malam di tol kanan.

6K 742 219
                                    

15 tahun berlalu setelah perjalanan panjang umur mereka bertambah tua setiap tahunnya inilah yang di rasakan Mia dan Todo yang baru saja menginjak usia 15 tahun.

Suara conveti serta nyanyian selamat ulang tahun di nyanyikan oleh kakak kakaknya dan Rion serta Caine mengelus dua anak berambut putih itu.

"Selamat ulang tahun Mia dan Todo, jadi anak baik terus ya? Mami sayang banget sama kalian" ucap Caine mengangguk lalu memberikan dua buah kado untuk anaknya, "makasih mami!!" Seru kedua anak itu kemudian tangan mereka membuka kado yang berikan oleh sang mami.

"Woahh!! Dress yang Mia mau! Makasih mami!!" Anak itu memeluk sang ibu sebelum bibirnya mendarat di pipi ibunya

"Sama sama sayang, jaga diri kamu ya makan yang teratur jangan sampai sakit lagi kaya kemarin" Caine ikut mengecup pipi kanan Mia dan di balas senyuman manis dari anak itu.

"Okey Mia janji!!" Katanya jari telunjuk itu dia sondorkan ke maminya agar mereka bisa membuat janji bersama.

"Janji ya sayang?"

"Iya mi!"

Kedua kelingking itu saling melingkar di jari masing masing, Caine menatap anak perempuannya yang sudah beranjak dewasa setiap tahunnya. Jujur saja Caine merindukan saat mereka bermain di pantai saat itu.

Selesai mereka berjanji kini Todo datang ke maminya dan memeluk tubuh maminya, Caine tersenyum dan mengelus rambut Todo sebelum anak itu berbicara "makasih mama." Katanya suara serak anak itu terdengar di telinga Caine, "sama sama sayangku" ucap Caine kemudian Caine mengelus punggung anak itu dan di balas pelukan lebih erat oleh anak itu.

Todo melepas pelukannya dan melihat papinya menunggu anak anaknya memeluk dirinya, merasa sepasang mata melihat Rion orang itu tersenyum pada anaknya yang sedang berjalan menuju papinya namun di dahului dengan Mia yang berlari memeluk sang papi hingga Rion sempat jatuh terduduk di lantai.

"Selamat ulang tahun anak anak papi, sehat sehat ya nak? Jaga diri kalian kalau papi sama mami udah ga bisa jaga kalian secara fisik maupun non fisik. Jangan lupain keluarga ya terutama kakak kakak kalian yang terlebih dahulu ngerasain hidup dari pada kalian berdua, belajar dari mereka ya sayang? Papi sama mami ga selamanya bisa melindungi keluarga ini maupun kalian." Ucap Rion tangannya mengelus rambut Mia yang mulai menangis di pelukan sang papi hingga Todo ikut memeluk papinya.

"Papi jangan gitu..." Suara isakan yang bisa Rion dengar dari Mia yang kini memeluk dirinya.

"Papi Todo bakal jadi garda terdepan buat keluarga ini sama Abang gin, Mako dan riji biar keluarga ini aman!" Kata Todo, ya memang anak kecil itu masih berpikir Abang abangnya akan terus bersama mereka dan tidak memikirkan adanya kematian setiap orang di dunia.

Di balas anggukan oleh Rion dan mereka sekeluarga berpelukan bersama, Caine mengelus rambut Mia yang menangis setelah mendengar perkataan papinya, Caine berusaha menenangkan anak itu hingga tak sadar Mia tertidur di pelukan Caine.

Hingga malam kini tiba seperti biasa keluarga itu makan malam di ruang makan sampai Rion mendapat telfon oleh klien nya.

Rion segera pamit dari keluarganya namun ujung baju Rion berasa di tarik seseorang tepatnya di tarik Caine sekarang.

"Ikut" satu kata yang keluar dari bibir mungil istrinya, Rion tersenyum dan mengangguk tanda setuju istrinya ikut.

Mereka akhirnya melakukan transaksi bersama. Membawa mobil besar yang di kemudikan oleh karyawan Rion di rumah, sedangkan rioncaine menaiki mobil AMG milik Rion.

Mobil mereka melewati tol kanan tepatnya saat mereka ingin ke daerah paleto Rion di berhentikan oleh satu mobil hitam.

"Pak turun dulu pak." Ucap orang itu, Rion memberikan aba aba pada truck berisi senjata agar mengambil jalan putar dan biar Rioncaine menghadapi pembegalan ini.

Rion turun dari mobil dan mengunci mobilnya, "kenapa?" Tanya rion pada orang itu.

"Gapapa, btw bawa senjata tuh"

"Terus urusan nya sama situ apa?"

