woi dia laki gue!

6.8K 815 116
                                    

"apa lagi yang mau di beli mi?" Tanya rion, tangannya terus mendorong troli belanjaan mengikuti caine di depannya tepat di rak Snack anak anak.

Caine tak menjawab tangannya mengambil beberapa popcorn untuk menonton film nanti bersama anak anak di rumah, caine terus berjalan hingga ke sebuah rak sayuran.

Caine meraih salah satu sayuran dan menaruhnya ke troli, Rion yang melihat sayuran itu lantas mengambilnya dan bertanya mau di buat apa ke caine.

"Ini mau di buat apa mi?"

"Woku"

'YESHH' sorak Rion bangga pada istrinya karna sebelum nya dia sempat di siksa oleh istrinya seperti: udang goreng saus coklat, dendeng saus strawberry, nasi Padang pake eskrim.. dan parahnya itu Rion yang harus makan.

Rion dengan semangat yang membara langsung memborong beberapa bungkus daun kemangi ke troli. Caine hanya tertawa dan melanjutkan ke bagian ayam ayam segar.

Selesai dengan per ayam an kini waktunya untuk membayar ke kasir, dengan caine berada di sebelah Rion yang sedang membayar belanjaan mereka.

Samar samar caine mendengar bisikan dari antrian belakang mereka, caine melihat ke belakang dan benar saja ada dua orang wanita yang berbicara sambil melihat ke arah Rion.

Rion yang tidak sadar hanya fokus pada belanjaan mereka dan caine yang mendengar itu mengerutkan alisnya tak suka.

"Ih ganteng ya"

"Iya! Liat deh dompetnya juga tebel siapa yang ga mau coba? Kira kira dia buka lowongan sugar baby ga ya.."

Satu tangan caine perlahan melingkar di pinggang Rion yang sedikit lebih tinggi darinya, caine menggenggam baju Rion erat dan menunjukan jari tengah nya di belakang seolah olah pria berambut unggu itu hanya miliknya seorang.

Dua wanita yang sibuk membicarakan Rion menatap kaget dengan perilaku caine tiba tiba serta acungan jari tengah dari si rambut merah.

"Walah gei rupanya."

Sudahlah mereka menyerah kira kira itulah yang harusnya mereka rasakan, Rion sebenarnya sadar dengan apa yang di bicarakan dua wanita itu terhadap dirinya namun dirinya memilih diam dan melihat apa yang di lakukan caine.

' THATS MY BOY!'

Selesai belanja satu tangan rion mendorong troli berisi beberapa dus belanjaan mereka dan satu tangannya mengelus rambut merah caine.

Rion bangga dengan perilaku caine tadi, tangannya terus mengelus rambut merah caine yang halus sambil berjalan menuju mobil.

Kini mobil berjalan menuju rumah, satu tangan Rion menggenggam tangan caine dan di antarkan tangan mulus putih itu ke persneling.

"mau rumah, pulau atau kapal?" Tawar Rion tiba tiba yang jelas membuat caine syok berat.

"Kok tiba tiba?"

"Gapapa. Pilih dong"

"Ga mau apa apa tapi.."

"Apa sayang? Ngomong aja"

"Kamu."

' THATS MY BOY! '

"Sure."

Kecepatan mobil semakin kencang hingga tak terasa sudah sampai di depan pager rumah. Rion dan caine masuk ke dalam dengan Rion yang terburu buruk menarik tangan caine ke lantai atas.

Tangan caine di tarik hingga si empu sempat mengaduh sakit namun dirinya harus pasrah karna ini ulahnya sendiri tdi..

Sampai kamar Rion langsung melempar caine ke kasur dan mengunci pintu, Rion berjalan sambil melepas jaketnya dan menindihi tubuh mungil caine.

Nafas nya memburu dan caine meneguk ludahnya sendiri melihat sesuatu sudah bangun di sana.

Namun saat mereka ingin bercumbu mulut ke mulut caine segera bangkit tergesa gesa dari kasur menuju ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

Rion yang panik segera menghampiri caine dan memegang bahunya menanyakan apa yang terjadi.

"Sayang?! Kamu gapapa??"

"Keluar dulu"

"Loh aku panik tau!"

"Keluar dulu Rion!"

Rion yang pasrah akhirnya keluar dan duduk di tepi kasur menanti caine keluar dari kamar mandi.

Sekitar 3-5 menit caine belum kunjung keluar dari kamar mandi yang membuat Rion panik adalah caine tidak bersuara sama sekali di dalam.

Baru saja di bicarakan sosok berambut merah keluar dari kamar mandi dan langsung melempar handuk dari kamar mandi ke muka Rion.

Rion yang kaget dengan perlakukan caine yang tiba tiba melemparnya dengan handuk serta suara tangisan dari caine mulai terdengar di telinganya.

"Aku bilang pake pengaman kalo itu! Aku..." Caine menutup wajahnya dan berjongkok, suara tangisan nya mulai terdengar semakin kencang dengan suara ingus mulai menghiasi tangisan itu.

Rion berjongkok dan membelai rambut caine berusaha agar istrinya tetap tenang dan mau menjelaskan apa yang terjadi.

"Cup cup cup. Kenapa sayang jelasin pelan pelan.."

Setelah Rion mengucapkan itu caine langsung menyodorkan sebuah alat panjang.

Rion memerhatikan alat itu dan ekspresi nya berubah menjadi kaget. Berkali kali dia lihat alat itu dan caine.

 Berkali kali dia lihat alat itu dan caine

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

..........

Perlahan ruangan menjadi sunyi sebelum caine memukul dada Rion

"Eh iya iya! Ini kamu serius?!"

"Emangnya alat itu bisa boong??"

"Caine..."

Caine memeluk tubuh Rion dan mengelap seluruh ingus serta air matanya sekaligus melepas rasa bahagia pada suaminya. Rion masih menatap alat testpack bertuliskan 'pregnant' di sana.

Rasa bahagia mulai memuncak dari Rion yang langsung mendekap caine dengan erat sambil mengucapkan kata kata manis dari mulutnya.

"Thank you sm caine."

Caine tak menjawab tapi kepala nya menganguk tanda iya darinya. Beberapa menit saat momen Hura Hura satu kalimat dari Rion membuat momen itu menjadi panas.

"Keren ya goyangan mu langsung jadi"

"PALA BAPAK KAU LAH" caine mendekap wajah Rion mengunakan handuk yang dia gunakan tadi untuk melempar ke Rion namun di balas tawaan kencang dari rion.

TBC.

EKHEM EKHEM DUA KATA DARI GUE "CIE PAKMIL"

Detective Or Wife?Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon