pak jangan macem macem."

"Kenapa? Jam kerja kan sudah habis lagaian kamu lama banget penyelidikan nya.. saya kangen ngeliat wajah kamu di kantor"

"Pak ingat istri di rumah."

Atasannya yang mendengar kata itu langsung menjauhkan kepalanya dari leher Harris dan melepas kukungannya dari Harris.

"Jangan angep serius saya cuma ngetes kamu doang." Kata atasannya

Harris hanya diam dan segera keluar dari ruang rapat dan menuruni lift berjalan menuju pintu keluar kantor. Jantung nya berdetak kencang karna kejadian tadi. Tubuhnya juga bergetar karena aksi si atasan.

"Cabul banget bangsat" katanya mencoba menenangkan diri dan membuka ponselnya mencari nomor Rion.

Detective Or Wife?Where stories live. Discover now