"Santai dulu pak, saya cuma mau silaturahmi aja"

"Oww"

Setelah mengatakan itu dua orang yang memakai masker menembak paha Rion, "bangsat." Rion segera memasuki mobilnya sebelum orang itu mengejar dirinya Rion terlebih dahulu langsung tancap gas keluar paleto.

Caine melihat darah mengucur di paha Rion, Caine menutup luka itu mengunakan telapak tangannya.

Rion melihat reaksi istrinya ikut menaruh telapak tangannya di atas tangan Caine "i'm okey" katanya sebelum mobil orang asing tadi menghantam mobil Rion hingga membuat Rion banting stir menabrak tepi gunung.

"Sayang pegangan ya?" Kata Rion, Caine mengangguk jujur saja kalau boleh menangis dirinya ingin menangis saat ini melihat darah rion mengotori mobil mereka.

Rion mengeluarkan senjatanya dan berhasil menembak ban serta kaca orang asing itu, Rion memakirkan mobilnya serta menguncinya memberikan Caine aman di dalam kemudian Rion yang sudah tersulut emosi pada dua orang itu membuka mobil orang asing sebelum pandangannya beralih melihat truck silver menghantam mobil yang berisi Caine di dalamnya. "BRENGSEK" kata yang di ucapkan Rion sebelum menembak habis orang orang di dalam mobil.

Rion berlari pincang ke arah mobil yang berisi istrinya, terlihat mobil itu sudah 50% remuk di hantam truck itu, jantung Rion benar benar berdetak sangat kencang saat ini mata nya menangkap bayangan sang istri yang sudah terkulai lemas di dalam.

Saat Rion ingin menghancurkan kaca mobil dirinya terlebih dahulu di pukul mengunakan baseball bat oleh seseorang dari belakang.

Pandangannya menghitam dan lama kelamaan tubuhnya jatuh ke tanah. Orang itu tersenyum melihat Rion yang tergeletak di tanah kemudian dirinya memecahkan kaca mobil dan membawa jasad Caine lalu pergi meninggalkan tkp.

Suara sirine polisi mulai mendekat namun polisi sangat terkejut melihat daerah tol kanan ada seseorang yang tergeletak di tanah serta mobilnya yang hantam oleh truck.

Marcel yang tau itu mobil milik siapa setelah melihat plat nomor milik Rion langsung menghampiri Rion yang tergelatak di tanah. Marcel gemetar melihat darah di mana mana kemudian Marcel izin di radio bahwa orang ini adalah keluarganya dan izin memangil anak anaknya.

Anak anak yang awalnya sedang asik bermain hingga ponsel milik krow berbunyi dan ada kontak Marcel yang menelponnya di sana. Krow mengangkat telfon itu dan mendengarkan perkataan Marcel.

"HAH?!" Satu kata yang berhasil melihat orang rumah melirik ke arahnya termasuk Todo dan Mia, krow langsung mematikan ponselnya dan menyampaikan berita orang tua mereka sudah tiada di tol kanan.

Semuanya sudah pasti kaget mendengar itu apalagi key dan Mia anak yang paling dekat dengan mama dan papi mereka. Semuanya panik namun riji berusaha menenangkan mereka walaupun hatinya saat ini berteriak agar dirinya saja yang mengantikan posisi mereka jika bisa dari pada papi dan maminya yang harus meregang nyawa.

Namun permintaan untuk tenang dari riji di bantah oleh Mia yang sudah sesegukan menangis di ruang tamu itu, riji mengerti akhirnya mereka menaiki mobil bersama menuju tol kanan.

Setelah sampai mereka buru buru turun dari mobil dan menghampiri Rion yang sedang di amankan oleh medis, mata Mia melihat mobil yang di kendarai papinya remuk di pinggir gunung dirinya membayangkan bagaimana mobil itu terbang setelah di hantam oleh mobil lain. Anak anak langsung menghampiri papinya, sempat di larang oleh tenaga medis namun mereka trabas demi melihat kondisi papinya dengan darah yang mengalir dari kepalanya serta pahanya.

Mia dan Todo menangis melihat kondisi orang tua mereka saat kata yang di ucapkan Rion sebelumnya saat mereka masih berada di rumah dengan aman. "Jaga diri kalian kalau papi sama mami udah ga bisa jaga kalian secara fisik maupun non fisik. "
"Papi sama mami ga selamanya bisa melindungi keluarga ini maupun kalian"

Kata itu terus berputar membuat kedua anak itu terus terusan menangis hingga terbatuk batuk.

Terutama key yang sudah pusing karena menangis matanya seperti melihat kunang kunang yang lama lama menggelap dan dirinya jatuh pingsan setelah melihat darah menghiasi tubuh sang bapak.

Namun gin menyadari sesuatu tepatnya di mana mayat Caine?....

End.

Detective Or Wife?Where stories live. Discover now