final chapter.

8.5K 922 146
                                    

00.00 suara alat operasi masih terdengar hingga luar ruangan, tepat pada bulan ke 9 kehamilan Caine kini dirinya melahirkan.

Anak anak menunggu di luar sedangkan Rion menemani sang istri di dalam. Caine memegang Rion erat erat tubuhnya bergetar tegang dengan suara ECG terus berbunyi, perlahan pegangan tangan Caine melemas bius mulai di suntikan di tulang belakang tubuhnya kemudian dokter memakai sarung tangan steril dan siap melakukan operasi sesar.

1 jam berlalu dengan segala kata dan ucapan yang Rion ucapkan agar istrinya tetap tenang seakan akan dirinya memberinya tameng tambahan pada sang istri.

"Don't worry im here. Sabar ya sayang sebentar lagi, satu lagi anak kita keluar."

Caine hanya diam, suara pisau serta gunting operasi terus terdengar di ruang operasi itu serta suara daging di gunting bukanlah hal biasa di sana. Rion mengelus rambut merah itu yang sudah basah dengan keringat nya, padahal Rion merasakan suhu udaranya lumayan dingin di ruang operasi itu. Berkali kali di kecup kening si rambut merah serta memegang tangannya dengan erat,

1 jam berlalu, suara tangisan bayi terdengar saat di angkat dari gumpalan daging itu. Suster membawa bayi itu dan di bersihkan, sebenarnya itu baru 1 bayi yang keluar masih ada satu bayi lagi di dalam. Caine menghembuskan nafasnya panjang kemudian di genggamnya tangan suaminya dan merasakan tangan Rion bergetar setelah mendengar suara bayi memenuhi ruangan.

Selesai di bersihkan bayi itu di taruh di sebuah inkubator di ruang operasi. Di susul setelah beberapa menit anak itu bersih kini satu lagi berhasil di lahirkan. Di bersihkan kembali anak kembar itu, sementara sang ibu melakukan sesi jahit menjahitnya.

Ekspresi Caine kini berbeda dari yang tadi, seperti kesakitan menahan jarum melewati kulit kulitnya bersamaan dengan benang yang mengikat kulit satu sama lain.

Akhirnya dalam kurung waktu 3 jam operasi selesai. Caine di pindahkan ke ranjang yang lebih bersih dari yang tadi, setelah selesai Caine di bawah ke ruang inap.

Di dorongnya ranjang itu ke luar ruang operasi dan di sambut anak anak yang menunggunya dari luar ruangan, souta lah yang langsung menyusul ranjang itu paling depan tepat di samping ranjang caine hingga sampai di ruang inap.

Disusul dengan anak anak yang lain masuk ke kamar inap Caine, mereka mulai mendekati Caine di samping ranjang dan garin yang iseng sedikit membuka selimut yang di pakai Caine namun di tutupnya kembali selimut itu.

Souta yang melihat tingkah Garin lantas menanyakan apa yang di lihatnya.

"Liat apa lu?"

"Buka aja coba.."

"Hah?"

Souta penasaran ikut membuka sedikit ujung selimut itu, namun segera menutupnya kembali dan menatap Garin.

"Liat perban itu?" Kata garin

"Banyak banget darah sisanya..."

"Jangan di sebut, aku ngilu.."

"Gila serem banget.."

Caine melihat tingkah anaknya menahan tawanya, jujur saja mungkin kalau dirinya ketawa jaitan itu akan lepas lagi dan dia harus mengulangi sesi penyiksaan jahitan itu kembali..

"Kenapa Garin souta? Mau liat lebih detail kah?"

"Gak.."

Yang lain ikut tertawa melihat tingkah adik mereka, hingga gin nyeletuk

Detective Or Wife?Where stories live. Discover now